Part 16

178 16 0
                                    


**

Setelah kemarin aku berjalan jalan dengan Nada dan Hari ini adalah hari konsultasiku dengan dr.Hafidz, pertama kali aku berkonsultasi tanpa di temani Abang karna hari ini Abang sedang sibuk mencari referensi untuk bahan skripsinya, jadi Abang hanya mengantarku sampai kantor dr.Hafidz saja.

"Assalamualikum dok"ucap ku setelah mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, silahkan masuk Dini"ucap dr.Hafidz dan aku pun langsung masuk kerungan perpaduan berwarna biru dan putih itu.

"Bagaimana kabar Adek?"tanya dr.Hafidz membuatku tersenyum tipis kepadanya.

"Alhamdulillah baik Mas"jawabku menatap dr.Hafidz yang berada di hadapanku.

Mungkin kalian sedikut binggung kenapa dr.Hafidz memanggilku adek dan aku memanggilnya Mas, karna kemarin setelah selesai belanja aku menelphone dr.Hafidz untuk menjemputku karna Abang tidak bisa menjemputku dan kenapa Nada tidak mengantarku karna saat akan mengantarku pulang tiba-tiba dia dapat telp dari Mamihnya yang memintanya untuk cepat pulang.

Dan disaat perjalanan menuju apartemen bersama dr.Hafidz, aku mengucapkan terimakasih kepadanya karna sudah mau ku repotkan dan jawabnya adalah.

"kenapa harus berterimakasih? Aku sudah menganggapmu sebagai adikku juga kok, jadi gak ada kata sungkan lagi okey jika butuh sesuatu kamu bisa minta bantuan denganku"ucapnya membuatku menundukan kepala.

"baik dok, terimakasih"

"terdengar kaku jika kamu memanggil aku dengan sebutan dokter, bagaimana kalau kita ganti panggilan kamu panggil aku Mas dan Aku akn manggil aku dengan Adek, bagaimana?"tanya dr.Hafidz kepadaku dan Aku pun langsung menganggukan kepalaku aetelah itu dia mulai membiasakan memanggilku adek sedngkan aku masih kaku memanggilnya dengan sebutan Mas.

"aku denger dari Arya, katanya kamu akan pulang ke indonesia?"tanya Mas Hafidz kepadaku membuyarkan lamunanku.

"bener dok, eh maksudku Mas"jawabku terbata-bata membuat Mas Hafidz tertawa.

"hahaha, santai ajh dek. Mas hanya nanya kok, sampai gugup gitu"ucap Mas Hafidz dan aku hanya tersenyum tipis.

"kapan pulangnya?"tanyanya kembali.

"insyaallah lusa dan Aku mau ngucapin terimakasih kepada Mas Hafidz sudah mau membantu menata hatiku yang berantakan, saat ini aku siap balik ke negera yang dulu menghancurkan hatiku tapi saat ini hatiku sudah tertata kembali dan itu berkat konsultasi dengan Mas. Terimakasih Mas"ucap ku kepada Mas Hafidz yang saat ini menatapku dengan senyumnya yang tak lepas.

"itu semua berkat dirimu juga, kamu punya keinginan yang kuat untuk menata itu semua kembali. Ingatlah pesanku jika nanti kamu tau sesuatu yang buat hatimu hancur kembali, jangan pergi, jangan lari tapi hadapi Aku tau kamu kuat dan bisa menjalankannya karna banyak yang menyayangimu. Dan jika nanti kamu sangat kecewa kepada seseorang maka maafkan dia, lalu kamu memohon ampun lah sama Allah karna kita harus memaafkan seseorang yang membuat kita kecewa baru setelah itu Allah akan mengampuni kita"ucap Mas Hafidz membuat hatiku tersentuh dan terkejut dengan ucapan yang dia ucapkan.

"Mas Hafidz mengetahui sesuatu yang aku belum tau"ucapku dengan mata berkaca-kaca.

Mas Hafidz tersenyum kepadaku lalu mengusap kepalaku yang tertutup fasminaku,
"kamu akan tau pada waktu yang tepat, terpenting saat ini jalani saja yang ada hadapi semua rintangan tanpa kamu harus pergi ataupun kamu harus lari. Ingat melukai diri itu bukan jalan keluar melainkan hanya menyakiti diri kita semakin dalam, jadi kalau ada sesuatu kamu bisa langsung cerita sama Mas ya Adek"ucap Mas Hafidz dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"Mas tau kamu kuat"ucap Mas Hafidz seraya menepuk pundakku dan mengusap kepalaku kembali.

"yaudah kalau gitu, Aku permisi ya Mas"ucap ku yang bersiap akan pergi.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Where stories live. Discover now