Asavella 🍁28

86.6K 7.5K 433
                                    

"Tetap kembalilah padaku, sekalipun aku penabur luka nanarmu."
-Brian Claudius-

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Keluarga Gerald Brama Permana adalah salah satu musuh dari Bara dalam bisnis. Silsilah keluarga Gerald tak lain adalah dari keluarga terpandang, tetapi memilih untuk hidup sederhana tanpa identitas sesungguhnya. Mengorbankan bisnis dan memilih untuk hidup damai. Bukan berarti, Beliau semata mengakui kekalahannya. Itu semua demi melindungi keluarga kecilnya.”

Laki-laki itu membaca tiap paragraf dari berkas-berkas yang baru saja dikirim oleh seseorang. Dengan mendengarkan telepon sahutan dari pria di seberang sana.

“Gerald Brama Permana hanya memiliki satu putra yaitu Brian Claudius Permana, serta sang istri bernama Riri Permana.”

“Lalu, bagaimana makam yang di sebelah, Gerald? Paman sudah menyelidiki?”

“Itu makam pendonor mata bernama Deovani Nanindy Permaisari. Di mana suatu penghormatan untuk permintaan Brian Claudius Permana supaya makam Deovani bersebelahan dengan sang ayah.”

“Paman rasa, kita harus menyudahi penyelidikan tentang keluarga Gerald. Ini tidak begitu berguna. Dengarkan pamanmu ini, paman sudah menyelidiki hanya untuk kamu. Brian yang selama ini kamu dan yang lain lihat adalah Brian asli. Bukan Palsu.”

Laki-laki itu berdecak hebat. Seakan tak ingin mempercayai fakta. Ia memberantakan rambut secara acak. Ia tidak bisa menerima semua jawaban yang sudah satu tahun penuh juga ia kulik begitu dalam. Detik kemudian, ia menghela napas kasar.

“Tolong telusuri lagi, paman. Dan tanya pada pihak rumah sakit. Jangan buat sia-sia semua yang aku lakukan ini, paman.”

Pria di seberang sana menghela napas dengan mata tertutup. Bagaimana keras kepala keponakannya ini. Tapi masih saja, ia mau meneladani.

“Paman sudah ke sana dua bulan lalu. Dan susah untuk mengulik semua itu. Butuh satu bulan lebih baru dapat, untungnya paman berhasil. Dari informasi berkas-berkas. Coba kamu buka berkas map hijau.”

Laki-laki itu dengan cepat mencari—membuka map berwarna hijau bening. Di mana tertara nama rumah sakit serta tahun dan lokasi.

“Di sana, ada dua berkas tentang pendonor dan pasien korban kecelakaan motor. Tertara jelas, itu Brian Claudius. Ia mengalami kebutaan dan pendonor bernama Deovani lah yang mendonorkan matanya sebab ia mengalami gagal jantung.”

“Bahkan, pihak rumah sakit mengatakan orang tua dari Deovani gadis berusia 15 tahun menyetujui. Dan tak senggan-senggan, keluarga pendonor seminggu sekali dapat kunjungan dari Brian untuk menghilangkan rasa rindu atas kepergian anaknya.”

Damn!” jerit laki-laki itu dan menendang meja hingga terguling dan membuat semua berkas jatuh berantakan begitu saja.

“Tapi, masalahnya bagaimana Deovani bisa merelakan matanya demi cowok seperti Brian? Ini sebuah konspirasi!”

“Mereka adalah teman."

"Teman?" Laki-laki tertawa renyah. "Teman mana yang baru kenal langsung mau kasih mata!"

"Dengarkan paman, kamar inap mereka bersebelahan. Informasi yang paman dapat ini langsung dari petugas dan dokter yang pernah melalukan operasi besar mata Brian. jikalau pertemuan mereka berawal semua dari deovani yang mengenalkan dirinya ke Brian.”

“Kamu juga sering bertanya tentang kenapa Brian sering memanggil makam itu cinta pertamanya?”

"Sebab Deovani selain dianggap teman ia sudah dianggap seperti adik sendiri. Brian berhutang budi dengan bocah itu. Kamu juga tidak bisa menyangkal kenyataan ini."

ASAVELLA [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now