Part 84

113 12 3
                                    

..

Pagi ini aku merasa tubuhku semakin lemah karna semalam aku tidak tidur sama sekali, tiba-tiba aku mengalami insom yang beberapa hari belakangan ini tidak ku alami tapi setelah mengantar suamiku semalam aku sama sekali tidak keluar kamar walaupun beberapa kali Ibu dan Ayah masuk kekamarku untuk mengajakku keluar kamar tapi ku tolak.

Semalam juga Hani menginap ditemani dengan Nada yang juga ikut tidur di kamarku, jam set 4 pagi Hani kebangun dan dia melihatku yang duduk bangku belajarku dengan laptop menyala walaupun aku menyalahkan laptop tapi fokusku tidak lah kepekerjaan.

"An, kamu belum tidur?"tanya Hani yang mendekat ke arahku dan aku hanya menggelengkan kepalaku lemas.

"kenapa? Bukannya kamu tadi udah izin akan tidur dengan Gus?"tanyanya kembali dan aku hanya menganggukan kepalaku tanpa ingin mengelurkan suaraku.

"ada apa An? "tanyanya untuk ketiga kalinya membuatku menangis dengan kepala yang kujatuhkan di ujung meja belajarku membuat Hani terkejut dan langsung memelukku.

"kenapa kamu selalu gini si An? Kenapa kamu selalu menutupi lemah nya dan sedihnya dirimu? Bukannya kamu sudah di minta terbuka tentang perasaanmu kepada suamimu? "ucap Hani membuatku menahan isakan tangisku, aku gak ingin nada mendengarnya dan terbangun dari tidurnya.

"Aku cape Han, mentalku cape dan mentalku sudah tidak baik-baik saja"ucapku seraya memeluk Hani kuat.

"maksudmu? "

"kebahagiaan ku belakangan ini tidak merubah apapun yang terluka dalam diriku Han, termasuk mental tubuhku yang tidak baik-baik saja akibat masalalu ku"jawabku membuat Hani terdiam lalu menatapku dalam.

"maksud mu, mentalmu masih belum baik-baik ajh? Walaupun kamu sudah mengikhlaskan semuanya? "tanya Hani dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"kenapa kamu gak cerita padaku? Kamu sudah bicara dengan Gus tentang kondisimu? "

Aku menggelengkan kepalaku membuat Hani menatapku dalam,
"Kenapa? gus berhak tau An bagaimana pun keadaan mu? Dia suamimu, dia harus tau An"

"iya Han, aku akan beritau semuanya tapi gak sekarang. Plis Han jangan bilang apapun sama Mas, aku yang akan bilang sama suamiku tapi gak sekarang plisss"

"kapan? Aku butuh kejelasan? "

"setelah aku tau bagaimana caranya mental ini sembuh, aku akan cerita sama Mas aku janji sama kamu"

"baiklah"

"hari ini temani aku ke tempat Psikiater rekomendasi dr. Rizal ya, aku gak siap jika sendiri"

"aku selalu bersamamu an, kamu gak perlu takut akan hal itu"jawab Hani membuatku memeluknya kembali dan Hani membalas pelukankuseraya mengusap punggungku.

Tubuhku semakin melemah bahkan Hani membuatkan teh Hijau untuk aku bisa tenang, saat subuh Aku mengajak Hani dan Nada sholat subuh bersama-sama.

..

Pagi ini aku sudah siap dengan pakaian kantorku walaupun Hani melarangku untuk ke kantor tapi aku harus selesaikan pekerjaanku,
"aku harus cepat selesaikan semuanya Han, setelah cabang bandung selesai aku akan langsung membuat cabang Yogyakarta jadi aku mau kamu atur jadwal ya kita harus metting tentang cabang Jogja"ucapku saat aku sedang merapihkan pasminaku.

"tapi An, kesehatan kamu"

"aku gapapa, sudah yuk kita turun semuanya menunggu kita untuk sarapan"jawabku seraya berjalan keluar ke arah pintu dengan tas di tangan ku.

Keadaanku semakin tidak baik-baik saja tapi aku harus tetap semangat, sampainya di meja makan aku mode on diam sepanjang sarapan walaupun Ibu atau Ayah mengajakku berbicara.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang