Asavella 🍁 68 pt.2

76.1K 5.5K 1.1K
                                    

Finally double up!!!💞
typo bertebaran, langsung nulis langsung update tanpa revisi jadi tolong koreksi jika ada typo dan kata-kata yang berlebihan.

“Sudahkah bangun dari mimpi buruk mu?”

Sambutan yang membuat Mutiara mengerjap pelan. Ia masih ingat bagaimana di tengah ke kacauan yang seolah menghipnotis dalam satu kejadian tiba-tiba ada tangan nakal membiusnya dan membuat lupa dalam segala hal detik itu juga.

Ia bisa melihat ruangan yang tidak menyeramkan. Alat pendingin ruangan menyala sempurna. Bahkan bunga sedap malam juga menghias sempurna pada vas. Pigora-pigora yang Mutiara telisik hingga kerutan menjadi sebuah kebingungan pada relung kepala si gadis penuh ceria.

Bidikan-bidikan tidak asing terpasang pada madding dengan paku madding yang menghias. Bagaimana terlihat punggung-punggung cantik penuh luka terekspos. Begitupun poto beberapa dengan tulisan target.

Ya. Mutiara menangkap sebuah poto bagaimana setiap di sana terpampang jelas. Memberi stempel end dengan warna merah pada dua poto yang membuat kedua netra bulatnya membelalak lebar.

Foto Harta Javier dan Kuntira Diana Putri. Nada yang merupakan teman sekelas Mutiara juga ada di dalam target tersebut. Dan beberapa foto disilang menggunakan tinta merah seolah mereka dijauhkan dari target. Contohnya, Keci, Tio Mahardika, Brian Claudius, Yuga Claudius, Bara, Jysa, Bagus, Mutiara?

Laki-laki bertopeng kelinci itu menatap Mutiara yang terlihat fokus dengan madingnya. Ia pun juga menoleh dan kemudian menunjuk mading tersebut. “Bukankah ada namamu di sana?”

“Harus ku apakan jika aku sudah menyilang mu? Berarti ... tugasku tidak mengirim mu pada surga atau pun alam baka, bukan?”

“Apa. Maumu?” Mutiara menatap tajam tanpa takut sosok bertopeng itu.

Sang lawan bicara menggaruk-garuk tengkuk leher dengan kepala sedikit memiring ke kanan. “Membullymu?”

"Tapi jujur, aku tidak pandai membully," curhat sang topeng kelinci.

Mutiara fokus kala menatap setiap gerak-gerik si topeng kelinci. Sungguh. Andaikata tangannya tidak diikat di atas dengan tali pramuka ia ingin memenggal kepala dari pemilik topeng tersebut.

“Mutiara Permata Berliana. Kekasih Harta Javier, bukan? Gadis paling beruntung dicintai sosok Harta namun berkhianat hingga melakukan hypersexual secara candu akan cerita dewasa. Bagaimana bisa remaja 17 tahun seperti mu melakukan hal bodoh hingga hamil?”

“Bahkan yang menjaga mu dengan sebaik mungkin, dikalahkan dengan laki-laki bodoh yang merusak mu. Bodohnya lagi, orang-orang yang melakukan hubungan sexsual di usia SMA justru langgeng hingga ke jenjang pernikahan?”

Mutiara mendengus. “Lo tau apa soal kebodohan? Apa lo enggak ngaca lo juga bodoh? Bodoh!”

“Bodohan mana dengan diri kamu yang sudah tahu melakukan sexsual di usia remaja sangatlah menjijikkan. Dan kebodohan mana dengan dirimu yang membully gadis pecinta hujan tanpa henti?” timpal laki-laki tersebut seraya menggeret kursi untuk bisa duduk di hadapan Mutiara.

“Apa aku reka adegan caramu membully? Kurasa tidak perlu.”

Mutiara terdiam. Ia tidak berbicara sebab ia merasakan seperti kontraksi pada perutnya. Laki-laki bertopeng mulai membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan perut Mutiara. “Kenapa kamu siksa dia dengan menggunakan korset?”

ASAVELLA [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang