Part 49

145 19 4
                                    

..

Saat ini jam menunjukan pukul 7 malam dan selesai sholat isya Paman dn Bibi mengajakku makan malam bersama sebelum aku pulang kerumah Yangkung, oh ya aku selalu mengingat saat tadi sore Aku juga Abang bertemu Mbak Aini, Halimah dan Gus Ali.

Bener dugaan ku jika abang dan Gus mereka teman satu sekolah saat SMA membuat aku terkejut bahkan Abang minta kepada Gus dan Mbak Aini untuk duduk ngobrol, Abang meminta alasan kepadaku jika dia jarang ada waktu karna sama-sama sibuk dengan Dunia masing-masing membuat aku setuju.

Di sepanjang obrolan Abang dan Gus aku hanya menamani Halimah memakan Es Krim dan berbincang dengan Halimah yang sangat menggemaskan. Ada satu pertanyaan yang ntah kenapa ku tertarik mendengarnya.

"Gimana Gus sudah ada istri kah? "tanya Abang kepada Gus saat itu.

"Hahaha, sedang di persiapkan sama Allah. Antum bagaimana? Sudah ada istri kah? "tanya balik Gus Ali.

"fokusku masih karir saat ini, nanti lah nunggu adikku dulu"jawab Abang seraya menatapku membuatku menundukan kepala.

"Andini adikmu? "

"adik sepupu, ia yang paling kecil dikeluarga Yangkung kamu kenal kan sama Yangkungku"

"kenal lah, siapa yang gak kenal sama pengusaha besar seperti bapak Rasya dan kemarin juga Keluarga Bapak Rasya dan Andini kerumah Ana berkunjung ke Abi karna Abi ana kawan Bapak Rasya"ucap Gus Ali membuat abang terkejut menatapku.

"iya kah dek, kamu kepesantren kemarin? Yang kamu post paki cadar itu di pesantren"tanya abang padaku.

"iya bang"

Jika aku mengingat obrolan abang tadi bersama Gus ntah lah bagaimana kondisi jantungku, sebenernya ada apa dengan Jantungku kenapa seperti tidak biasa jika saat ada Gus atau saat melihat Gus.

"adek"panggil paman membuatku terkejut dan menatap paman.

"iya paman"

"Adek melamun? "tanya Paman kepadaku.

"gak kok paman"jawabku tersenyum dan melanjutkan makanku.

"Bagaimana keadaan rumah adek saat ini? "tanya Paman membuatku mengerti dan menganggukan kepala pelan.

"Alhamdulillah paman lebih ceria dari sebelumnya karna semuanya kumpul, Bang Arya sudah kembali kerumah dan Ayah melarang Kakak untuk pulang kerumah nya karna Kakak lagi Hamil jadi lebih ramai"jawabku membuat Paman menganggukan kepalanya.

"lalu tentang Ibu adek? "tanya bibi membuatku tersenyum.

"Alhamdulillah kami semua berusaha untuk berdamai dan mengikhlaskan semuanya, adek pun sedang belajar untuk ikhlas"jawabku seraya menundukan kepala.

"Adek ke jogja bukan karna kondisi adek tidak baik-baik saja kan? Adek ke Jogja bukan karna lari lagi dari keadaan kan? "ucapan pertanyaan paman membuatku terdiam dan menatap paman beberapa menit lalu menggelengkan kepalaku.

"tidak paman, Adek baik-baik saja dan Adek ke jogja karna kangen Yangkung, Yangti Paman, Abang dan Bibi"jawabku seraya tersenyum menatap mereka lalu Bibi mengusap kepalaku.

"hadapi semuanya dek dan terima apapun yang kehidupan berikan sama kamu karna itu yang terbaik menurut Allah, kita sebagai makhluknya hanya bisa berencana tapi jika Allah bilang itu yang terbaik untuk kita maka kita harus ikhlas dan menjalani semuanya dengan bahagia"ucap Bibi membuatku menganggukan kepalaku, setelah itu Paman memintaku menginap karna Abang tidak ada dirumah malam ini.

Bang Galang pergi dari habis magrib tadi jadi tidak bisa ikut makan malam bersamaku dan Aku pun menganggukan kepalaku untuk menyetujui menginap dirumah paman, Aku ke kamar Abang untuk tidur disana lebih tenang jika tidur dikamar abang.

Saat ini aku sedang menikmati angin kota Jogja dimalam hari, tapi bedanya bukan di balkon kamarku di rumah Yangkung Aku menikmatinya di balkon kamar Abang di rumah Paman. Menikmati sejuknya angin malam kota Jogja tapi dering tlp mengganggu kenikmatan itu, ku lihat siapa yang Vcall ternyata Ibu.

📽

"Assalamualaikum Adek"

"Waalaikumsalam Bu, ada apa? "

"tidak apa-apa hanya ingin menanyakan kabar adek diJogja bagaimana? "

"Adek baik, bagaimana dengan semua orang apa baik juga?"

"semuanya baik"

"syukurlah"

"Kenapa dibalkon? Angin malam gak baik adek"ucap Bibi yang sudah masuk kedalam kamar.

"hanya menikmatinya sebentar bi"jawabku menatap Bibi.

"Yaudah nih susu untuk ade"ujar bibi menyerahkan gelas berisi susu untukku

"makasih Bi"

"adek sedang Vcallan sama Ibu? "tanya Bibi membuat aku mengarahkan kamera ke Bibi juga agar Ibu melihat Ibu.

"Masyaallah Teteh Cahya, apa kabar? Udah lama ya kita gak ketemu teh"ucap Bibi membuat Ibu tersenyum.

"baik, kamu bagaimana? Sehat-sehat disana ya"

"iya teh" ucap Bibi membuat mereka ngobrol sebentar setelah itu Bibi pamit pergi dan minta aku menghabiskan susu nya.

"Adek"

"iya Bu"

"tidak bisa kah pulangnya di percepat?"

"ada apa bu? "

"besok Nada dan dr. Hafiz akan tunangan, tidak bisa kah adek hadir? "

"maaf buk, adek belum memikirkan untuk pulang dan adek belum jalan-jalan kemana pun karna kemarin Yangkung mengajakku bertemu temannya dan hari aku seharian dirumah Bibi mungkin besok aku akan traveling"

"oh gitu ya, yaudah gapapa"

"maaf ya bu, salamkan juga maaf ke Om Juna"

"iya"

"yaudah bu, aku mau istirahat Aku tutup ya Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

📽

Setelah vcall tertutup air mata ini keluar kembali untuk kesekian kalinya kenapa aku berusaha untuk menerima perhatian itu dan berusaha memasukannya ke rasa sayang yang kosong tapi tetap saja tidak bisa, bahkan itu bisa ajh melukai diriku dan aku selalu merasa lelah setelah berusaha.

Tidak gampang memang tapi aku tidak bisa seperti ini terus, aku berusaha tidak mengeluarkan isakan tangisku bahkan gelas yang bibi berikan ku genggam erat meluapkan rasa emosi dalam diriku sampai akhirnya gelas itu pecah dan melukai tanganku.

Aku tidak merasakan sakit itu entah kenapa,
"maafkan dini Bah, Dini belum bisa menjalankan kehidupan ini dengan ikhlas seikhlasnya dan ternyata menyebut kata ikhlas itu gampang yang susah adalah menjalankannya"ucapku yang masih menangis dibalkon kamar.

🖤🖤🖤

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang