part 31

167 16 2
                                    

..

Jam menunjukan pukul 10 pagi dan rasanya sangat bosan berada didalam kamar seorang diri, beberapa kali Ayah masuk ke kamarku membawa makanan dan cemilan tapi tadi ayah izin untuk ke kantor karna ada pertemuan yang tidak bisa diwakilkan.

Film yang berputar diTV kamar tidak berhasil menghibur rasa bosanku membuat aku mengabaikan film tersebut, saat aku sedang membuka Ig ku tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan masuklah seseorang dengan kehebohannya.

"Assalamualaikum gayss, Vano Wicaksono yang gantengnya no tipu tipu datang"ucap Vano yang masuk dengan teriakannya membuatku langsung lempar pakai bantal love milikku.

"loe mah selalu gitu, gua dateng bukannya disambut baik malah ngajakin ribut mulu cape atuh beb berantem mulu teh"ucap Vano yang mendekat ke arahku dengan wajah kesalnya.

"eh bambang, gua gak akan ngajak ribut kalo loe nya yang gak ngajak ribut duluan"jawbku dengan santai membuat Vano naik ke atas ranjangku dan melihat tanganku yang di infus.

"loe kenapa lagi si? Padahal semalam kita baik-baik ajh trus gua liat loe juga bahagia-bahagia ajh, ada apa si sampai buat loe drop? Gua juga tanya bang Galang katanya loe sempet sesak nafas bener? "tanya Vano dengan ke bawelannya.

"iya, gua sempet oksigen semalam cuma tadi pagi dilepas karna udah gak perlu dada gua pun udah gak sakit"jawabku.

"trus kenapa loe bisa drop? Loe belum cerita itu ke gua"tanyanya lagi.

Aku terdiam memainkan jariku yang membuat Vano langsung heboh dan membuatku menatapnya.
"tunggu tunggu gua ngerti nih kalo loe udah mainin jari berarti ada sangkut pautnya sama cerita keluaga loe? Bener kan dugaan gua"tebak Vano membuatku menunduk dan menganggukan kepalaku.

"jadi loe udah tau alasan nyokap loe ningglin loe dan ayah loe? "tanya Vano dengan antusiasnya.

"udah semalam, bahkan alasan Ibu ningglin gua dan ayah yang buat gua drop"jawabku membuat aku dan Vano saling diam.

Saat Vano akan bicara kembali tiba-tiba Bibik masuk dengan membawa nampan ditangannya dan ada seseorang dibelakang nya,
"maaf nona ada temen nona katanya ingin menjenguk"ucap Bibi sebelum aku persilahkan masuk.

"siapa bik? "tanyaku dan Bibi langsung masuk bersama temenku yang ternyata Hani.

"Hani"

"Andini"

Teriak kami yang langsung berpelukan satu sama lain tanpa memperdulikan Vano yang menatap ku juga Hani,
"kamu kok bisa sakit si An?"tanya Hani menatap tanganku.

"hahaha, hanya drop biasa kok. Besok tetap aku bisa ikut perpisahan"jawabku dengan tawaku.

"Nona minumannya Bibik taruh disini ya"ucap bibi yang menaruh 3 gelas dinakas.

"iya makasih ya bi"

"iya nona, permisi keluar dulu"

"iya"

Hani menarik kursi meja riasku dan duduk disisiku menatapku dengan wajah sedihnya,
"aku gapapa serius, jangan sedih"ucapku mengusap tangan Hani.

"aku yakin drop nya kamu ada alasannya kan An? "tanya Hani membuatku tertawa dan menganggukan kepalaku.

"apa karna teka-teki itu? "

"iya"jawabku menatap Hani dan saat Hani akan bertanya kembali ucapan Vano membuatku dan Hani menatapnya.

"ekhem disini ada orang ganteng oke"ucap Vano menatapku.

"An loe gak mau ngenalin gua yang ganteng ini ke temen loe?"tanya Vano membuatku menatap malas Vano.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang