Asavella 🍁17

104K 8.5K 188
                                    

Gadis berpupil cantik kini tengah mengayuh sepeda dengan ranjang yang berisi si kucing tampan—si Beebee yang tenang.

Telinga Asavella tersumpal dengan dua kepala headset berwarna hitam. Ia mendengarkan lagu dengan menikmati suasana komplek rumah. Ia bahkan hari ini membawa kamera untuk mengambil gambar dan modelnya tak lain adalah kucingnya.

Ia kali ini mengusung tema sekolah. Itu sebabnya, ia memakai seragam sekolah begitupun dengan Beebee. Betapa menggemaskan dan menjadi pusat perhatian orang sekarang kucing tampan itu.

Ini sebuah healing sebelum Asavella akan mulai kembali untuk ke sekolah. Cuaca terik dengan udara sejuk sudah lebih dari cukup untuk bersepeda. Mumpung di rumah tidak ada kedua orang tuanya—Asavella juga berniat kembali sebelum Bara ataupun Kunti kembali lebih awal.

“Sampek juga.” Asavella menjagang sepedanya di tepian taman komplek yang begitu luas.

Asavella menggantungkan kamera pada lehernya. Kemudian mengangkat—menggendong tubuh Beebee. Setelah sekian lama tidak mengambil gambar untuk koleksi, gadis ini terasa bingung. Harus foto di mana dan seperti apa?

Apalagi taman ini begitu luas. Suasana yang sejuk, banyak pepohonan besar tumbuh di sekitarnya—serta adanya beberapa bunga bunga cantik untuk mempercantik.

Asavella selain kebingungan dengan mengatur gaya seperti apa untuk pemotretan Beebee, Asavella juga bingung mengatur kamera karena sedikit bermasalah. Gadis itu merasa, jika ia sudah pikun. Padahal, kamera itu terbengkalai hanya kurang lebih dua bulan.

“Gimana sih, setting kameranya?” Asavella menggerutu sendiri ia kebingungan ingin meminta bantuan. Tapi kepada siapa?

Brian?

Tapi hari ini Brian masih di sekolah bukan? Apalagi anak kelas 12 selalu mendapat jam tambahan.

Oh, iya. Asavella ingat seseorang. Saka Biru Pratama.

Saka anak fotografer handal di sekolah. Ia adalah laki-laki yang berada di aula saat itu. Bahkan beberapa kali, Saka memenangkan lomba. Tapi menurut Asa, tidak ada salahnya bukan bertanya kepada Brian. Lagi pula, Asa dan Saka tidak pernah dekat.

Asavella memilih duduk pada rerumputan yang tidak beralas. Meletakkan sejenak kameranya pada pangkuannya.

Kemudian, ia memainkan ponsel sekadar mengirim pesan.

Chat

Sa🍁:

Hai, Bi. Sibuk?|

Bi🍊:

|Kenapa, Sa? Kangen atau gimana?

Sa🍁:

Enggak, sih. Enggak bisa nahan maksudnya. Hehe.|

Bi🍊:

|Tapi gue enggak kangen lo, gimana dong?

Sa🍁:

|Yaudah.

|Kalau gitu nanti pulang sekolah, ke taman bentar ya, bantuin setting kamera.

|Gimana sekalian foto bareng, bertiga sama Beebee.

Bi🍊:

|Okey. Nanti shareloc aja posisinya. Gue masih ada kegiatan ini. Nanti gue kalau udah selesai gue bakalan kirim pesan ke lo.

Asavella tersenyum saat mengetahui jawaban Brian. Kemungkinan pulang sekolah mereka di hari ini akan lebih cepat. 

Asavella bermain-main dengan Beebee terlebih dahulu. Sampai ia merasa jenuh menunggu Brian yang tak kunjung datang atau sekadar mengirim pesan.

ASAVELLA [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now