Part 100

133 13 8
                                    

..

Arya POV

Aku berusaha menahan amarahku agar tidak keluar didepan istriku, aku tidak ingin Kirani melihat emosiku untuk pertama kalinya. Emosiku memuncak saat Ali berteriak jika adikku itu pingsan saat menaiki tangga membuat semua para wanita langsung melihat kondisi adikku, bahkan dr. Jihan harus datang kembali dan aku sudah mengetahui kondisi mental adikku.

"Puas sekarang? Berhasil kan tujuanmu membuat adikku semakin terpuruk dengan kehidupannya"ucapku dengan menatap tajam lelaki yang duduk diapit kedua orang tuanya.

"Arya, jangan pakai emosi kita bisa bicarakan ini baik-baik"ucap Yangkung menatapku.

"baik-baik yangkung, setelah dia memperburuk mental adikku yang memang tidak baik-baik saja. Tidak yangkung, aku yang membuat lelaki ini datang kesini dan dengan gampang mengambil jalur damai"jawabku menatap lelaki yang sudah menyakiti adekku.

"kamu tau siapa yang kamu sakiti karna ucapan mu itu? Kamu tau bagaimana keluarganya menyayanginya dan dengan enaknya kamu menyakitinya dengan perkataan yang sama sekali tidak benar"ucapku dengan teriak membuat lelaki itu dan kedua orang tuanya tampak ketakutan.

"kamu membangunkan singa-singa penjaga orang yang kamu sakiti karna ucapan mu dan berarti kamu harus terima akibatnya"

"saya mohon jangan hukum anak saya, dia memang salah dan saya salah dalam mendidiknya tapi tolong berikan maaf kepadanya bukannya adik kamu pun sudah memaafkan anak saya"ucap ibu dari lelaki itu.

"maaf anda bilang? Tidak bisa lihatkan anda tadi bagiamana kondisi adik saya, dia memaafkan anak anda karna terpaksa gini saja kita ambil jalur tengah saya tidak akan menghukum anak anda tapi bisa kah anda dan anak anda ini mengembalikan kondisi mental adik saya yang sudah hancur karna anak anda?"

"kenapa diam? Tidak bisa kan"

Semua orang diam bahkan aku menahan galang yang sepertinya sudah sangat emosi dengan lelaki itu setelah dia tau apa permasalahannya,
"eh bocah, tidak ingatkah kasus temenmu itu yang waktu lalu datang kerumah ini hanya untuk minta maaf kepada adikku karna telah membullynya disekolah. Gak ingat loe gimana hancurnya tuh cewe dengan rasa penyesalannya dan sekarang loe malah main-main sama gua dan adik gua"ucapku.

Ruang tamu senyap tidak ada yang berani bicara, tapi tiba-tiba Galang memukul meja dan langsung berdiri dan berjalan kearah anak itu dan menyeretnya ke dekat tembok disana galang memberikan beberapa pukulan di daerah wajah anak itu.

Semua orang terkejut tapi aku tidak membiarkan itu lama karna bisa habis lelaki itu di tangan nya Galang, aku tau betul bagaimana sepupuku itu jika tau ada yang menyakiti andini.

"sabar, tidak ada kekerasan disini harusnya kamu bisa menahannya"ucapku.

"tidak bisa bang, dia tidak tau bagaimana cara kita membahagiaan adik kita itu dan dengan gampangnya dia menyakiti adik kita"jawab galang penuh dengan emosi.

"saya mohon, sudah maafkan anak saya"ucap ibu anak lelaki itu bahkan anak lelaki itu sudah tidak berdaya di pelukan ibunya.

Keheningan itu terpecahkan dengan suara langkah kaki yang mendekat dan membuat kami semua menatap siapa yang datang, aku melihat Gus ali mendekat ke arah kami dengan wajah penuh dengan amarah dan emosi.

"ada apa Gus? Bagaimana keadaan adik saya? "tanyaku kepada Gus yang menatap tajam lelaki itu.

"Alhamdulillah sudah sadar bang, saya hanya ingin menyampaikan pesan adik abang bahwa dia ingin masalah ini selesai tidak ada yang diperpanjang dan dia bicara sudah memaafkan dia"ucap Gus membuatku menatapnya.

"Saya mohon bang, kali ini saja turuti keinginan istri saya karna dia hanya minta itu"lanjut Gus yang menatapku seraya tau bahwa aku akan menolaknya.

"baiklah, itu keinginan adik saya maka saya anggap masalah ini selesai peringatan untuk kamu jangan coba-coba menyakiti adik saya lagi atau tidak ada ampun buat kamu tapi sebelum itu saya ingin kamu membersihkan nama adik saya secepatnya"ucapku menatap lelaki itu.

"Saya beri kamu waktu 2x24 jam untuk membersihkan nama adik saya, kalau belum bersih dalam waktu segitu siap-siap polisi mendatangimu"lanjutku setelah itu ku pergi meninggalkan ruang tamu dan langsung menuju kamar adikku yang masih ramai dengan semua orang.

Saat aku masuk semua orang menatap ku bahkan adikku langsung mengulurkan tangannya minta dipeluk oleh ku,
"tidak boleh ada yang menyakiti adek, adik abang ini tidak pantas disakiti"ucapku yang menangis saat memeluk adikku yang juga menangis saat aku memeluknya.

"abang tidak menghukum dia kan?"

"tidak dan itu karna permintaan adek"jawabku seraya menatap wajah adikku yang sangat pucat.

"adik baik-baik saja? "tanyaku dan dijawab dengan anggukan kepala oleh nya membuatku tersenyum.

Aku memeluk adikku kembali tapi selang beberapa detik aku merasakan ada yang ikut memeluk kami saat kulihat ternyata Azizah dan Galang,
"bilang pada abang jika ada yang menyakiti adek oke"

"kami sayang adek, kami akan tetap menjaga adek sampai kapan pun"ucap galang yang masih memeluk dan aku merasakan ada yang memeluk lagi ternyata rey yang menangis.

"harusnya dia pantas dihukum din, dia sudah menyakiti permata kami"ucap rey dengan tangisnya membuatku Mengusap kepala rey.

"adek hanya gak ingin kalian semua memiliki dendam, insyaallah adek bisa memaafkan nya dengan ikhlas"jawab Andini membuatku tersenyum.

"kami menyayangimu dek"

"aku juga menyayangi kalian semua"

'abang akan tetap berdiri paling depan dek jika ada yang menyakitimu lagi, cepet sembuh adik bungsu abang'ucapku dalam hati.

❤❤❤

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang