17 - 3: Gelap Gulita

134 8 1
                                    

Guna mengendalikan emosi dan melatih ketenangan, Hwajin melukis di kediamannya di Bungalo Istana. Dia telah membuat beberapa rumput yang melengkung, kemudian Pangeran Yeongpyeong datang bukan untuk mengganggu. Dia masuk setelah dipersilakan.

Pangeran Yeongpyeong menghormat, dan terlihat jelas ada kerutan kencang di keningnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pangeran Yeongpyeong menghormat, dan terlihat jelas ada kerutan kencang di keningnya. Hwajin pun tahu bahwa, “Kau datang karena cemas rupanya. Saya baik-baik saja, tapi, benar, saya tidak sanggup jika harus mengucap selamat kepada Yang Mulia Raja. Meski begitu, saya harus tetap bertahan.” Pangeran Yeongpyeong tidak setuju ini.

“Saya memasuki istana, tidak lain, adalah untuk menjadi bala bantuan bagi Yang Mulia Raja. Karena, saya pikir, saya bisa memberi beliau ketenangan dengan berada di sampingnya. Tetapi, melihat beliau bersama Yang Mulia Ratu sekarang, rupanya itu adalah salah.” Hwajin sudah tidak bisa lagi menjadi ketenangan bagi Cheoljong. Jika demikian, haruskah dirinya mengambil ‘kesempatan itu’ untuk menggantikan posisi Ratu seperti yang Ibu Suri katakan?

Seketika, Hwajin menjadi serakah. Dia pun, tak biasanya, pergi ke luar istana untuk menemui Jo Manhong. Betapa kaget Jo Manhong melihat kedatangan Hwajin yang tak biasa ini, hingga tertegun.

 Betapa kaget Jo Manhong melihat kedatangan Hwajin yang tak biasa ini, hingga tertegun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Oh. Ada apa, gerangan, Yang Termulia berkunjung ke kediaman saya yang hina ini?” Jo Manhong sangat canggung, juga takut karena dirinya ‘pernah’ berbuat salah.

Hwajin, dengan mata tajamnya, menatap pada Jo Manhong.

“Saya dengar, Anda bersepakat dengan Ansong Kim,” sebut Hwajin, dengan nada marah.

“Itu keputusan golongan—”

“Jangan berani-berani Anda menjual nama baik golongan hanya demi ‘pertaruhan kecil’. Tidakkah Anda ingin bertahan sebagai Penasihat Kaum Kanan?”

“Eh?” Jo Manhong terkejut.

“Berhati-hatilah dalam mengambil keputusan. Jika tidak, melalui ayah saya, saya akan ‘kumpulkan’ semua sanak saudara yang betul-betul memedulikan kemaslahatan Joseon, alih-alih kemaslahatan diri seperti Anda.” Ini sungguh membuat Jo Manhong berpikir keras.


















MR. QUEENWhere stories live. Discover now