Asavella 🍁67

79.9K 6K 1.2K
                                    

“Bangun, Ga! Jangan bikin kita semua khawatir!”

“Kak …”

Laki-laki yang tengah dibangunkan paksa oleh teman-temannya menjadi bahan kekhawatiran hebat bagi mereka semua hari ini.

Bayangkan saja, dua jam lebih lelaki tersebut tertidur dengan teriak nama Asavella berulang kali tanpa tiada henti. Air mata dengan kelopak yang terpejam mengalir deras hingga berjatuhan pada ubin lantai dingin menyeruak kulit sosok Yuga Claudius Permana.

Napasnya tidak karuan. Sesak. Mimpi buruk itu seolah nyata. Hingga akhirnya seperti ada percikan air serupa dengan darah yang mengenai wajah Yuga sehingga membuatnya terperanjat bangun.

“Ga … kamu kenapa? Mimpi apa?” Sang mantan menanyakan apa yang tengah terjadi pada mimpi sang lawan bicaranya penuh cemas. Sesekali ibu jari kanan Jysa menyentuh—mengusap sisa-sisa kristal bening yang masih mengalir.

Masih setengah sadar. Laki-laki itu memegang kedua bola matanya yang terasa basah. Napasnya tak karuan. Ia pun juga kebingungan teman-temannya melingkar mengelilingi Yuga. Namun suara badai di luar menjadi pusat perhatian Yuga. Kepalanya sedikit memiring—dua netra bergerak cepat ke kanan dan ke kiri. Napasnya sekali lagi tidak teratur. “Hujannya mirip di mimpiku, Jy.”

“Asayangku …,” lirih Yuga yang membuat bingung teman-temannya. “Asayang? Langit? Asavella di mana?? Apa ada kabar? Dia udah pulang?”

“Tio, lo dapet informasi dari Asa kita, ‘kan?” lontaran pertanyaan langsung mengarah pada Tio. Mustahil jikalau lawan bicaranya mengangguk, ia justru dengan wajah letihnya menggeleng lemah.

“Ponsel kita mati semua, kak. Sudah tiga hari ini ponsel, laptop, MacBook, ipad menyala selama 64 jam penuh sampai enggak menyisakan satu persen baterai,” info Mutiara yang merasa pasrah sudah tidak tahu menahu kembali apa yang ia lakukan jika alat paling penting sudah tidak bisa digunakan lagi.

Jysa dan Tio saling bertatapan. Ini sudah hari ketiga pencarian Asavella yang dihalangi hujan Badai serta angin kencang yang menghantam menghancurkan beberapa kota di sekitar. Sementara Riri—Ibunda dari Yuga Claudius juga belum ditemukan. Bahkan, permukaan air di daerah mereka mulai menggenang sebagian. Untungnya daerah tempat tinggal mereka tidak terkena banjir.

Hujan hanya berhenti di dini hari hingga menjelang fajar tiba. Selepas itu, hujan kembali turun tanpa adanya jeda.

Tak hanya itu, Bara yang berstatus ayah dari Jysa dan Asavella keberadaannya masih belum juga diketahui, bahkan polisi juga bersiaga selama tiga hari ini di kediaman Keluarga Bara. Jysa dan Mutiara tidak sedikitpun mendapatkan informasi yang pasti. Di seluruh kota mengalami pemadaman listrik selama tiga hari berturut-turut. Disebabkan arus listrik yang terpotong akibat hujan badai.

Semua teman Asavella memilih berkumpul pada kediaman rumah Keluarga Gerald. Mengandalkan lilin, para laki-laki sebagian bergantian untuk berjaga dan mengandalkan bahan pokok yang tersedia di rumah Yuga. Sekalipun ada stok banyak, dari mereka bertujuh tidak menyentuh sama sekali makanan atau minuman. Pikiran mereka kalang kabut. Di keadaan genting seperti ini, Tuhan menghalangi proses pencarian Asavella. Sekalipun itu meminta bantuan kepolisian.

“Daerah kita enggak pernah sampai banjir walau menggenangnya dikit,” ungkap Bagus seraya mengusap-usap kepala Mutiara yang tengah menyandar di bahu Bagus untuk menghilangkan penat.

Keci membuang napas gusar. “Hari wisuda juga di tunda. Sekaligus perayaan satu tahun sekali kenaikan kelas,” sambung Keci seraya menyandar pada kepala sofa tunggal dengan kaki yang ia jadikan bahan dekapan tubuhnya.

Jysa menghela napas berat. Menatap hujan dari gorden jendela dan kembali pada posisinya. “Hujan selalu melambangkan Asavella saat sedih, bukan?”

Semua mengangguk setuju. Ini bukan karangan namun ini sebuah kenyataan yang dibenarkan. “Bahkan nama tengah dia berhubungan dengan Langit dan Hujan. Apa ….” Mutiara menjeda sejenak hingga mendapatkan enam sepasang sorot mata ke arahnya. “Kematian Vella juga akan berhubungan dengan hujan tiga hari ini?”

ASAVELLA [TERBIT] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt