part 27

158 14 4
                                    

..

Setelah satu hari menghabiskan waktu bersama bang galang dan saat ini aku baru saja tiba dirumah, Aku duduk didekat ayah dan abang didekat paman sedangkan barang-barangku aku taruh di bawah kaki meja ruang tengah.

"bagimana hari ini dek? Menyenangkan?"tanya Ayah kepadaku.

"sangat menyenangkan ayah, makasih ya abang"jawabku seraya menatap abang.

"sama sama adek, kebahagian kamu adalah prioritas kami semua"ucap abang dan aku pun tersenyum lalu mengambil satu paper bag dan aku berikan kepada kak Azizah.

"itu titipan kakak, didalamnya ada Abaya juga Pasmina yang aku yakin kakak suka"ucapku setelah kak azizah menerima barang tersebut.

"wahhh makasih adek"jawab kak azizah dwngan antusias.

"buat abang gak ada?"tanya bang lutfi membuatku menatap abang iparku polos.

"tidak, kan abang tidak titip"jawabku membuat semua orang tertawa.

Saat aku akan izin ke kamar tiba-tiba ada yang teriak dari pintu utama yang membuat kami semua menatap ke arah pintu utama,
"Asalamualaikum every one"

Aku kenal teriakan itu dan saat aku lihat ternyata benar, pelakunya adalah Vano anak bapak Bram Wicaksono.
"Waalaikumsalam, eh gorila bisa gak masuk rumah tuh kalem"ucapku saat Vano akan menyapa semua orang.

"loe mah orang baru juga dateng udah dibully bae heran gua mah"ucap Vano dengan nada kesal.

"alah lebay loe Gorila, canda gorila!"ucapku seraya menekan kata gorila membuat wajah Vano semakin cemberut.

"Om, masa om diam ajh si om, Vano butuh pembelaan ini tuh om sebagai calon mertua yang baik gitu om"

"ngawur loe siapa yang mau sama loe? Minta pembelaan sama calon mertua? loe mau mau jadi pembinor, Astagfirullah alazim Van sadar Van gua tau masalah loe berat tapi gak dengan rebut bini orang juga"

"wahh loe mulutnya makin jadi ya An, butuh dirukiyah kayanya dah"timpal Vano kepadaku membuat semua orang tersenyum melihat perdebatan ku dengan Vano.

"wahh kaya nya loe butuh di mandiin pake bunga tujuh rupa dah Van"ucapku semakin membuat Vano kesal.

"parah si, loe kira loe gua dedemit canda dedemit!"jawab Vano menekan kata dedemit membuat semua orang tertawa.

Vano salam kepada semua orang dan saat dia mendekat ke arahku,
"Stop, jangan mendekat aku sudah mandi"ucapku menirukan fyp di tiktok membuat Vano tertawa ngakak.

"gua punya temen gila, beneran butuh dirukiyah kayanya"

Kami semua tertawa bahkan kak Azizah sampai memegang perutnya karna tertawa terlalu puas melihat aksiku dengan Vano, ya begitulah aku jika bertemu dengan Vano tidak ada manis manisnya.

"Yaudah yah, Yangkung Yangti abang semuanya adek ke kamar duluan"ucapku seraya menaiki tangga.

"woy ikut, Om izin ikut calon istri"teriak Vano kepada Ayah membuat semuanya menggelengkan kepala seraya mengejar langkahku.

Sampainya didepan pintu kamarku yang sengaja aku buka lebar karna Vano ikut aku masuk kedalam kamar, saat aku menaruh belanjaan ku dikasur sedangkan vano merebahkan tubuhnya di karirku dengan tangan yang menjadi tumpuannya.

"cape banget kayanya loe Van, Lagian tumben loe kerumah gua pake pakaian kantor? "tanyaku kepada Vano yang sedang memejamkan matanya.

"gua cape banget, ternyata jadi CEO itu melelahkan sekali. Gua kira itu enak karna dipuja-puja sama karyawati ternyata tugasnya segunung-gunung ini ajh gua kabur dari kantor karna gua cape banget gua butuh refresing"jawab Vano membuatku menatapnya.

"Awalnya gua Iba sama capenya loe tapi setelah mendengar ucapan loe yang pengen di puja-puja sama karyawan kaga jadi gua Ibanya"ucapku.

"parah si loe, jahat sekali epribadehhh"

Aku masuk kamar mandi dan membiarkan Vano sendiri didalam kamar ku, sedangkan aku mengganti pakaian ku dengan yang lebih santai lagi saat keluar dari ruang wardrobe aku melihat Vano yang sedang nyemil santai disofa kamar dengan tv yang menyala.

"enak sekali anda"ucapku menatap Vano dengan tanganku yang ku lipat di dada.

"Biarin ajh si An, kapan lagi seorang CEO ganteng bersantai"timpalnya membuatku geleng-geleng kepala.

Aku pun menyusun makanan yang sempat aku beli bersama bang Galang tadi di lemari yang ku siapkan untuk cemilan-cemilanku, setelah selesai aku pun merapihkan barang-barang yang ku beli.

"An temenin refresing yuk, mau nggak? "ajak Vano kepadaku.

"kemana? "tanyaku.

"kita Nonton atau jalan kemana gitu, ayolah mau ya sekalian makan malam diluar ajh sama gua ya kan kapan lagi diajak makan malam gratis sama CEO ganteng anak bapak Bram Wicaksono"jawab Vano membuatku ingin muntah.

"bisa gak loe berhenti bilang kalau diri loe ganteng, pengen muntah rasanya gua"ucapku membuat Vano bergumam.

"Astagfirullah alazim, kena ke Mental epribadeh"

"gimana mau gak? Mau napa nemenin gua doang juga susah banget"tanya Vano kembali kepadaku membuatku akhirnya setuju dengan ajaknnya dan dia pun langsung keluar kamar.

Aku yakin dia ke kemar bang Arya untuk meminjam pakaian bang Arya, Vano akan seperti itu jika dia sedang membutuhkan pakaian dan nanti akan di ganti dengan pakaian baru juga barang-barang baru seperti apa yang dia pakai.

Saat aku keluar kamar dan benar saja Vano sudah siap dengan celana levis milik abang juga kemeja bang Arya membuatku menggelengkan kepalaku,
"loe udah bilang ke bang Arya? Jangan sampe dia ngamuk Gara-gara pakaiannya loe pake"ucapku memperingati Vano.

"tenang ajh gua udah bilang, kuy lah otw"ajak Vano dengan menarik tanganku menuruni tangga.

Diruang tengah hanya tersisa yangkung, yangti, ayah, Paman dan Bibi sedangkan Kakak juga bang Luthfi ke kamar dan bang galang ntah kemana.

"Om mau izin ajak Andini keluar sebentar ya om, nemenin calon suaminya refresing dari kesibukan bekerja"ucap Vano membuat ku menginjek kakinya.

"Astagfirullah alazim ini sakit sekali epribadeh, kenapa loe jahat banget si sama gua An?"tanya Vano membuatku menatapnya kesel.

"ucapan loe nya yang selalu ngelantur buat gua greget sama loe, udah lah. Yah adek izin mau anter gorila ini ke taman safari"ucapku membuat Vano menatapku terkejut.

"jahat sekali anda"

"sudah-sudah Vano om izinkan tapi inget dijagain anak Om, kalo pulang dalam keadaan lecet kamu tau kan apa yang akan Om lakukan sama kamu"ucap Ayah kepada Vano.

"emangnya apa om?"

"Om sunat lagi kamu, biar habis sekali"ucap receh Ayah membuat aku dan semuanya tertawa sedangkan Vano terngaga mendengar ucapan ayah.

"sadisnya om melebihi putri om, baik om Vano akan jaga Andini kalo bisa nanti akan Vano balut dengan Bubble Wrap"jawab Vano lebih receh lagi membuat aku memukul pundaknya.

"barang pecah belah kali gua, gila loe"ucapku membuat semuanya tertawa.

"oh ya Bibi abang kemana? "tanya ku mencari bang galang.

"oh tadi dia izin keluar ketemu sama temen SMP nya katanya,emang nya gak izin ke Dini?"tanya balik Bibi kepadaku.

"tidak, yaudah nanti akan aku chat ajh bilang jika aku izin pergi dengan Vano. Yaudah yangkung, yangti, ayah, paman, bibi Andini dan Vano berangkat sekarang Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam"

"berngkat dulu yangkung, yangti, om, paman, bibi. Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam, Vano jagain cucu ku awas kalau lecet"ucap Yangkung.

"siap 86 yangkung"

💔💔

*bergumam=berbicara dengan suara tertahan didalam mulut

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang