Part 18

165 15 0
                                    

Setelah tertidur di pundak paman tadi sore membuat badanku terasa sakit, karna tertidur di posisi yang tidak nyaman dan paman tidak akan membangunkanku atau membenarkan posisiku karna aku adalah type orang yang gampang terjaga dari tidurnya jadi ada pergerakan sedikit maka aku akan bangun dan itu adalah aku.

Saat ini jam menunjukan pukul 9 malam dan saat ini aku, Abang dan Paman sedang berada di Mall ternama di Roma. Aku sudah membeli beberapa sepatu kets yang ku lihat saat berkeliling dan Abang sudah membeli beberapa baju kaos dengan merk ternama.

"Dini gak mau beli tas? Mau ke sana?"tanya Paman menunjuk ke arah toko barang brand yang sangat terkenal.

"gak ah paman, kita keliling dulu ajh"ucapku dan kami pun berkeliling kembali.

Setelah berkeliling aku masuk ke toko barang brand membeli tas untuk kuliyahku nanti, setelah membayar Aku menyusul Paman dan Abang yang sedang menungguku.

"gini kali ya menunggu perempuan belanja, lama banget"ucap Abang membuatku tertawa.

"makanya punya pacar jangan jomblo trus"jawabku membuat paman tertawa dan abang berdecak.

"apa hubungannya"ucap Abang dan kmi pun berjalan menuju pintu keluar karna waktu pun sudah malam.

Aku dan paman akan pulang ke Indonesia tepat besok pagi pukul 5 waktu Itali dengan Jet pribadi milik paman, sedikit sulit meninggalkan kota yang membuatku nyaman selama 1 pekan ini tapi berlariku telah usia dan saat ini waktunya aku kembali pulang dan melanjutkan hidupku bersama Ayah.

Saat sedang menunggu paman mengambil mobil Aku menatap ke arah kiri Mall yang rami akan pendatang, tiba-tiba Aku melihat seseorang yang ku kenal tapi lagi-lagi ku perhatikan lebih jelas takut aku sangat mengenali orang itu.

Orang itu sedang mengobrol dengan lelaki seusia dengan Ayah, tawa itu aku masih sangat mengenalnya dan senyum itu yang ku rindukan. Mataku sudah berkaca-kaca tapi tiba-tiba dia orang itu berlalu masuk mobil membuatku terkejut.

"Ibu tunggu, Bu.."teriak ku berlari memanggil orang yang ku lihat.

Perginya aku membuat bang Arya terkejut bahkan dia mengejarku, Aku mengejar mobil yang membawa Ibu dan beberapa kali ku memanggilnya dengan air mata yang trus mengalir.

"Bu.. Jangan pergi Dini rindu Bu, Ibu.. "ucapku dengn trus mengejar Mobil itu sampai akhir nya aku tersandung dan jatuh.

"Ibu.. Jangan pergi buk"ucapku dengan posisi terduduk jatuh.

"Adekkk.."teriak Arya dari beberapa meter dibelakang ku saat dia melihatku terjatuh.

Abang membangunkan tubuhku dan menatapku yang sedang menangis dengan badan lemas, Abng memelukku dan mengusap kepalaku.

"gak ada Ibu disini dek"ucap Abang membuatku melepaskan pelukannya.

"aku tidak lupa dengan wajah Ibu, dengan tawa Ibu juga senyum Ibu bang. Aku bener melihat Ibu bang dan Ibu pergi naik mobil itu"ucap ku menunjuk ke arah mobil itu pergi.

"adek tenang okey, gak ada Ibu disini kamu hany sedang kangen ajh"ujar Abang yang menyakinkan aku bahwa aku berhalusinasi.

Abang membawaku masuk ke dalam mobil, saat masuk mobil paman langsung melunjukan beberapa pertanyaan yang sama sekali tak ku jawab dan abang yang menjawabnya.

Di perjalanan menuju apartemen pokus fikiran ku adalah seseorang wanita tadi,
'gak mungkin aku berhalusinasi, itu bener Ibu tapi dengan siapa Ibu? Ibu terlihat sangat bahagia, Yaallah tunjukan padaku kebenaran yang ku lihat'ucapku dalam hati.

..

Sampainya di apartemen abang aku langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu bahkan beberapa kali Abang mengetuk pintu tapi Aku memilih diam dan menenangkan Fikiran ku yang trus memikirkan yang baru saja ku lihat,
"itu benar Ibu, aku tak lupa dengan wajah Ibu"ucapku seraya masuk kedalam kamar mandi untuk bersih-bersih.

Setelah bersih-bersih aku keluar dari kamarku menuju dapur untuk ambil minum tapi langkah ku tertahan dengan obrolan abang juga paman yang berada di ruang tengah.

"Aku yakin paman yang Dini lihat benar lah Ibu, karna info yang kudapat memang Ibu berada disini"ucap Abang yang membuatku terkejut.

'jadi Abang tau tentang Ibu, apa disini hanya aku yang tak tau apapun tentang Ibu? '

"Ibumu memang disini Ar, makanya paman sangat takut jika Dini melihat Ibumu dan mengetahui semuanya"ucap Paman membuatku melangkah mendekat dan melontarkan pertanyaan yang membuat 2 lelaki itu terkejut.

"Apa yang tidak ku ketahui tentang Ibu paman? Apa kalian sembunyikan tentang Ibu? Jadi, benar yang ka lihat tadi itu Ibu "ucap ku membuat paman dan Abang terkejut menatapku.

"adek kenapa belum tidur? "tanya Abang dengan suara yang gugup.

"ada apa sebenernya? Kenapa semua nya harus di tutupi? Kenapa aku gak boleh mengetahui semua yang kalian tau? Apa itu sebuah keburukan ibu? Apa itu sebuah kebaikan ibu? Atau apa paman, Abang"ucapku dengan nada keras.

"Abang harap kamu sabar, kamu akan tau tapi tidak sekarang dek"jawab Abang menatapku.

"tapi kenapa? Beri Dini bocoran kenapa dini tidak boleh mengetahuinya? "tanyaku kembali.

"belum waktunya dan saatnya, jika sudah saatnya Ayah mu yang akan menjelaskan semuanya sama kamu dini"ucap Paman membuatku menatap paman dan berlalu masuk kembali kedalam kamar.

'Aku tidak mengerti dengan semua ini, aku tidak faham akan semua ini, Aku cape dengan teka teki ini, aku cape, aku lelah'ucapku dalam hati seraya menangis dibalik pintu kamarku.

💔💔

Maafkan typo 🙏

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Where stories live. Discover now