Part 09

260 21 0
                                    

**

Saat ini jam menunjukn pukul 17.00 dan tadi pun Ayah sudah menelphone untuk aku dan Abang segera pulang, ntah ada apa dirumah membuat ayah menelphone kami dn meminta pulang cepat.

"gpp nanti Abang usahakan cepat menyelesaikan pendidikan abang di Itali, trus pulng kesini kita jalan-jalan lagi nanti kita ajak juga Azizah kita culik dia dari suaminya"ucap Abang menghiburku.

"iya bang"jawabku.

Saat mobil memasuki gerbang rumah di halaman rumah terdapat banyak mobil, beberapa mobil aku mengenali mobil itu milik siapa tapi beberapanya aku tak mengetahuinya.

"ada tamu ya bang? "tanyaku saat abang mematikan mesin mobil.

"Ntahlah, sepertinya sudah gak ada apa-apa yuk keluar"ucap abang membuka Seatbelt-Nya dan begitu juga Aku.

Kami keluar besama Aku berjalan lebih dahulu dan Abang di belakangku, kami memasuki rumah bersama-sama tapi saat Aku masuk keruang tamu salam ku tertahan saat melihat seseorang.

Aku terdiam melihat semua orang yang menatapku, mata itu tertuju padaku bahkan 6 mata itu menatapku tapi tidak mengunakan tatapan saat kami bertemu di ruang BK.

"Ayah, ada apa ini? "tanya Abang yang merangkul pundakku.

"sini dulu duduk bersama"jawab Ayah begitu lembut, saat abang akan mengajakku duduk aku menggelengkan kepalaku.

"nggak, Aku cape"ucap ku yang langsung pergi ke kamar, meninggalkan semua orang yang berada di ruang tamu.

Kata-kata itu berputar kembali di fikiran ku, teriakan itu menggema kembali di telingaku.

..

Author POV

Arya duduk di dekat Azizah yang menatap tajam arah cewe yang duduknya di dampingi orang tuanya,
"Ayah, sebenernya siapa mereka? Ada apa mereka kerumah kita"tanya Arya kembali.

"mereka kawan dari adikmu, Dini"jawab Faqkhi, Ayahnya Dini.

"lebih tepatnya, mereka adalah orang yang menjadi penyebab adikku melukai tangannya"ucap Azizah membuat Arya menatap tajam 3 orang yang berada di dihadapannya itu.

"bener Ayah? Lalu mau apa mereka kesini? Mau bully adikku lagi? Belum cukup kata-kata yang anak anda lontar kepada adikku membuatnya hancur sampai dan hampir skarat"ucap Arya yang penuh dengan tekanan dan emosi.

"Arya, mereka datang ingin meminta maaf kepada Dini"ucap Fakqhi membuat Arya menatap Fakqhi.

"Ayah akan memaafkan orang ini, Ayah dia yang membuat adik ku harus konsultasi dengan psikolog. Adik ku akan baik-baik ajh jika dia tidak mendapatkan bullyan disekolahnya"ucap Arya yang sedikit teriak, emosinya tidak tertahan kan kembali.

"Arya, niat mereka kesini sudah baik dan kita harus menerimanya dengan baik"ucap Kukung-Nya Dini.

"bener Ar yang di bilang kukung, Ayah tidak akan melupakan kejadian kemarin tapi kita sebagai manusia juga penah berbuat salah lalu apa salahnya kita memaafkan"ucap Fakqhi untuk meredamkan emosi Arya.

"kalau Aku, tidak akan pernah memaafkan tapi kalau adikku memaafkan berarti selesai semua urusan"ujar Arya yang bangun dari duduknya dan berjalan naik ke atas untuk menuju kamar adiknya.

Arya takut terjadi sesuatu dengan adiknya, makanya Arya menghampiri adiknya di kamar miliknya. Saat Arya mengetuk pintu kamar Dini tak ada jawaban membuat Arya semakin khawatir, Arya mengetuk pintu kembali dan lagi-lagi tak ada jawaban Arya pun mencoba membuka pintu kamar Dini dan ternyata tidak terkunci.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang