Part 42

168 21 0
                                    

..

Sampainya dirumah jam menunjukan pukul 8 malam dan tadi sempat mampir untuk menunaikan sholat magrib di jalan, aku menangis memohon ampun kepada Allah karna telah meninggalkannya bahkan pergi dari Allah aku sangat rapuh saat memohon ampun kepada Allah.

Aku keluar dari mobil dan langsung berjalan masuk rumah, dihalaman ada beberapa mobil yang ku kenal dan beberapa kali memang kerumah.

"Assalamualaikum"ucapku masuk rumah dan berjalan menuju ruang tengah yang aku yakin mereka semua disana.

"Waalaikumsalam"jawab semua orang.

Semua orang menatapku dengan senyumnya, bahkan aku melihat senyum Ibu, senyum Om Juna dan senyum Nada disana. Aku mencium tangan semua orang bahkan aku memeluk Abang, Kak Zizah dan Paman Agus.

"kenapa lama sekali? Paman sudah menunggu kamu lama"tanya paman membuatku tersenyum.

"maaf paman tadi Dini mampir dulu untuk sholat magrib jadi agak telat, maaf Dini kekamar dulu belum sholat isya sekalian mau bersih-bersih permisi"jawabku seraya izin ke kamar.

Ada rasa sakit dan ada luka yang rasanya sangat nyeri tapi aku berusaha menghiraukan saat itu semua dan berusaha untuk ikhlas dengan semua yang terjadi, di saat sujud terakhirku Aku menangis memohon ampun kembali.

"YaAllah yarabb Ampunilah diriku, Ampuni semua kesalaham dan dosa yang pernah ku perbuat. Ampuni diriku yang belum bisa mengikhlaskan masalalu ku, aku tidak benci dan aku tidak dendam tapi rasanya sakit itu sangat lah sakit, luka itu rasanya sangat nyeri saat aku melihat wajahnya. Yaallah Ampuni hambamu ini, hamba minta bantuanmu untuk bantu hamba mengikhlaskan masalalu yang terjadi bantu hambamu yang lemah ini"ucapku menangis dalam doaku.

Setelah selesai aku pun memakai Dress rumahan ku dengan hijab instan yang selalu menjadi fav ku saat di rumah, Aku keluar kamar dan berjalan menuju ruang tengah.

"maaf nunggu lama"ucapku duduk dekat Abang dengan Hp ditanganku.

"gapapa nak"

"Adek habis nangis ya? "bisik Abang kepadaku membuatku menggelengkan kepala dan memeluk lengan Abang.

"Andini disini Ibu ingin berbicara dan memberikan sesuatu kepadamu"ucap Ibu yang ragu menatapku.

Aku terdiam dan biarkan Ibu menyelesaikan ucapannya, Ibu memberanikan menatapku dan aku menatapnya.
"Maafkan semua kesalahan Ibu Nak, Ibu tau sangat sulit untuk memaafkan semua kesalahan ibu tapi Ibu menyesali semuanya nak, Ibu selalu dibayang-bayangkan dengan rasa sayangmu kepada Ibu"ucap Ibu membuat aku menggegam tangan Abang erat.

"Ibu mohon ampunan mu Nak, Ibu menyesali semuanya,Ibu menyesal pergi meninggalkan kamu, Abang dan kak Azizah, Ibu menyesal kamu merasakan rasa sayang kosong dalam waktu yang sangat lama. Izinkan ibu mengisi kosong nya sayang itu dengan rasa sayang Ibu untukmu"lanjut Ibu.

'tidak An, kamu tidak boleh menangis. Jangan An'ucapku dalam hati.

Aku mengambil nafas dan menghebuskannya perlahan, menatap Ibu yang saat ini menundukan kepalanya seraya menangis. Om Juna seraya memeluk pundak Ibu menguatkan Ibu sedangkan Nada menatap Ibu sambungnya dengan tatapan sedih.

"kenapa? Kenapa baru sekarang Ibu berniat mengisi Kosongnya rasa sayang itu? Kenapa gak dari awal-awal setelah Ibu berpisah dengan Ayah? Kenapa Ibu malah meninggalkan Aku, Abang dan Kak Zizah"ucapku dengan nada lembut membuat ibu semakin terisak dengan tangisnya.

"Aku gak faham dengan itu, Hani yang sama brokenhome tapi dia masih disayang sama Papahnya dan Mamahnya lalu sedangkan Aku hanya disayang oleh Ayahku padahal yang berpisah itu adalah Ayah dan Ibuku tapi kenapa Ibu juga berpisah denganku? Itu yang tidak ku mengerti, satu bulan setelah perpisahan Ayah dan Ibu membuat keluarga ini hancur tidak punya arah dan kebahagiaan. Saat itu Andini merasa sendiri walaupun ada Ayah selalu nemenin Dini tapi Ibu, Abang dan Kak Zizah memutuskan pergi meninggalkan Dini sendiri dengan balutan luka dengan balutan sakit yang Dini rasa sendiri, Ibu pergi, Abang pergi ke Itali, Kak Azizah menikah dan meninggal kan rumah ini, sangat nikmat jika dirasakan. Adek tidak menyalahkan Ibu, Abang dan Kak Azizah yang pergi dari adek

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang