06 - 1: Prolog

248 23 1
                                    

Sungguh wanita yang aneh. Raja sedang memikirkan Ratu, di tengah kuliah ‘Taktik dalam buku Wubei Zhi’, oleh Hong Byeolgam. Bersama perilakunya yang aneh, cara bicaranya pun angkuh dan tak kenal takut. Bersama perilakunya yang liar, terkadang ada kebijakan yang memancar, terkadang ada kemarahan yang menjalar. Mungkin dialah wanita tersulit dimengerti karena sifat kemanusiaannya. Benarkah aku sudah terlambat? Raja melamunkan kemarahan Ratu malam itu, yang menuntut pengertian dan menyalahkan kelambanannya.

“Penjelasan saya sulit dimengertikah?” sela Hong Byeolgam, karena Raja Cheoljong tak merespons dan malah terlihat melamun

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

“Penjelasan saya sulit dimengertikah?” sela Hong Byeolgam, karena Raja Cheoljong tak merespons dan malah terlihat melamun.

“Eh? Apa?” Cheoljong mengerjap.

“Anda sedang memikirkan hal lain, ya? Apa yang dipikirkan sehingga tidak memerhatikan penjelasan buku kesukaan Anda sendiri? Oh, memikirkan Selir Agung, ya, rupanya?” Hong Byeolgam menebak dan memaksa Raja Cheoljong membenarkan tebakannya itu dengan gelitik-gelitik tawa.

“Aku memikirkan Ratu,” ungkap Cheoljong dan, “Eh?” Hong Byeolgam heran.

“Karenanya, berhentilah menggodaku,” Cheoljong menegur, “Ratu pun memang wanita, tapi kau pun tentu tahu, aku tak memandangnya seperti itu.”

Hong Byeolgam paham dan mengangguki sikap Cheoljong, karena menurutnya pun Ratu itu sangat aneh dan tidak mudah ditebak.

“Ratu adalah orang paling tidak masuk akal, sungguh aneh, di antara semua yang pernah kutemui di dunia ini, seolah dia datang dari dunia lain,” pikir Raja, serius.

“Hmm, jika begitu, istilah yang paling tepat untuk menggambarkan Yang Mulia Ratu adalah, ssh, sebentar, sebentar,” Hong Byeolgam berpikir dan Raja mendengarkan.

“’Al’,” sebut Hong Byeolgam, bercerah, “untuk berbeda, dan ‘iyan’ untuk manusia biasa. Aliyan (baca: alien), berbeda dari manusia biasa.” (Pengertian alien yang diambil dari bahasa Tamil. [viva.co.id])

“’Aliyan’?”

“Ya.”

“Hahahahahaha. Cocok sekali. Aliyan. Hmh,” Raja puas sekali akan istilah ‘baru’ itu. Lantas, dia memandang ke luar dan menyadari, dari suara, bahwa sepertinya hujan mulai reda.

“Yah, hujan turun lebat sekali. Semoga tidak ada yang celaka karenanya,” ucap Hong Byeolgam, khawatir. Pun dengan Raja, dia mengkhawatirkan … BRAK, Raja Cheoljong tiba-tiba berdiri.

“Ada apa?” Hong Byeolgam khawatir.

Memikirkan hal buruk mungkin terjadi, Raja Cheoljong buru-buru pergi, berkuda di antara hujan yang masih bersisa. Tidak. Tolong, jangan. Raja Cheoljong memburu ketakutannya.

“Yang Mulia!” Hong Byeolgam berkuda pula, hingga sampailah Raja Cheoljong di depan gerbang istana dan dia berteriak dari masih cukup jauh, “BUKA GERBANGNYA! INI TITAH RAJA!”

“TITAH RAJA!” dan gerbang dibuka, Cheoljong berlari menuju danau, tiba di sana, tapi tak menemukan siapa pun kecuali … sehelai tudung menjuntai di pendopo yang entah milik—

MR. QUEENOnde histórias criam vida. Descubra agora