part 29

154 22 2
                                    

..

Sinar Bulan membawa ketenangan dengan ditemani bintang yang membuat bulan tak merasa sendiri, saat ini aku berada di balkon kamarku setelah jam 9 tadi Vano pulang karna di tlp oleh Papih Bram.

Oh ya kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku manggil bokap Vano papih seperti Vano memanggil bokapnya, karna Vano adalah anak tunggal dikeluarganya Mamihnya Vano pernah punya kista yang membuat susah mempunyai bayi lagi dan berteman lah aku dengan Vano yang membuat Papih dan Mamih menganggapku sebagai putrinya tak lupa karna kedekatan Ayah dangen Papih juga, ya sekiranya seperti itulah ceritanya.

Sebelum pulang Vano kembali bicara kepadaku tentang tekateki yang belum kutemukan jawabannya,
"Loe harus tau An mau siap atau nggak siap, loe harus tau cerita kenapa Nyokap loe bisa ninggalin loe" begitulah ucap Vano kepadaku sebelum dia pulang.

Aku memikirkan itu bahkan ada terbesit di fikiranku untuk menanyakan kembali kepada Ayah, tapi sepertinya Ayah sudah tidur karna waktu pun semakin malam dan saat ini jam menunjukan pukul 11 malam.

"Adek" panggil seseorang membuatku berbalik.

"Ayah, kok Ayah belum tidur? "tanyaku, yang manggilku adalah Ayah.

"kenapa adek masih di balkon ini sudah malam? Angin malam tidak baik untuk kesehatan"ucap Ayah membuatku tertawa dan kembali menatap bulan.

Ayah menghampiri ku dan berdiri disisiku dengan memakaikan selimut di punggungku,
"Ayah lihat deh Bulan malam ini sangat bersinar"ucap ku menunjuk ke arah bulan.

"iya, cantik ya?"

"iya, Aku kira malam ini dia akan sendirian ternyata bintang selalu menepati janji nya untuk selalu ada dan selalu bersama dengan bulan disetiap malamnya"ucapku.

Aku dan Ayah terdiam dengan fikiran masing-masing, setelah 5 menit terdiam aku menatap ayah yang melemparkan senyum kepadaku.

"Kenapa Ayah dan Ibu bisa berpisah? Adek sudah siap mendengar semua cerita itu"ucapku membuat Ayah terkejut tapi selang beberapa menit Ayah pun menormalkan wajah terkejutnya dan menghela nafas.

"sebelum Ayah cerita, jangan potong sebelum ayah menyelesaikan cerita ini karna Ayah tidak mau kamu membenci Ibumu karna disini bukan hanya Ibu mu yang salah tapi Ayah pun salah disini"ucap Ayah dan aku pun menganggukan kepalaku.

"Ayah dan Ibunya menikah karna perjodohan Abah dan Yangkung, sebelum perjodohan itu dijalankan Ayah sudah mengenal Ibu dan bahkan Ayah sudah jatuh cinta sama ibumu tapi Ayah tau juga bahwa saat itu Ibu sudah punya pacar yang namanya Juna. Awalnya Yangkung hanya bicara bahwa Ayah akan dijodohkan karna prinsip Ayah adalah pilihan orang tua itu yang terbaik maka Ayah pun meng-Iyakan perjodohan itu sampai akhirnya Abah dan Yangkung membuat acara makan malam untuk memperkanalkan Ayah dan Ibumu. Ibu tidak tau jika Ayah memiliki hati kepadanya, tapi setelah Abah bicara kepada Ibumu didepan Ayah Yangkung Yangti dan Uti bahwa dia akan dijodohkan Ibu langsung menyetujui karna prinsip ayah dan ibumu sama makanya Ibumu tidak bisa melawan atau menentang ucapan Abah atau Uti saat itu."

"Ayah terkejut dengan ibumu menerima perjodohan ini karna Ayah tau bahwa Ibumu masih memiliki hubungan lelaki itu, berjalannya waktu pernikahan telah di laksanakan ayah baru mengetahui sesuatu yang buat ayah marah besar sama Yangkung. Perjodohan Ayah dan Ibumu ada maksud didalamnya yaitu bisnis antara Yangkung dan Abah, ayah sempat marah tapi Ayah tidak cerita itu kepada Ibu. Bilang jika ayah egois yang mementingkan diri ayah yang ingin trus ibu bersama ayah sampai akhirnya lahir Arya dan lahir lah azizah, seperti yang kamu tau bahwa Arya dan kak zizah umurnya tidak lah terpaut jauh tapi selama itu Ayah dan Ibu baik baik saja kami menjalani rumah tangga ini dengan bahagia. Hadirlah kamu yang membuat kami semua semakin bahagia karna setelah menunggu 5 tahun hadirnya kamu Allah pun menghadirkan kamu dikehidupan ayah dan Ibu walaupun perjuangan ibu sangatlah rumit karna awal kehamilan kondisi kamu lemah yang membuat ibu harus betres total bahkan beberapa kali ibu mengalami pendarahan tapi karna kuatnya kamu, kamu bisa hadir tengah tengah kami"ucap Ayah menatapku senyum sedang aku sudah berkaca-kaca mendengar kisah ayah dan ibu.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang