Part 77

150 15 3
                                    

..

Jam menunjukan pukul 8 pagi dan tampaknya matahari absen untuk hari ini karna awan mendung yang mendominasi langit pagi ini, hari ini Mas mengajakku untuk ke belakang pesantren tepat disana ada perkebunan milik Ndalem dan Mas akan mengajakku kesana.

"tidak usah jadi ya sayang? Mendung lh kalau nanti hujan bagaimana?"tanyanya sebelum kami pergi dari teras ndalem setelah pamit kepada Umi dan Abah.

"tidak akan hujan Mas, ayo sebelum bener-bener hujan"jawab ku dan Mas pun menggenggam tanganku lalu kami jalan beriringan melewati asrama dan Madrasah membuat satri, satriwati atau ustad juga ustadzah yang melihat kami bertanya atau sekedar menyapa.

Ootd ku dan Mas saat ini aku memakai Gamis berwarna hitam dengan hijab segi empat dan juga cadar yang senada dengan gamis ku, sedangkan Mas memakai gamis warna Unggu dengan sorban di atas pecinya.

"Masih jauh mas? "tanyaku menatap Mas yang terus tersenyum dari tadi.

"tidak sayang, sebentar lagi sampai"jawabnya dan 5 menit setelah aku mengucapkan itu Mas pun bilang jika kami sampai.

Aku duduk di bawah pohon dan Mas mengarahkan kameranya padaku membuat aku berpaling dengan tangan yang menutup muka ku,
"kenapa di tutup sayang? "tanyanya.

"Mas jail"jawabku setelah itu Mas pun tertawa.

Aku memetik buah stawbery dan langsung memakannya, setelah aku memakannya tiba-tiba Mas berada di depanku.
"Baca bismillah dulu sayang"ucap Mas membuatku istigfar.

"Astagfirullah alazim, Bismillah-,"

"bukan itu sayang"

"yang mana? "

"Bismillah awwalahu wa aakhirohu, baca itu jika kamu lupa baca bismillah di awal makan"jawab Mas membuatku membaca doa yang Mas beri tahu.

Mas menatapku dengan senyumannya membuatku menatap nya dan memberikan buah yang sudah ku gigit,
"Mas mau? "tanyaku dan Mas menganggukan kepalanya lalu memakan buah bekas gigitanku.

Apa yang Mas lakukan membuatku tertunduk malu lebih tepatnya aku tersipu karna Mas makan buah bekas gigitanku, setelah itu aku mengambil keranjang kecil untuk aku bawa buah itu ke Ndalem sepertinya aku ingin membuat salad.

Setelah selesai memetik beberapa buah yang ada disana, awan pun semakin gelap membuat Mas memutuskan mengajakku pulang saat di jalan tangan kanan ku tak lepas dari genggamannya sedangkan tangan sebelah lagi membawa keranjang berisi buah.

Saat di perjalanan tiba-tiba hujan dan untung saja sudah dekat Ndalem,
"kita menepi dulu ya sayang? "

"gak usah Mas kita lanjut ajh udah deket juga"jawabku membuat Mas membentangkan sorbannya dan menutup kepalaku dan kepalanya.

Aku tersenyum di perlakukan seperti itu tak henti ku ucap syukur, bahkan kami menjadi bahan perhatian para satri dan satriwati bahkan ustadz dan ustadzah yang sedang berteduh.

Senyum ku dan senyum Mas tak lepas bahkan beberapa kali kami bertatap muka saling melemparkan senyuman, hujan semakin deras membuat aku juga Mas mempercepat langkah kami.

Sampai di Ndalem Umi terkejut melihat Aku dan Mas yang basah karna terkena hujan,
"Astagfirullah alazim, kenapa kalian hujan-hujanan kalau sakit bagaimana? "ucap Umi yang terkejut melihat kami dan aku hanya terkekeh sedang Mas sedang melipat sorbannya.

"menantu umi tuh minta lanjut padahal hujan sudah deras"jawab Mas membuatku cemberut dan meminta maaf ada umi.

"iya sudah, sana masuk kamar ganti baju Umi buat kan teh hangat"ucap Umi kepadaku seraya mengambil buah yang tadi ku bawa.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang