07 - 3: Lebih dari Sekadar Pelajaran

214 20 1
                                    

“Yang Mulia Raja pergi ke Balai Daejo,” Dayang Oh memberi tahu Hwajin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Yang Mulia Raja pergi ke Balai Daejo,” Dayang Oh memberi tahu Hwajin.

“Ada apa?” Hwajin perlu tahu.

“Yang Mulia Ratu jatuh tak sadarkan diri, lantas Yang Mulia Raja akan merawat langsung semalaman ini.”
Hwajin sangat kecewa juga marah, tapi dia harus menahan diri. Bagaimanapun, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk ini.

Sementara, ‘sebuah benda’ telah ditaruh di sekitar Ratu, tepatnya dikubur di kolong pendopo Balai Daejo. Setelah itu, Pelayan Kang juga menyerahkan sarung bantal yang diambilnya dari kediaman Ratu pada Dayang Han, dan Dayang Han membawakannya pada Ibu Suri. Dia merasa beruntung Pelayan Kang kini bekerja di Balai Daejo, seperti yang diharapkan Kim Jwageun.

Tiba-tiba Hwajin datang. Ibu Suri membolehkannya masuk, dan, ketika masuk, Hwajin agak tercengang melihat ada lebih banyak ‘keperluan’ seperti lilin, wadah dupa, hingga makanan persembahan macam buah persik di altar kuil ini.

 Ibu Suri membolehkannya masuk, dan, ketika masuk, Hwajin agak tercengang melihat ada lebih banyak ‘keperluan’ seperti lilin, wadah dupa, hingga makanan persembahan macam buah persik di altar kuil ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menyadari itu, Ibu Suri berkelit, “Aku sedang mempersiapkan doa besar-besaran. Bukan apa-apa. Mari duduk?”

“Ada yang harus saya sampaikan,” kata Hwajin, tidak duduk.

“Aku sudah dengar,” kata Ibu Suri, “kau meminta Juru Tulis agar menghapus permohonan Pelengseran Ratu.” Ibu Suri agak tidak menyukai tindakan Hwajin itu.

Hwajin bicara, “Tempo hari Anda mengatakan, bahwa tidak perlu mengambil tindakan apa pun.”

“Ya.” Ibu Suri masih ingat itu.

“Lantas, jika saya turut mengambil tindakan, apakah Yang Mulia Ratu akan benar-benar bisa dilengserkan?” Hwajin terlihat sangat terdesak, entah karena apa. Dia benar-benar ingin melengserkan Ratu.

Tentu saja Ibu Suri bercerah mendengar itu. Dia pun berkata, “Jika kau benar-benar ingin turut bertindak, benar-benar ingin maju melawan, maka kau tidak boleh merahasiakan apa pun lagi dariku. Bisakah kau melakukannya?”

“Ya, tentu saja,” Hwajin bersedia melakukan apa pun.

“Jika begitu, beri tahu aku; apakah Raja benar-benar ‘bodoh’ seperti yang terlihat di luar?” tanya Ibu Suri, dan Hwajin … dengan bodoh, memberi tahu segalanya, tanpa ada yang dirahasiakan.


MR. QUEENWhere stories live. Discover now