04 - 3: Segalanya Selalu Bisa Sempurna

194 14 1
                                    

Tuanku Kim Mungeun sangat bangga akan dinobatkan sebagai Komandan Jaga Istana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuanku Kim Mungeun sangat bangga akan dinobatkan sebagai Komandan Jaga Istana. Dia telah tiba di Biro Penjagaan Istana dengan topi serut berbulu meraknya.

“Anda sudah tiba, Tuanku?” Pangeran Yeongpyeong datang menyapa.

“Ini akan menjadi hari terakhirmu, bukan, Pangeran Yeongpyeong? Ah, sedih sekali rasanya,” ucap Tuanku Kim Mungeun, bergembira.

“Tidak,” jawab Pangeran Yeongpyeong, tenang, “saya yakin, Anda tentu dapat bekerja lebih baik dibanding saya,” katanya, memuji.

Kemudian datanglah seekor kuda, dan Tuanku Kim Mungeun amat terpesona, “Ah, rupawan sekali kuda ini,” decaknya, kagum.

“Yang Mulia Raja menghadiahkannya untuk Anda, sebagai Komandan Jaga Istana. Mari, silakan dinaiki,” Pangeran Yeongpyeong menyilakan.

“Ey, tak usah. Sudah lama aku tidak berkuda. Terlebih, aku pun belum betul-betul dinobatkan sebagai Komandan Jaga. Lain kali saja aku mencobanya,” kata Tuanku Kim Mungeun, bukan tak percaya diri.

Hong Byeolgam muncul sembari menyanjung, “Oh, Tuanku, silakan saja Anda naiki kudanya."

“Siapa ini?” tanya Tuanku Kim Mungeun, pada Pangeran Yeongpyeong.

Hong Byeolgam memperkenalkan diri, “Oh, salam. Saya sahabat karib Yang Mulia Raja. Di mata para pelayan, saya adalah satu dari lima pria paling menawan di istana ini—”

“Anda tidak perlu mengenalnya, Tuanku,” kata Pangeran Yeongpyeong, agak kikuk.

“…. yang Pangeran Yeongpyeong ini pun tidak termasuk di dalamnya,” Hong Byeolgam melanjutkan.

“Omong-omong,” Hong Byeolgam bicara lagi, “tampaknya Anda tidak pandai berkuda ya? Kuda ini terlalu tinggi. Bisakah Anda menaikinya dengan kaki yang pendek itu? Hohohoh.”

Tentu saja Tuanku Kim Mungeun tersinggung karenanya. Pun, dengan Pangeran Yeongpyeong, yang agak menganga atas komentar Hong Byeolgam tadi.

Tuanku Kim Mungeun mendebat, “Apa katamu? Jangan salah. Ketika masih muda, aku ini bahkan tidak perlu berpegangan saat berkuda. Aku tak pernah gentar, hingga bisa tertidur di atasnya dan bermimpi.”

Hong Byeolgam berbatuk tak percaya.

“Aih. Baik, jika kau tak percaya. Peganglah ini, akan kuperlihatkan padamu.” Tuanku Kim Mungeun menyerahkan pedangnya pada Hong Byeolgam, lantas berseok-seok memanjati kuda. Dia tidak begitu kesulitan saat menaikinya, tapi rupanya dia duduk terbalik; menghadap ke bokong kuda alih-alih lehernya. Sedikit kikuk, dia pun memutar memperbaiki posisi duduknya itu.

“Lihat ini. Mudah saja, bukan, kelihatannya?” kata Tuanku Kim Mungeun, berbangga diri. Tapi, tiba-tiba, BUK dan “EUAAARNGK!” kuda meringkik karena pantatnya sengaja dipukul oleh Pangeran Yeongpyeong. Tanpa komando, kuda ini pun bergerak pergi, ‘membiarkan’ penunggangnya tak berpegangan dan terkulai-kulai hingga akhirnya terguling jatuh kesakitan.

MR. QUEENWhere stories live. Discover now