Part 65

196 14 4
                                    

..

"Kirani, saat ini jangan lihat aku adalah bos mu jangan lihat aku anak dari pengusaha besar dan jangan lihat aku dari cucu pengusaha sukses. Tapi lihat lah aku seperti lelaki lain yang hanya berusaha membahagiakan kekasihnya dengan mengikatnya dalam ikatan halal bagi Allah dan kita akhiri hubungan yang dilarang Allah ini dan ayo kita berjalan sama-sama menggapai syurganya Allah. Kirani Mutaqabila aku melamarmu malam ini di hadapan orang tua ku, mau kah kamu menjadi istriku?"ucap Bang Arya yang sangat sweet menurutku karna dia sangat tidak terlihat bersahabat dengan wanita, tapi nyatanya dia memiliki sedikit sifat romantis.

"ayo Mbak jawab, ikutin bagaimana hati mbak ajh tapi jika hati Mbak menolak tak apa itu udah resiko abang"ucap ku membuat abang menatapku.

"kok kamu ngucapnya tolak si dek, kalau jadi doa bagaimana?"tanya bang Arya dengan Nada suara yang tidak pernah dia tunjukan.

"lh resiko dong bang, ya kan Yah? "ucapku meminta pembelaan kepada Ayah.

"iya Nak"

Ibu menghampiri Mbak Kirani dan langsung menggegam tangannya membuat Mbak Kirani menatap Ibu,
"bagaimana kamu terima atau tidak lamaran putra saya?"tanya Ibu kepada Mbak Kirani.

Sedang menunduk malu mbak Kirani menganggukan kepalanya pelan dengan senyum malu membuat semua orang tersenyum,
"Alhamdulillah, Gitu kan enak Yaudah acara akad akan dilaksanakan 1 bulan dari sekarang dan untuk tunangan resmi didepan orang tua Mbak Kirani 10 Hari dari sekarang"ucap ku menatap abang yang langsung menganggukan kepala.

"sekarang bang Galang, tadi aku udah lihat versi bang Arya yang ternyata dari sikap kulkasnya dia juga punya sisi romantis"ucapku membuat abang cemberut mengetahui aku menyebutnya kulkas.

"kok kulkas si dek? "protes abang.

"emang iya kan, kata Vano abang kulkas dua pintu dingin? Canda Dingin"ledekku dengan tertawa.

"nasib banget punya adek mulutnya julid"

"eh tapi sayang kan? "

"benget"jawabnya dengan cemberut.

"good, yuk bang adek udah nunggu"ucapku menatap bang Galang yang langsung menatap Mbak Kirana.

"Dik, jangan anggap ini bercanda karna ini serius keluarga besar ku menjadi saksi. Kirana Mutaqabila yuk urus penganjuan bersamaku dan kita lewati susahnya pengajuan bersama-sama kamu siapkan jadi persit dan siapkan bergabung dengan Kartika Chandra Kirana atau persatuan istri Angkatan darat bagaimana?"tanya abang yang langsung ditatap oleh mbak Kirana dan beda dengan sikap Mbak Kirani tadi.

"kenapa baru sekarang bang? aku nunggu dari lama lh dan jelas aku gak akan nolak"jawab Mbak Kirana membuatku tertawa.

"wawww, beda ya kalau abang dan mbak Kirani ada dramanya tapi kalau bang Galang sama Mbak Kirana gas ajh langsung tapi gapapa aku suka akhirnya Abang-abang ku punya pasangan masing-masing. Paman"ucapku diakhiri memanggil paman yang menatapku.

"bagaimana paman apa paman dan Bibi setuju dengan mbak kirana?"tanyaku membuat Bibi tersenyum dan menganggukan kepalanya membutku tersenyum.

"Syukurlah, yaudah kita satuin ajh acara lamarannya ya gimana? Tapi dengan syarat yang masih berlaku pernikahan abang 1 bulan dari sekarang sedangkan bang Galang 3 bulan dari sekarang gak ada nego atau pun debat lagi"ucapku membuat bang galang menganggukan kepalanya.

Akhirnya kami semua Ngobrol-ngobrol lagi bahkan fikiranku tidak terfokuskan masalah perkebunan, aku sibuk mengobrol dengan Mbak Kirana dan Kirani sampai jam menunjukan pukul 10 malam.

"Abang-abang antar calon kalian pulang ini sudah malam"ucap Ayah membuat 2 mbak kembar itu pamit kepada kami semua.

"2 mbak kembar jangan lupa besok kesini lagi ya, kita BBQ an Vano yang mentraktir semuanya"ucapku menatap Vano yang langsung menatapku sinis.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang