part 21

185 11 0
                                    


..

Mobil Ayah pun berjalan menuju rumah dan disepanjang jalan Aku trus memeluk erat lengan Ayah, aku pun melihat Pak supir yang tersenyum saat sesekali melirikku dengan Ayah.

"ada apa Pak Dibyo? Kenapa bapak senyum-senyum"tanyaku kepada supir Ayah membuat Ayah menatap pak Dibyo.

"gak ada apa nona hanya ajh, bapak ikut bahagia Nona sudah pulang"jawabnya membuatku tersenyum.

"oh ya, makasih pak Dibyo"

"iya Nona, rumah sepi tanpa Nona"ucap pak Dibyo dan aku hanya tersenyum sedangkan Ayah menanggapinya dengan mengusap kepalaku.

Sampainya dirumah Ayah menggenggam tanganku dan membawa masuk kedalam rumah, Ayah trus trusan memanggil Kakak yang tak lama Kak Azizah turun dari lantai atas.

"ada apa yah? Kok Ayah manggil Zizah seperti itu? "tanya kak Azizah yang belum melihatku karna posisiku saat ini membelakangi ayah.

"Ayah punya kejutan buatmu"ucap Ayah.

"kejutan? Apa yah? "

Aku pun berbalik dan langsung tersenyum kepada kak Azizah yang terkejut melihatku, kak Azizah mendekat kearahku dan langsung memelukku sangat erat membuat aku membalas pelukannya.

Aku menikmati pelukan dari kakak perempuan yang kurindukan dan sadar bahwa ada isak tangis di pundakku,
"kakak sangat merindukan adek, jangan pergi-pergi lagi ya"ucap kak Azizah yang sudah melepaskan pelukannya.

"insyaallah kak"jawabku seraya mengusap pipi kak azizah.

"kapan adek sampai dijakarta? Bukannya baru tadi kita tlpan dan adek bilang masih di sana? Adek bohong sama kakak? "tanya kak Azizah menatapku dan Aku hanya tersenyum.

"iya adek bohongi kakak, saat kakak tlp adek sudah di jakarta bahkan di apartemen paman agus dan langsung kekantor ayah buat beri suprise ke Ayah"jawabku membuat kakak menatap paman agus.

"jadi kamu pulang bukan sama Arya tapi sama paman agus? Kok paman tidak bilang-bilang pada zizah? "ucap kak Zizah dengan menatap paman.

"tanyakan lagi kepada adikmu"

"jadi ini semua rencana adek? "

"hehehe, iya kak"jawabku dengan menampilkan gigiku.

"dasar anak nakal,kakak sangat merindukan adekk"ucap kak Azizah seraya memelukku lagi.

"Adek juga merindukan kakak, sangat sangat merindukan kakak"jawabku.

Kami semua pun langsung keruang tengah menunggu jam makan siang, kak azizah menanyakan kegiatan ku disana membuat aku menceritakan semuanya termasuk tentang Nada.

Saat akan makan siang kakak iparku pun pulang dan masuk rumah dengan memanggil nama kak zizah membuat mata kami semua tertuju pada bang Lutfhi yang tersenyum malu karna tercyduk bucin, tapi malunya sirna saat melihatku.

"Dini sudah kembali?"tanyanya menghampiriku.

"heheh iya sudah"jawabku yang berdiri dari dudukku dan memeluk abang iparku satu-satunya itu.

"abang kangen lh sama Dini, rumah ini terasa sepi tanpa Dini"ucap abang membuatku tertawa.

"Abang bisa ajh"

"ih serius, beneran bahkan kak Azizah trus menangis disetiap malamnya karna rindu adek"

"iya kah kak? "tanyaku langsung pada kak Azizah.

"ih nggak, bohong itu"jawab kak azizah menyangkal itu padahal aku tau yang diuacapin abang ipar itu benar, tapi genggi kak azizah adalah langit sangat tinggi wkwk.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang