Part 36

151 20 1
                                    

..

Azan subuh membangunkan diriku saat setelah ku minum air putih, aku melihat Hani yang tidur disisiku. Ya, semalam Hani ku paksa menginap dirumahku dengan paksaan akhirnya dia mau bahkan aku sudah menceritakan keinginanku untuk Hani ikut gabung bersamaku mengembangkan perusahaan, awalnya tentu saja ada penolakan tapi setelah ayah ikut bicara akhirnya Hani mau bergabung denganku.

"Han bangun yuk, udah subuh"ucapku membangunkan Hani.

"sudah subuh ya An? "

"iya yuk bangun mandi trus kita sholat"jawabku dan Hani pun duduk dengan kesadaran yang masih setengah.

Aku memberikannya minum dan dia pun meminumnya hingga abis, setelah itu aku masuk kamar mandi lebih dulu sehabis itu baru Hani.

Selesai sholat dengan masih menggunakan mukena aku menatap Hani dalam,
"apa yang kamu sembunyikan dari ku Han?" tanyaku membuat Hani menatapku.

"ada apa sebenernya dengan mu Han?"tanyaku kembali membuat Hani langsung menangis dipelukanku.

Aku membiarkan dia meluapkan tangisannya didalam pelukanku setelah dia lebih tenang aku melepaskan pelukannya dan menatapnya,
"kenapa kamu tinggal di Asrama cewe ditengah kota?"tanyaku membuat Hani menatapku.

"jangan tanya aku tau dari mana Han, karna kamu tau apa ajh yang bisa aku lakukan"ucapku membuat Hani menundukan kepalanya

"kamu keluar sendiri dari rumah atau diusir dari rumah? "tanyaku.

"Aku keluar dari rumah An, karna aku sudah tidak sanggap tinggal bersama Mamah"jawab Hani membuatku diam.

"kenapa? Mamahmu menuntut apalagi? "tanyaku.

"dia tidak menuntutku An, tapi Om Joe sudah tinggal bersama Mamah dan aku risih akan hal itu makanya aku memutuskan untuk keluar dari rumah"jawab Hani membuatku terkejut.

"awalnya aku tak masalah fikirku tak apa satu rumah mungkin beda kamar ternyata satu kamar An dan yang buat aku semakin tak nyaman dirumah setiap malam aku mendengar suara yang gak pantas aku dengar"lanjut Hani membuat fikiranku bertraveling.

"maksud mereka sudah berhubungan intim? Mereka sudah berZina? "tanyaku terkejut dengan lanjutan cerita Hani, Hani terdiam dan menganggukan kepalanya membuatku langsung memeluknya.

"kamu cerita pada Papahmu?"tanyaku.

"Papah tau aku tinggal di Asrama bahkan beberapa kali Ibu sambungku minta aku tinggal bersama mereka tapi kamu tau kan An pernikahan mereka tidak ku inginkan walaupun Ibu sambungku sangat baik tapi perceraian Papah dan Mamah berhasil membuat luka dihatiku jadi aku menolak, untuk tentang Mamah aku tidak ingin Papah semakin menbenci Mamah. Aku tidak ingin ada pertengkaran kembali antara mereka An hanya karna aku makanya Aku diam"jawab Hani menundukan kepalanya.

"tapi Han kenapa kamu tolak? Untuk menerima atau tidaknya itu akan terbiasa sejalannya waktu"ucapku menatap Hani.

"bukan hanya karna menerima atau tidak nya ibu sambungku An tapi juga karna Aku tidak dekat dengan Papahku, Aku tidak sepertimu juga Om Faqkhi yang sangat dekat walaupun Aku tau Papah menyayangiku tapi kamu kan tau An dari perpisahan mereka aku tinggal sama Mamah membuat ada jarak antara Aku dan Papah bahkan baru dekat-dekat ini kami bersama"

Benar yang ucap Hani baru beberapa minggu belakangan ini Hani dan Papahnya bersama, Aku juga tidak bisa memaksa Hani tapi Aku yakin apapun keputusan yang Hani ambil itu sudah dalam pertimbangan yang sangat besar dan panjang.

"Yaudah aku percaya apapun keputusan yang kamu ambil itu dalam pertimbangan yang sangat panjang dan itu pasti yang terbaik buat kamu"ucapku membuat Hani menatapku.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang