Asavella 🍁3

223K 15.9K 818
                                    

Jangan lupa untuktekan tombol bintang dan komen❤️

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Asa melihat pemandangan yang sudah sekitar kurang lebih satu setengah tahun tidak ia pandang lagi semasa pandemi. Aroma kelas yang sudah tidak pernah dipakai terasa unik.

Ia mulai memasuki kelas dan memilih duduk tidak terlalu depan dan tidak terlalu belakang. Kelasnya hanya diisi oleh 20 siswa. Itupun melalui seleksi ketika akan memasuki kelas 11 maupun 12. Mereka akan disaring dari nilai-nilai harian maupun ujian akhir semester.

Selang beberapa menit, seorang siswi berwajah bule namun melokal datang dan berlari kecil untuk duduk di bangku kosong depan Asa. Gadis berambut bergelombang dengan masker transparan akrilik  itu mulai mendekat erat tubuh Asa.

"Aahhh, Acaaaa!!! Kangen banget gue!!!" ungkap Keci begitu bahagia.

Itu sungguh membuat asa meringis—mendesah pelan menahan sakit. "Corona."

Keci mendengarkannya, lantas gadis ini langsung memudarkan pelukannya. "Tenang gue udah vaksin Sampek dosis 2 plus gue PCR."

"Ca," panggil Kecil yang kemudian memutar kursi menghadap meja Asa.

"Gue denger ... si Brian jadian sama si Queen of dramatis itu, ya? Kok bisa sih lo diem aja? Lo kan yang lama sama Brian, Ca. Lo enggak cemburu?" tanya Keci sembari memutar bangku ke arah meja Asa. Dan kemudian, melipat kedua tangannya di atas meja untuk mencari posisi yang nyaman.

Asa yang merupakan lawan bicara Keci sedang memainkan game dalam ponsel. Dan tak ada minat untuk menjawab.

"Ca, lo nggak capek gitu?" Keci mencoba bertanya pelan. Memastikan pertanyaan itu bukanlah hal sensitif yang akan membuat Asa marah kepadanya.

"Gue bakalan selfharm sih, kalau jadi lo. Tapi gue takut mati. Bekal gue lebih banyakan dosa daripada akhlak baik nanti. Apalagi kalo gue jadi lo, masalah cowok direbut? Gue nggak diem."

Asa memberhentikan kegiatannya dari bermain game berada di ponsel.

"Gue masih kuat. Kalau gue capek, hari ini gue nggak bakalan denger recokan lo yang selalu kepoin gue."

"Dan untuk masalah cowok. Kek enggak ada cowok lain. Inget, populasi cowok tuh banyak di dunia, mulai Asia sampai Eropa. Ada 134.228.998. Mulai yang buaya, babi sampe yang setia ada. Jadi gausah bingung, laku-laku," racau Asa.

"Kalau nggak laku?" timpal Kecil sembari menompang wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Ya ngelonte," umpat Asa. Khusus lo.

"Dan asal lo tau, yang baru kenal aja susah deket apalagi yang udah deket belum tentu bisa jadian—jodoh di pelaminan."

Keci mengangguk paham dengan dua bibir yang dia tarik membetuk garis tipis. "Iya juga sih. Bahkan spesies cowok tuh bermacam-macam rupa dan akhlak."

"Ya ... itu deh, derita temenan sama cowok," sambung Kecil sembari mengangguk paham.

"Eh! Bentar. Gue kepo karena gue sayang lo ya,Ca. Bukan karena gue selalu ingin tau tentang lo dan menjadi pendengar bodoh." Keci menjelaskan jika rasa penasarannya adalah bentuk kekhawatiran terhadap sahabatnya.

ASAVELLA [TERBIT] ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu