part 20

207 13 0
                                    


..

Mobil yang membawaku ke kantor Ayah pun berhenti tepat di depan kantor Ayah, sebelum keluar dari mobil aku pun melihat suasana depan kantor yang terlihat ramai karna tepat jam masuk kantor.

"kita sudah sampai Nona"ucap pak supir membuatku tersenyum dan mengucapkan terimakasih, setelah itu baru lah aku keluar dari mobil.

Aku berjalan masuk kedalam kantor rasa rinduku semakin besar, dimana kantor ini juga mempunyai banyak kenangan dengan ku.

Aku berjalan menuju resepsionis yang sudah memperhatikan ku sedari tadi,
"selamat pagi dek, ada yang bisa di bantu"ucap Mbak Lita yang memang ku kenal, dia tidak mengenali ku karna aku memakai kaca mata hitam dan masker.

"Apa Ayah ada Mbak Lita?"ucapku yang langsung memberikan pertanyaan.

Aku melihat wajah terkejut dari Mbak Lita dan setelah itu aku membuka masker juga kaca mata yang ku pakai,
"Yaallah Nona muda dua, Nona sudah kembali"ucapnya dengan menaikan sedikit suaranya karna terkejut.

Aku tersenyum dan kembali memakai masker juga kaca mataku,
"iya aku kembali, Aku merindukan semuanya"jawabku.

"Apa ayah ada Mbak Lita? "tanyaku kembali.

"Tuan ada diruangannya Nona, karna dari kemarin Tuan tidak pulang kerumah"ucap Mbak Lita kepadaku.

"baiklah kalau gitu terimakasih Mbak, jangan tlp Ayah jika aku sudah ada dilobbi ya Mbak"ucapku membuat Mbak Lita memberikan jempolnya kepadaku.

"pasti ingin membuat kejutan ya"jawabnya dan Aku hanya tersenyum lalu pamit langsung keruangan Ayah.

Beberapa karyawan yang melihatku, menatap heran bahkan mungkin bertanya-tanya siapa aku sebenernya. Sampainya di lantai atas ruangan Ayah aku pun langsung menuju meja sekretaris Ayah yang memang sudah sangat mengenal aku dan keluargaku.

"Permisi ada yang bisa saya bantu? "tanya Om Haris menatapku ramah.

Aku menatap Om Haris dan langsung membuka kaca mata dan juga maskerku, saat aku memberikan senyum ku kepada Omah Haris dan Om Haris langsung memelukku dengan cepat membuat aku membalas pelukannya.

"Andini kembali, kenapa tidak bilang sama Om"ucap Om Haris yang sudah ku anggap sebagai Om ku dan dia menganggapku keponakan nya bahkan tak jarang dia memanjakan ku.

"namanya juga kejutan Om"jawabku membuat Om Haris melepaskan pelukannya dan menarik pelan hidungku.

"dasar anak nakal, kamu buat semua orang merindukanmu kamu tau itu"ucap Om Haris membuatku terkekeh.

"Aku tau itu makanya, aku berniat lebih lama disana"

"dasar nakal"

"Aku merindukan Om"ucapku dan memeluk Om Harus.

"Om juga merindukan mu, tapi ada yang lebih merindukan mu"ucap Om Hris membuatku menatapnya.

"Ayah didalam Om? "

"ya, sana temui Om akan bilang jika ada tamu yang ingin bertemu dan Om akan kosongkan semua jadwal Ayahmu hari ini"ucap Om Haris membuatku memeluknya kembali.

"Om sangat tau apa yang aku butuhkan, Thank you Om"

"Sama sama Cantik, sudah sana masuk"ucap Om Haris yang seraya menelphone ayah jika ad tamu yang ing Iu n bertemu.

Aku pamit kepada Om Haris dan tak lupa memakai kembali Kaca mata dan maskerku, saat mengetuk pintu ruangan ayah perasaanku tak karuan rasa Rindu itu semakin bergejolak seraya ingin cepat di tumpahkan kepada sang pemilik rindu.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Where stories live. Discover now