03 - 1 : Prolog

201 19 1
                                    

Bonghwan berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Bonghwan berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan. Dia terduduk tak bersenjata, sedangkan lawannya menjulang bersama sebilah pedang. Keduanya sedang sama saling waspada.

Raja Cheoljong membatin, Apa saja yang dia dengar? Aku akan tahu, harus membunuhnya atau tidak dari hal pertama yang dia ucapkan. Jika dia memohon ampun dan minta diselamatkan, aku akan membunuhnya, karena itu artinya dia mendengar semuanya.

“Kau!” Bonghwan berseru dengan berani, “Kalau kau membunuhku, kau akan MENYESAL seumur hidup,” lalu dia mengacungkan seikat perak dan melemparnya dengan sembrono ke tanah. Ini agak mengherankan menurut Raja Cheoljong, karena seharusnya bukan begini reaksinya.

Setelah itu, Bonghwan mundur-berdiri dan menjatuhkan dua ikat perak lagi dari kantong uangnya di perut, satu kantong lainnya lagi di pinggang, lalu di kaus kaki, dan Raja Cheoljong pikir, Apakah dia sedang mengulur waktu? SSSLNG, dia menghunuskan pedangnya lagi pada Bonghwan.

“Eh, eh? Kenapa nih? Kau bukan rampok ya? Ish, memangnya kau itu tahu siapa aku?! AKU!”

Tentu kau akan mengaku sebagai ratu, pikir Raja Cheoljong, tapi—

“…. BERTUGAS di dapur Pasukan Khusus.”

Hah? Ini membuat Raja Cheoljong berpikir lagi.

Lalu Bonghwan bertingkah, “Ayo. Sini, lawan. Pikirmu, semua koki tentara itu sama saja, hah? TIDAK. Koki tentara yang bertugas di dapur Pasukan Khusus itu, bahkan bisa BUNUH HANTU DENGAN PISAUNYA! TAHU, KAU?! Ayo. Aku gak takut kok. Ayo!”

Raja Cheoljong terheran-heran akan lanturan Ratu Bonghwan itu, yang tampak sangat serius dan sama sekali tidak terlihat seperti sedang berbohong. Ketika itu, SSS, NG, SSSNK! Sebilah pedang ‘melintas’ merampas tutup muka Raja Cheoljong dan berakhir menancap di dinding kayu salah satu rumah di sana. Ratu Bonghwan kaget sekali, sementara Raja Cheoljong segera menutupi wajahnya dengan lengan dan berusaha melarikan diri.

Tapi, seseorang datang, mencegahnya kabur. Orang itu menerjang Raja Cheoljong, menumpasnya, dan menantangnya untuk bertarung. Dia tidak tahu pasti mengenai orang yang coba ditantangnya ini, tapi dia yakin betul tentang orang yang perlu dilindunginya dari orang itu. Dia adalah Kim Byeongin, putra angkat Kim Jwageun, yang artinya adalah sepupu dari Kim Soyong, ratu yang Bonghwan ‘pinjam’ tubuhnya untuk sementara waktu. Adegan ini menegangkan sekali di mata Bonghwan.

Kim Byeongin serius melawan siapa pun yang ada di depannya ini. Dia mengayunkan pedangnya lagi dan lagi, menyerang dan menghindar, menepis, berputar, hingga saling berpunggungan dengan Raja Cheoljong yang identitasnya belum berhasil diketahui oleh siapa pun. Kini pertarungan mereka tampak ‘menyenangkan’ di mata Bonghwan.

Kim Byeongin dan Raja Cheoljong saling menahan agar tidak dijatuhkan. Kemudian lesatan pedang dimulai lagi, mereka ‘terbang’ melompati suatu undakan, berpedang lagi; Raja Cheoljong di posisi bertahan dan Kim Byeongin di posisi menyerang, Kim Byeongin berusaha menurunkan lengan Raja Cheoljong dari wajahnya, tapi Raja Cheoljong menghindar dengan berterbang mundur dan menuruni undakan. Dia berada cukup jauh dari Kim Byeongin sekarang, dan tetap menutupi mukanya dengan satu lengan. Kim Byeongin pun tahu, ke mana dia harus mengincar selanjutnya, yaitu wajah.

MR. QUEENOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz