06

2.7K 552 26
                                    

Sehari tanpa drama Korea, semacam challenge yang Taehyung berikan untuk Sooyoung. Hari Minggu yang rencana awalnya ia ingin bermalas-malasan jadi berubah total karena ajakan keluar Taehyung.

"Katanya makan doang, kenapa jadi nonton?"

Sooyoung jadi bersungut-sungut karena Taehyung nggak konsisten dengan janjinya.

"Ini hukuman untuk orang yang kesiangan," sindir Taehyung.

"Kan udah dibilangin semalem begadang namatin Designated Survivor 60days. Itu aja gue masih penasaran karena endingnya ngegantung. Gue jadi nggak bisa tidur karena ngerasa ada yang belum selesai."

Penjelasan panjang lebar Sooyoung yang sulit untuk Taehyung mengerti. Taehyung hanya tau kalau Sooyoung pasti sedang membahas drama.

"Mau nonton apa?" tanya Taehyung menawarkan film yang akan tayang di jam terdekat dengan sekarang.

"Mau pulang nonton Class of Lies. Gue nggak mau keduluan Chungha. Ini lagi seru-serunya, udah ketahuan kalau yang bunuh Su Ah itu Beomjin."

"Oke, Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw," ucap Taehyung menyebut salah satu judul film.

"Gue belum pilih," protes Sooyoung.

"Gue beli tiket dulu."

Sooyoung langsung berdecak seiring dengan Taehyung yang berlalu pergi. Akhirnya ia memang nonton tanpa menikmati filmnya. Nggak apa-apa sekali-kali menyenangkan pacar.

Bahkan waktu berlalu begitu lambat bagi Sooyoung.

"Habis ini pulang kan?"

"Iya," angguk Taehyung yang membuat perasaan Sooyoung mulai lega.

Tapi nyatanya apa? Mereka berkeliling Mall mencari hadiah untuk ulangtahun salah satu teman Taehyung.

"Lalisa ultah? Gue diundang nggak?" tanya Sooyoung.

Cuma sekedar ingin tau. Lalisa teman Taehyung tapi Sooyoung sama sekali nggak dekat. Kenal pun cuma saling tau nama dan muka. Pernah ketemu tapi belum sempat mengobrol.

"Diundang lah, kan lo dateng sama gue."

Sooyoung cuma manggut-manggut sambil memperhatikan Taehyung yang sibuk memilih sepatu yang modelnya sama sekali bukan seleranya.

"Lo mau dateng kan?"

Dan pertanyaan Taehyung yang membuat Sooyoung mendadak gelagapan.

"Kapan?" tanyanya.

"Ultah aslinya Kamis tapi pestanya malam Minggu. Nanti gue jemput."

"Gue nggak janji."

Kalau boleh jujur, sebenarnya Sooyoung agak sedikit malas menghadiri pesta. Bukan karena ia tipe introvert yang lebih senang menyendiri dan nggak suka dengan keramaian. Tapi karena ia benar-benar nggak biasa.

Setelah bingung dengan beberapa model sepatu akhirnya Taehyung menemukan pilhannya. Hadiah ultah Lalisa. Sempat Taehyung bertanya pada Sooyoung tentang hadiah yang ia pilih, Sooyoung cuma mengangguk setuju. Padahal dalam hati ia menggerutu, ia saja yang pacarnya nggak pernah dikasih hadiah sepatu.

Tapi kemudian Sooyoung sadar, dirinya lah yang sering menolak hadiah dari Taehyung nggak cuma sekali dua kali. Karena ia pikir, sekaya apapun orangtuanya, Taehyung tetap mahasiswa biasa. Rasanya kurang pantas.

"Kapan kita pulangnya?"

Sooyoung yang merengek seperti anak kecil itu di mata Taehyung terlihat menggemaskan.

"Kapan-kapan," godanya.

Tau kalau sebentar lagi Sooyoung akan makin ngambek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tau kalau sebentar lagi Sooyoung akan makin ngambek.

"Capek gue, kaki gue pegel, mana keringetan, rambut gue lepek."

"Udah nggak ada yang mau dibeli kan? Mau ngapain lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah nggak ada yang mau dibeli kan? Mau ngapain lagi?"

Padahal biasanya cewek paling betah diajak ngeMall. Sooyoung memang luar biasa.

"Kalau ketemu temen gue bentar, mau nggak?"

Agak hati-hati Taehyung bertanya. Dan udah siap kalau penolakan yang ia terima.

Tapi nyatanya Sooyoung setuju meski dengan mengomel.

"Kenapa sih lo itu nggak duduk diem aja di rumah main game kayak... Ah, udahlah ayo."

Second Lead Syndrome ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang