ENDING ASAVELLA

101K 4.2K 878
                                    

"Teridentifikasi. Potongan tubuh itu milik ananda Asavella. Yang dikabarkan hilang beberapa hari. kondisi terpisah-pisah dan membusuk."

Tio langsung jatuh terduduk.

Pasokan oksigen Tio Mahardika seolah semakin menipis ketika mendengar perbincangan polisi dan dokter forensik yang tak lain dari ayahnya sendiri di mana ikut campur tangan atas penemuan potongan tubuh tersebut.

Keheningan tercipta begitu hampir beberapa menit ketika brankar dengan kain putih penuh bercak darah menutup tubuh dingin yang sudah kaku. Tak hanya disambut satu brankar namun empat brankar di mana setiap kain terdapat kertas putih tertulis nama dari: Mutiara Berliana, Jysa Primicily Diana Putri dan terakhir Asavella Skyrainy Diana Putri.

Tubuh Tio, Yuga, Bagus dan Keci mulai lemah. Seolah kakinya tidak kuat menampung tubuh mereka atas semua usaha mencari Asavella seolah sia-sia. Bukan satu kematian namun tiga kematian langsung terjadi ke tiga gadis. Detik ini. Januari, 2021. Duka menjadi awal lembar di tahun baru.

Sekarang. Rasanya untuk menangis sudah tidak bisa dilakukan. Sesal lebih mendahului.

"Awal januari sudah sehancur ini? Gimana 11 bulan kedepannya?" monolog Tio begitu pelan.

Penuh gemetar tubuh Bagus mencoba berdiri—menguatkan diri lebih dulu menghampiri tubuh kaku dari milik Mutiara yang tertutup kain. Dadanya sesak. Seolah sudah tidak ada pasokan oksigen.

"Apa yang nanti gue bilang ke Harta, Ra?" Tubuh Bagus membungkuk sedikit mendekatkan bibirnya pada telinga Mutiara. Tangan penuh gemetar mencoba mengusap lengan kanan tak bernyawa Mutiara dan langsung ia cengkeram begitu hebat penuh getar.

Bagus memeluk penuh tubuh pucat Mutiara dari samping. "Ada yang mati tapi tidak dengan raga yang terkubur, Ra. Lo lupa bawa setengah jiwa lo ini ikut sama lo," cicit Bagus memeluk sang kekasih penuh erat.

Bagus menoleh ke samping di mana melihat nama Asavella tertulis dan di letakkan di atas tubuh yang sudah kaku juga. Hasil otopsi yang dilakukan butuh waktu kurang lebih tiga jam telah mengidentifikasi jikalau seluruh anggota tubuh yang terpotong dan dikirim pencar adalah milik Asavella. Sementara janin yang membusuk penuh gumpal darah itu milik janin Mutiara—sang kekasih.

"Tunggu aku pulang! Aku akan pulang!"

Suara Asavella masih terputar hebat di otak Tio Mahardika yang tengah meratapi jenazah Asavella.

"ioo, Asa beliin ioo permen kesukaan, ioo."

"ioo, ganteng. Tapi lebih gantengan Bian. Wlee!"

Tio mengepalkan tangannya ketika memori-memori manis serta senyumannya Asavella yang ia jaga begitu sempurna kini musnah selamanya. Mata penuh dendam dan lara yang terlalu merobek seluruh dadanya membuat sosok Tio termenung—bangun—berdiri dan memberi hantaman kepada Yuga secara tiba-tiba hingga membuat kegaduhan.

"Andaikata, dari awal lo gak salah kasih perlindungan, Asavella enggak akan pergi! Asa gak bakalan pergi! Bahkan hari ini dan detik ini dia bakalan senyum di hadapan gue dan temen-temen yang lain!" geram Tio dengan mencengkeram erat kaos Yuga.

"Lihat! Gara-gara lo! Gara-gara akal picik lo! Lo udah merenggut tiga nyawa! Lo udah ngerusak hidup gue, cinta gue, persahabatan gue bahkan kekasih kembaran lo! Lo ngehancurin banyak orang!!" pekik Tio Mahardika. "LIHAT HASIL KEGOBLOKAN LO YUGA! LIHAT!!!"

Yuga menepis air mata. "Seolah lo merasa tersakiti di sini. Lo juga ikut campur ngebully Asa, membuat Asa hancur dengan seluruh kebodohan lo dan Keci. Ingat jelas memori gue, gimana Asa pulang bau sampah tanpa ada satupun dari kalian yang membela! Kemana lo saat itu, ha? Kemana gue tanya!"

ASAVELLA [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now