part 07

281 24 2
                                    

**

Aku sudah di perbolehkan pulang oleh dokter dan rasanya hatiku sangat bahagia karna rumah akan ramai kembali karna Bang Arya sudah pulang kembali kerumah dan gak akan meninggalkan aku, saat ini Aku sedang berada di ruang tengah bersama keluarga.

"Abang bener gak akan ninggalin Dini lagi kan? Abang gak akan pergi lagi kan? "tanyaku, ntah yang sudah berapa kali aku menanyakan hal itu kepada bang Arya setelah aku bangun dari pingsanku.

"iya dek, Abang gak akan ninggalin Adek lagi, Maafin Abang karna sudah meninggalkan adek sendiri"ucap Abang dan Aku langsung memeluk Abang.

"Makasih Abang untuk tidak meninggalkan adek kembali"ucap ku dan Bang Arya mengusap kepalaku.

"iya sudah, Adek naik keatas masuk kamar istirahat inget Adek gak boleh mikirkan apapun"ucap Abang kepadaku dan Aku pun menganggukan kepalaku.

Aku berlalu naik ke lantas dua dan masuk kedalam kamarku, tapi saat aku akan tiduran di ranjang empukku tiba-tiba aku keingin Jus Alpukat.

Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur, untuk meminta di buatkan Jus Alpukat ke Bibi tapi saat aku akan menuju dapur tiba-tiba pendengaran ku mendengar pembicaraan keluarga yang berada di ruang tengah.

"Kamu yakin Ar tidak akan balik lagi ke Itali?"tanya Paman Agus kepada Bang Arya membuat aku langsung berdiri di tempok yang menjadi perbatasan Ruang.

"Ntah lah Paman, melihat Adikku seperti kemarin itu membuat ku hancur paman, Aku menyesal telah meninggikan nya sendiri di rumah ini walaupun ada Ayah tetap ajh bagi adikku rumah ini sepi"jawab Bang Arya membuatku trus dengarkan pembicaraan mereka.

"tapi bagaimana dengan kuliyahmu? sayang sekali kalau di hentikan, kamu sudah akan menyusun skripsi Ar kalau Paman sangat menyayangkan itu"

"lalu bagaimana adikku paman? aku gak mau di merasa sendiri kembali dan aku gak mau adikku melukai dirinya kembali, cukup paman dengan perpisahan Ayah dan Ibu Adikku kena dampaknya bahkan dampaknya lebih besar dari pada kepadaku atau pun Azizah. adikku yang paling menderita karna perpisahan Ayah dan Ibu, Aku dan Azizah sudah Egosi Paman kepada Dini karna kami hanya memikirkan diri kami sendiri, kami tidak memikirkan bagaimana keadaan adik kami dengan dampak perceraian Ayah dan Ibu"ucap Bang Arya membuat air mataku keluar kembali.

Aku tidak jadi ke dapur dan Aku pun kembali ke kamar menangis di dalam kamar mandi, Aku takut jika Aku menangis di dalam kamar kalau tiba-tiba pintu kamar ku terbuka atau ada yang masuk kedalam kamarku.

saat aku sedang meluapkan tangisku tiba-tiba pintu kamar mandi ku terketuk dan Aku langsung membasuh mukaku agar tidak terlihat habis menangis, Aku keluar disaat mukaku sudah lebih fresh.

"Abang, ada apa ke kamar Dini? "tanyaku menatap Abang setelah membuka pintu kanar mandi.

"Dini habis Menangis"

"gak, Dini habis Cuci muka saja"ucapku dan Abang langsung membawaku keranjang.

Abang duduk di sisi ranjang dan mengusap kepalaku, posisiku saat ini adalah tiduran di ranjang dan Abang duduk bersandar di kepala ranjang.

"Abang boleh kok kembali lagi ke Itali untuk meneruskan kuliah Abang, Dini gpp disini"ucapku pelan dan tiba-tiba Abang langsung menatapku.

"kenapa? Dini gak mau Abang menetap kembali di indonesia bersama Dini? "tanya Abang menatapku dan Aku menggeleng kepalaku.

"setelah Dini fikir, Dini salah menuntut Abang untuk selalu bersama Dini karna Abang juga punya Dunia Abang sendiri, Abang punya kehidupan Abang sendiri"ucapku dengan menatap dinding yang saat ini kosong tak ada apapun.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang