16 - 8: Keluh Kesah Ratu

498 26 4
                                    

Lima anggota Keluarga Ansong Kim tengah berkumpul di Biro Peperangan Istana, termasuk Kim Byeongin, untuk membicarakan perihal ‘peristiwa’ yang belum lama menimpa rekan mereka; Kim Seokgeun

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Lima anggota Keluarga Ansong Kim tengah berkumpul di Biro Peperangan Istana, termasuk Kim Byeongin, untuk membicarakan perihal ‘peristiwa’ yang belum lama menimpa rekan mereka; Kim Seokgeun.

Dengan gentar, Kim Byunghak bicara, “Aku tak sangka mereka memiliki bukti sebanyak itu, hingga bisa mendepak Penasihat Kim. Ah, ini—Aku yakin, Catatan Rahasia kini berada di tangan mereka!”

“Jika begitu, perang yang sesungguhnya akan segera dimulai,” dan Kim Byeongin tak akan membiarkan selain dirinya memenangkan peperangan itu.

“Apa?” Kim Byunghak tertegun.

“Kita mesti memulai ‘pembersihan’ dengan pertumpahan darah besar-besaran. Dan jika Anda sekalian tidak ingin hancur dikarena hal ini, lupakanlah keserakahan dan bersiaplah untuk menumpahkan darah kalian.”

“Menumpahkan darah, katamu?” Kim Byunghak sama sekali tidak mau siap.

“Barangsiapa, di antara golongan kita, yang sempat mendudukkan sanak atau kerabatnya di kursi kenegaraan,” Kim Byeongin berencana, “buat seolah mereka mundur secara sukarela dari jabatan yang didudukinya. Jika ada yang menyimpan harta benda milik rakyat, lekas kembalikan. Segalanya harus dikerjakan dengan baik, jangan ada kesalahan. Jika ada seorang saja di antara kita berlima yang tertangkap dalam siasat pembersihan ini, bersiaplah; orang tersebut akan dipersalahkan atas segalanya.”

Semua orang terhenyak.


















“Tanpa sokongan Ansong Kim pun kekuatan Kim Byeongin semakin menjadi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Tanpa sokongan Ansong Kim pun kekuatan Kim Byeongin semakin menjadi.” Cheoljong juga tengah membicarakan siasat dengan Hong Byeolgam dan Pangeran Yeongpyeong di Biro Persenjataan.

“Aku sungguh merasa buntu,” desis Hong Byeolgam.

“Bagaimanapun kita mesti menemukan ‘kesalahan’ Kim Byeongin,” usul Pangeran Yeongpyeong.

“Kim Byeongin ada mengisi kursi kenegaraan dengan seorang kerabat, tapi, permasalahannya, itu hanya bisa diadili jika terbukti ada imbalan, sedang orang ini tampaknya tak menerima apa pun.” Itulah yang membuat Hong Byeolgam buntu.

MR. QUEENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora