Part 62

191 17 5
                                    

..

Jam menunjukan pukul 12 siang dan acara sudah berakhir bahkan beberapa keluarga sudah pulang tinggal lah keluarga Abah, keluarga Papih keluarga Uwa yang masih berada dirumah ini. Sedangkan kawan-kawanku masih stay menemani diriku bahkan dari tadi Aisyah dan Hani yang menemaniku karna Gus sedang ngobrol dengan para lelaki.

"Han, Satya udah bilang kan sama kamu tentang survei? "tanyaku kepada Hani yang sedang mengobrol dengan Aisyah, walaupun hari ini pernikahanku tapi fikiran tetang perusahaan selalu ada di fikiranku.

"yaallah An ini tuh hari bahagia kamu, hari pernikahan kamu jangan lah mikirin pekerjaan dulu"jawab Hani membuat Aisyah menggelengkan kepalanya sedang aku hanya tertawa pelan.

"gak bisa Han, aku selalu kepikiran apalagi saat ini statusku berubah pasti aku harus mendiskusikan tentang perusahaan ke Suamiku Ntah dia akan mengizinkan atau tidak, aku gak bisa lepas tangan Han walaupun ada kamu juga Satya"ucapku membuat Hani menatapku.

"1 minggu ini kamu gak perlu mikirin perusahaan dulu, pekerjaan mu ada satya yang mengurusnya dan tiga hari lagi kan kamu ke Jogja berkunjung pertama kali ke Rumah mertua jadi gak perlu lah mikirin pekerjaan dan masalah perkebunan ada A'Hadi yang menghandel semuanya"

"iya An, udah kamu taunya pekerjaan mereka bagus. Semua kerja sama berjalan lancar, semua pembangunan berjalan lancar dan penjualan lancar. Pokoknya kamu cuma tinggal duduk lihat E-mail yang bilang jika pengiriman setiap bulannya menaik, perusahaan semakin banyak yang ingin kerja sama gitu ajh lah"ucap Aisyah yang ikut bicara.

"betul tuh kata Aisyah aku setuju, karna orang yang kamu tunjuk sebagai tangan kananmu adalah orang terpercaya mu"jawab Hani membuatku menganggukan kepalaku lalu setelah itu aku melihat ke arah Ibu yang meminta aku juga Gus ke kamar untuk istirahat.

"Adek sama Nak Ali keatas duluan ajh, istirahat pasti cape kan"ucap Ibu yang membuat Gus menatapku dengan senyumannya.

"bener kata Ibu dek, kamu gak boleh drop lagi kamu masih harus banyak istirahat"lanjut abang yang ikut bicara.

"yuk dek"ucap Gus yang berdiri dan menghampiri ku, aku terkejut mendengar panggilannya kepadaku terdengar aneh tapi sangat manis.

Aku ikut berdiri dan berjalan menuju tangga dengan tanganku yang digenggam erat oleh Gus, sampainya dikamar yang sudah disulap dengan sangat manis. Azan Zuhur berkumandang membuat aku menatap Gus yang berdiri dihadapanku dengan senyumnya.

"sudah Azan Gus, Gus akan sholat dimana? "tanyaku dengan menundukan kepalaku serata suara yang pelan.

"kenapa nunduk? Mas ini suamimu lh, kita sudah halal dan panggil Saya dengan kata Mas bukan Gus karna saya bukan gurumu atau kamu bukan murid nya Abah"jawabnya membuatku langsung menatapnya yang tersenyum manis kepadaku.

"Astagfirullah alazim"pekikku pelan setelah itu aku menundukan kepalaku kembali.

"kok Istigfar si sayang, Mas ini suamimu lh bukannya setan"ucapnya seraya terkejut tapi diakhiri dengan tawa pelan lalu mengusap kepalaku.

"Mas akan sholat dimana? Aku akan siapkan pakaiannya"jawab ku kembali bertanya setelah tadi Ibu bilang jika pakaian Gus sudah berada didalam lemariku.

"Mas mau sholat bersama kamu ajh dirumah, kita berjamaah ya"ucapnya membuatku menganggukan kepala dan memintanya bersiap dan aku siapkan pakaiannya.

Setelah Gus masuk kamar mandi aku pun bisa bernafas lega, berbicara berdua dengannya membuat ku gugup parah Aku berjalan menuju lemari dan mengambil gamis berwarna putih milik Gus lalu menaruhnya diatas meja rias di ruang wordrobe sebelum aku pergi dari ruangan itu aku menatap lekat gamis yang ku pilihkan untuk suamiku yang mungkin akan seterusnya.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang