part 144

86 4 2
                                    

..

Saat ini jam menunjukan pukul 2 siang dan aku sedang berada di dapur santri bersama mbak ning yang sedang membantu membuat makan malam untuk para santri dan santriwati, pas aku sedang asik mengobrol dengan mbak ning tiba-tiba ada santriwati yang masuk kedalam dapur dan mendekat ke arahku.

"Afwan ning"

"iya, kenapa? "

"gus sudah menungu ning di depan"ucap santriwati itu.

"oh iya Syukron"

"Na'am ning"

Santriwati itu pergi dan duduk di tempat yang lain sedangkan aku izin ke mbak ning untuk menemani mas, aku tadi sudah buat sesuatu untuk mas yang akan membuat mas terkejut dengan kejutan yang aku buat.

"mas"panggilku menatap mas yang saat ini ada dihadapanku.

"kan mas mintanya kamu istirahat dirumah bukannya malah bantu-bantu didapur, kan adek sedang tidak sehat"ucap mas membuatku tersenyum.

"aku sehat mas, oh ya kita pulang sekarang yuk aku ada sesuatu untuk mas"jawabku seraya menggendeng tangannya.

"sesuatu? Apa itu? bukannya adek yang ulang tahun? kok mas yang diberi sesuatu? "tanya mas membuatku tersenyum dalam diam.

"nanti mas akan tau, ayo kita pulang pakai motor ya adek cape kalau jalan"jawabku.

"Yaudah, adek tunggu sini mas ambil motor nya dulu"

"iya"

Mas pergi untuk mengambil motor setelah 5 menit, mas kembali dengan motor miliknya dan aku langsung naik keatas motor itu dengan berpegangan sangat erat di pinggang mas.

Sampainya dirumah aku langsung mengajak mas masuk dalam rumah, aku mengunci pintu utama dan langsung menarik mas menuju kamar.
Didalam kamar mas menatapku aneh dengan kedua alisnya yang bersatu, aku membuka Cadarku lalu menampilkan senyumku.

"adek mau berikan apa ke mas? "tanya mas yang menatapku lalu aku menarik mas menuju meja kerja.

Disana ada kotak persegi yang di pita dengan sangat rapih, mas menatapku yang terus tersenyum.
"apa si sayang? Kamu buat mas deg degan lh"ucap mas membuatku tertawa.

"ya kalau penasaran dibuka dong mas, bukan hanya diliatin"jawabku membuat mas langsung membuka secara perlahan seraya beberapa kali menatapku.

Saat pita sudah terbuka tinggal penutup kotak tersebut yang dibuka secara perlahan oleh mas, setelah kotak itu terbuka aku melihat wajah mas yang langsung berubah 180 derajat bahkan aku menunggu reaksinya.

"sayang"

"iya mas"jawabku.

"ini apa?"tanyanya yang menatapku membuatku tertawa lalu aku ambil tangan kanannya dan aku arahkan ke perutku.

"Assalamualaikum abah, adiknya abang ali sudah hadir"ucapku seraya menatap mas yang sudah berkaca-kaca.

"sayang gak boleh prank lh"jawab mas seraya menangis membuatku tertawa.

"buat apa aku prank, aku tidak sejahat itu mas"

"jadi benar dia sudah ada? "tanya mas dan aku langsung menganggukan kepalaku.

"Masyaallah Barakallah, terimakasih Yarabb atas semua kebahagiaan yang engkau berikan kepada keluarga kecil hamba"ucap mas seraya bersujud membuatku ikut luruh kebawah.

Setelah itu mas memelukku dengan tangisannya, aku sudah lebih bisa mengendalikan tangisanku walaupun aku juga sangat bahagia dengan ini.
"assalamualaikum adek, ini abah nak baik-baik disana ya insyaallah abah dan umma akan jaga adek sampai waktunya adek melihat dunia yang begitu luas ini"ucap mas seraya mengusap perutku.

Lalu mas membacakan doa tepat di perutku, yang membuatku terharu melihatnya.

"Ya Allah, jagalah anakku selama berada dalam perut istriku, sehatkan ia, sesungguhnya Engkau Yang Maha Menyehatkan, tak ada kesehatan kecuali kesehatan darimu, kesehatan yang tak terganggu penyakit. Bentuk ia yang ada diperut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan dalam hatinya keimanan padamu pada Rosul-Mu. Keluarkan dia dari dalam perut istriku pada saat kelahirannya secara mudah dan selamat. Jadika ia utuh, sempurna, berakal, cerdas, banyak beramal. Panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan rupanya dan fasihkan lisannya untuk membaca hadist dan Al-Qur'an yang agung, dengan berkah Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta Alam."

"Aamiin"jawabku setelah itu mas menatapku kembali.

"makasih umma"ucap mas menatapku.

"makasih kembali abah"jawabku seraya menatap mas dalam.

"bagaimana umma bisa tau ada dia disini? "tanya mas seraya mengusap perutku dengan posisi kami yang gak berubah.

"saat bangun tadi pagi aku mual bah, lalu saat tidur putra kita datang kepadaku dan bilang bahkan adiknya sudah hadir yang buat aku yakin untuk tes dan alhamdulillah hasilnya memang benar"jawabku.

"masyaallah, kamu ikut bahagia ya bang disana"ucap mas yang membuatku tersenyum.

Aku berdiri lalu mengajak mas berdiri juga dan aku tarik tangan mas menuju meja riasku, disana ada beberapa tespeck yang tadi ku gunakan.

"hasilnya akurat mas, dia memang ada berarti jadi dong sore ini kita kerumah sakit"ucapku seraya tersenyum.

"jadi kamu tau sudah dari pagi dan kamu diam sama mas? Yaallah sayang kenapa gitu harusnya kamu langsung bilang sama mas, kalau tadi terjadi sesuatu bagaimana? Terus juga tadi kamu ke dapur santri disana pastikan licin dan lainnya"jawab mas dengan ucapannya yang aku menyakini setelah ini mas akan sangat protektif denganku.

"mas tuh terlalu lebay, toh aku gapapa ih"

"tapi sayang, pokoknya mas gak mau kamu ke dapur santri lagi titik dan kamu gak boleh cape-cape dulu belakang ini sekarang kamu bersiap kita kerumah sakit"ucap mas dengan kebawelan nya membuatku menghela nafas.

'dek, kamu berhasil buat abahmu protektif dengan umma dan kamu berhasil buat abahmu bawel'ucapku dalam hati seraya mengusap perutku dengan mata yang menatap mas berjalan keluar kamar.

..

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Where stories live. Discover now