Part 03

320 29 2
                                    

**

Setiap hari weekend seperti biasa seluruh keluarga berkumpul di rumah Yangkung dan Yangti semua Anak-anak Yangkung dan Yangti berkumpul termasuk sepupu-sepupuku dan keponakan-koponakanku, Kak Azizah dan Bang Luthfi pun ikut berkumpul minggu ini.

Kebiasaan ku kalau main kerumah Yangkung Aku jarang berkumpul dengan sepupu-sepupuku yang rata-rata di atasku umurnya jadi mereka pasti nh ya membicarakan hal dewasa dan aku gak suka akan otu membosankan, Aku pun memilih duduk di Ayunan kayu dengan pemandangan kolan renang yang luas.

Fikiran ku trus melayang dengan ucapan Hani yang bilang jika Mamahnya akan menikah kembali, Ntah kenapa ucapan Hani mengusik fikiranku.

'Apa Ayah juga akan menikah kembali? Apa aku bisa menerima orang baru dikehidupan ku yang Ayah bawa sebagai Ibu sambungku'ucapku dalam hati.

"Lh Cucu Yangti kok disini? sendiri ajh"ucap Yangti yang datang tiba-tiba membuyarkan lamunanku dan duduk disebelahku.

"bukannya Dini memang sendiri ya Yangti"ucapku menatap Yangti.

"Dini gak sendiri kok semua ada tuk Dini, tapi Dini nya saja yang tutup kepada mereka yang selalu ada bersama Dini"ucap Yangti membuatku diam sesaat.

'Apa iya Aku yang tutup? bukan kah memang semua orang membiarkan aku sendiri di keterpurukan ku ini, seerti Abang yang pergi meninggalkan aku sendiri di rumah dan Kak Zizah yang memutuskan ikut Bang Luthfi'ucapku dalam hati.

"Cucu Yangti tuh kenapa? ada apa coba cerita sama Yangti? "tanya Yangti membuatku menatap Yangti dan menidurkan kepalaku di paha Yangti.

"Yangti, kenapa si Aku gak bisa membenci Ibu? yang jelas Ibu yang meninggalkan Aku, Abang dan Kak Zizah tapi kenapa Aku gak bisa membenci Ibu"ucapku membuat Yangti tersenyum kecil dan mengusap kepalaku.

"kenapa Dini harus membenci Ibu Dini? harusnya Dini bersyukur karna tidak merasakan Benci itu, dan tidak membenci Ibu Dini. Bang Arya dan Kak Zizah kenapa mereka membenci karna mereka mempunyai alasan masing-masing, tapi kalo Dini apa alasan Dini untuk nembenci Ibu Dini"ucap Yangti dan Ku hanya diam mendengarkan saja.

"Dini tidak memiliki benci terhadap Ibu Dini, tapi Dini memiliki sayang yang besar kepada Ibu Dini lagian Membenci kan dilarang sama Allah ya kan? "ucap Yangti dan Aku menganggukan kepalaku.

"Yangti.. "

"iya Cucuku apalagi? "tanya Yangti membuatku tersenyum kecil.

"boleh kah kalau Dini Egois, kalau Dini gak mau memiliki Ibu sambung? "tanyaku membuat Yangti terkejut dengan pertanyaanku.

"Dini gak boleh Egois dengan kehidupan Dini, dengan persekitaran dini dan dengan orang-orang yang jelas menyayangi Dini"ucap Yabgti membuat ku diam seketika.

"tapi Yangti, Dini bisa menerima orang baru di kehidupan Dini"ucapku setelah beberapa saat diam.

"Kalau Dini gak bisa terimaka orang baru dalam kehidupan Dini kenapa ada Bang Luthfi yang saat ini menjadi Suami dari Kak Zizah? "tanya Yangti.

"itu beda Yangti, Bang Luthfi masuk keluarga dan kehidupan Dini sebagai Abang Ipar bukan sebagai Ibu sambung atau Ibu Tiri"

"sama ajh, mereka datang untuk menjadi orang baru bukan Dini hanya perlu beradaptasi lagi juga kenapa Dini bertanya seperti ini setau Yangti belum ada tuh pembicaraan dari Ayahmu ke Yangkung atau Yangti tentang ingin menikah kembali"ucap Yangti membuat aku menceritakan tentang keluarga Hani.

"lalu apa Dini sudah bertanya kepada Ayah? "tanya Yangti dan Aku menggelengkan kepalaku.

"sayang, jangan fokus kan dirimu pada apa yang sudah pergi karna sejatinya yang pergi bisa kembali atau tidak kembali. Kamu akan mendapatkan kekecewaan yang lebih parah lagi kalau kamu masih terfokuskan yang bayangannya saja masih Abu-abu, Cucuku cobalah mendekat kembali lupakan apa yang saat ini kamu fokuskan karna itu tidak lah pasti Kami semua rindu sama kamu, Rindu ceriamu, Rindu tamu, kami sedih melihatmu yang selalu menyendiri, Ayah mu sedih melihatmu yang selalu murung kami seperti tidak melihat kamu yang dulu dirimu saat ini"ucap Yangti berhasil membuat Aku meneteskan air mataku.

akau bangkit dari tidurku dan langsung memeluk Yangti menangis di pelukan Yangti,
"Maafin Dini Yangti"ucapku dan hanya kata itu yang bisa ku ucapkan.

semua yang Yangti ucapkan adalah benar, Aku memang banyak murung dan banyak menyendiri dari sehabis perceraian Ayah dan Ibu di resmikan.

'Maafin Dini Ayah'

Aku bangkit dari dudukku dan berlari menuju ruang tengah dimana disana ada ayah dan yang lain sedang mengobrol, Aku menghampiri Ayah dan langsung memeluk Ayah menangis di pelukan Ayah membuat semua heran menatapku.

"lh Adek.. Adek kenapa? "tanya Ayah berusaha melihat wajahku.

"Maafin Dini Ayah, Dini minta maaf Ayah"ucapku di sela tangisanku.

"Dini minta maaf karna apa? Ayah merasa dDini gak punya salah sama Ayah, ada apa sayang? "tanya Ayah mengusap punggungku.

"Maafin Dini Ayah, Dini minta maaf"ucap ku lagi-lagi hanya itu yang bisa ku ucapkan.

"iya Oke, Ayah maafin Dini sudah Ayah gak mau lihat Putri Ayah menangis"ucap Ayah memghapus Air mataku.

"Maafin Dini Ayah"ucapku yang menunduk dan masih mengucapkan kata-kata itu.

"iya, sudah Dini Istirahat saja di kamar Dini ya nanti saat mau pulang Ayah bangunkan"ucap Ayah dan Aku pun langsung naik ke lantai dua untuk masuk kedalam kamarku.

Kamar yang sudah lama tidak ku masuki saat ini Aku masuki kembali, dirumah Yangkung Aku mempunyai dua kamar setelah percerain Ayah dan Ibu Aku gak pernah ke kamar ini lagi karna di kamar ini masih terlalu banyak kenangan Aku bersama Ibu dan kamar satunya adalah kamar yang aku selalu tempati setelah resminya perceraian Ibu dan Ayah.

Aku mengambil Bingkai Foto yang berada di Nakas samping ranjang,
"Sampai sekarang Dini masih ingin tau kenapa Ibu meninggalkan Dini dan berhasil merubah hidup Dini"ucap ku dengan tangisku, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuk lah kak Zizah tanpa menutup kembali kamar itu.

"disaat kita di tinggalkan hanya ada dua yang harus kita pilih, tetap stuck di perasaan yang sangat membuat kita hancur atau kita melupakan orang telah meninggalkan kita"ucap Kak Zizah yang seraya menatap pigura besar di dinding, pigura yang di lihat kak Zizah adalah foto keluarga saat masih ada Ibu.

"disaat kita memutuskan melupakan maka harus ada yang kita korbankan, kamu harus tau itu dek"ucap Kak Zizah tegas menatapku.

Azizah Putri Wiranti adalah Kakak Kedua ku dan dia juga mengalami dampak dari perceraian orang tua, Kak Zizah memutuskan menikah setelah 1 minggu peresmian perceraian Ayah dan Ibu.

Kak Zizah di jodohkan dengan lelaki pilihan Ayah yaitu Luthfi Pratama Putra, Kak Zizah di bawa bang Luthfi tinggal di rumah mereka saat ini dan benar-benar meninggalkan Aku.

"Dek, Ayah, Kakak dan Abang Rindu Andini yang dulu Ceria, Periang. Gak seperti sekarang banyak diam, hobinya menyendiri bagaimana kamu mau melupakan kalau kamu sendiri gak mau keluar dari fokusnya kamu"ucap Kak Zizah yang berhasil membuatku diam.

"Dek, fokus mu hanya pada orang yang sudah meninggalkan kita dengan luka yang mungkin sangat susah untuk kita obati, Kakak gak minta untuk kamu membenci Ibu tapi Kakak hanya melupakan dia dan trus jalani hidup"ucap Kak Zizah yang kembali tegas.

"Buka mata dek, Banyak orang yang menyayangimu"ucap Kak Zizah mengambil pigura di tanganku dan langasung membawa pigura itu keluar dari kamarku.

Jika ingin melupakan maka harus ada yang di korbankan, Apakah Aku bisa melupakan orang yang selama 16 tahun bersamaku membuat begitu banyak kenangan bersamaku.

'Yaallah, Aku Cape'ucapku dengan tangisku kembali.

💔💔

Alhamdulillah.. Masih bisa Up cerita ini, Maaf jika tidak ada Feel 🙏

Tapi sekali aku bilang bahwa, Aku hanya menulis dari cerita-cerita orang disekitar ku dan mungkin tak banyak orang yang bilang bahwa ini terlalu berlebihan tapi cobalah melihat dari sisiku menulis bahwa setiap masalah anak brokenhome itu berbeda-beda 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak, Vote dan komennya 😘

Terimakasih sudah membaca ceritaku, sampai juga di Part selanjutnya 😊

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Onde as histórias ganham vida. Descobre agora