Part 127

104 13 4
                                    

..

Jam menunjukan pukul 3 sore dan aku, lisma juga Nayla pun baru menyelesaikan pekerjaan kami dan aku langsung manaruh semua bolu buatan kami di kulkas. Setelah itu Lisma dan Nayla pun izin untuk kembali ke dapur asrama, saat setelah lisma dan nayla pergi mas masuk kembali ke dapur.

"adek"ucapnya yang berusaha cuek kepadaku.

"dalem mas"

"di ndalem sudah ada keluarga adek, ayo kita pulang"jawab mas membuatku menganggukan kepala lalu berjalan dibelakang mas karna memang sejatinya wanita adalah makmum dan tempatnya dibelakang imam.

Aku dan mas naik motor menuju Ndalem di sepanjang perjalanan menuju ndalem juga tidak ada pembicaraan bahkan aku tidak memeluk pinggang mas hanya memegang baju suamiku untuk menahan diriku agar tidak jatuh, aku melihat wajah gak enak dari suamiku sepanjang perjalanan membuatku menahan tawa.

'seru juga ngerjain mas seperti ini'ucapku dalam hati.

Sampainya di Ndalem aku langsung masuk lebih dulu meninggalkan suamiku dibelakang, saat masuk Ndalem wajah semua orang langsung menatapku.

"adeknya abang"ucap abang yang langsung mendekat ke arahku dan kami langsung berpelukan membuat semua orang tersenyum.

"abang kangen sama adek, abang merasa kehilangan gak ada adek dirumah"ucap abang membuatku mengusap punggung abang.

"adek juga rindu abang"jawabku setelah itu abang mencium keningku.

Aku mencium tangan semua orang dan ayah, ibu, Yangkung, Yangti, paman agus, Om Juna, kak Azizah, mbak Kirani memelukku secara bergantian.

"adek apa kabar?"tanya ibu kepadaku.

"adek baik, ibu gimana yang lain Gimana? "tanya ku.

"kami semua baik alhamdulillah"

"alhamdulillah"

Setelah itu aku dan semuanya Ngobrol-ngobrol sebentar sebelum akhirnya azan Ashar berkumandang dan para lelaki langsung menuju masjid bersama-sama sedangkan para wanita berjamaah bersama juga di Ndalem, selesai sholat semuanya kembali ngobrol tapi tiba-tiba lisma dan nayla datang.

"Afwan Yai"

"iya ada apa Lisma? "tanya abah.

"nasi box sudah siap untuk dibagikan"jawab Lisma membuatku berdiri dan diikuti semua orang.

"Yaudah, minta ustadz galih untuk mengkordinasikan para santri untuk membagikannya"ucap mas membuat Lisma mengangukan kepala setelah itu pergi.

"ayo mas ikut bagikan"ucapku kepada mas yang menatapku.

"nggak ada ikut membagikan biarkan itu urusan galih dan para santri, sudah kamu disini saja kan ada Keluarga juga"jawab mas membuatku cemberut lalu menatap abang.

"abang mau temani adek gak untuk bagikan nasi box, hari ini mas sedang ngeselin dan nyebelin abang mau kan temani adek"ucapku merayu abang yang membuat abang ragu menjawab dan beberapa kali menatap suamiku.

"tapi dek"

"sayang, izin suami kamu dulu"ucap ayah membuatku menghela nafas.

"jadi mas dan abang gak mau nurutin ucapan ku, yaudah gapapa aku bisa sendiri kok"jawabku setelah itu keluar dari Ndalem seraya membawa kunci mobil milikku membuat para lelaki mengejarku.

Aku berjalan menuju mobil dan saat sudah di dalam mobil mas langsung mengetok kaca mobil seraya terus memanggil namaku,
"sayang dengerin mas dulu, buku kaca mobilnya"ucap mas yang penuh kelembutan membuatku membuka kaca mobil sedikit.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang