29

1.7K 435 43
                                    

Sooyoung ngerasa akhir-akhir ini hidupnya terus berulang dengan kejadian yang nyaris serupa. Taehyung menjemputnya pagi-pagi dengan mobil Lalisa rasanya baru kemarin ia alami. Dan sekarang terjadi lagi.

Namun bedanya kali ini Taehyung datang dengan tersenyum manis.

"Kok nggak nanya kenapa gue jemput kepagian? Kok nggak protes gue nggak bilang dulu? Kok udah siap jam segini? Kok udah dandan? Kangen nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok nggak nanya kenapa gue jemput kepagian? Kok nggak protes gue nggak bilang dulu? Kok udah siap jam segini? Kok udah dandan? Kangen nggak?"

Dengan cecaran pertanyaan yang bikin Sooyoung mematung. Di satu sisi, ia lega karena hubungannya mulai membaik. Di sisi lain, Taehyung dengan mobil Lalisa masih terasa janggal untuknya. Tapi ia memilih diam daripada memperkeruh suasana.

Sooyoung sampai harus menghela nafas sejenak sebelum membalas satu persatu pertanyaan Taehyung.

"Kenapa jemput kepagian? Kok nggak bilang dulu?" protesnya bersungut-sungut.

Sengaja dengan harapan hubungannya dan Taehyung akan kembali seperti semula. Meski ternyata rasanya tetap belum sama.

"Bangun kepagian makanya jam segini udah dandan. Kangen nggak ya? Kangen!!" lanjutnya.

Senyum memang tersungging di bibir Sooyoung, tapi perasaan hampa itu belum juga hilang.

Begitupun saat Sooyoung masuk mobil Lalisa. Ia enggan bicara dan membiarkan Taehyung mengoceh sepanjang jalan. Sesaat, Sooyoung merasa kecewa pada dirinya sendiri. Bagaimana hubungannya bisa membaik kalau hatinya belum sepenuhnya menerima.

Jujur, Sooyoung ingin bilang kalau ia lebih nyaman naik motor Taehyung. Tapi takut akan menimbulkan masalah baru.

Taehyung juga dari tadi sengaja menghindari pembahasan tentang Lalisa atau teman-temannya yang lain. Takut membuat Sooyoung nggak nyaman.

Niatnya saling menjaga perasaan, tapi jatuhnya malah saling menjauhkan hati masing-masing.

"Kantin dulu yuk? Laper."

Ucapan Taehyung setelah memarkir mobil Lalisa di parkiran gedung fakultasnya.

Lagi-lagi seperti dejavu. Setelah ini Sooyoung nggak perlu kaget kalau-kalau Lalisa muncul di kantin.

Nyatanya nggak, justru manusia lain yang keberadaannya bikin Sooyoung tiba-tiba seperti nggak bisa bernafas sekian detik.

Nyatanya nggak, justru manusia lain yang keberadaannya bikin Sooyoung tiba-tiba seperti nggak bisa bernafas sekian detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo dan antek-anteknya lengkap. Seungkwan, Hoshi, juga Minkyung.

Tiba-tiba Sooyoung merasa seperti maling yang ketangkap basah. Padahal tempat duduk mereka terpisah jarak. Ia sempat membatin kenapa pintu gerbang rumah Wonwoo terkunci rapat, ternyata penghuninya sudah berangkat ke kampus.

Tak satupun dari mereka yang menyapa Sooyoung, cukup melihat dari kejauhan. Sooyoung juga memilih pura-pura nggak melihat karena takut Taehyung akan salah paham.

"Gue pesenin sama kayak gue ya?" tawar Taehyung.

Baru ia berdiri, langsung penolakan dari Sooyoung yang ia terima.

"Gue nggak laper," gelengnya.

Karena memang Sooyoung tiba-tiba kehilangan nafsu makan. Juga karena Taehyung selalu memilih makanan atau minuman sesukanya.

"Tapi lo belum sarapan."

Harusnya Sooyoung senang Taehyung perhatian kayak gini. Tapi kenyataannya ia justru ingin cepat-cepat kabur dari kantin.

"Gimana kalau bubur ayam?"

"Pengin minum aja."

Daripada terus menolak, Sooyoung juga merasa tenggorokannya seperti kering tercekat.

"Mau yang anget apa dingin?"

"Dingin."

"Jus wortel?"

"Lemon tea," potong Sooyoung cepat.

Sebelum Taehyung memesan sesuai seleranya. Dikira Sooyoung kelinci pagi-pagi disuruh minum jus wortel.

"Oke," angguk Taehyung agak ragu.

Jelas ia nggak tau apa kesukaan Sooyoung. Lemon tea dengan es batu yang banyak. Bahkan ibu kantin sudah hapal.

Saat Taehyung kembali dengan pesanannya, saat itulah Sooyoung kian gelisah. Berkali-kali ia melirik keberadaan Wonwoo yang melihat ke arah lain. Justru Seungkwan yang sesekali beradu pandang dengannya.

Padahal ia nggak melakukan kesalahan, lalu kenapa ia bertingkah seresah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal ia nggak melakukan kesalahan, lalu kenapa ia bertingkah seresah ini.

Harusnya kemarin ia bilang ke Wonwoo kalau hubungannya dengan Taehyung mulai membaik. Penyesalan itu yang terus menghantui Sooyoung.

Harusnya Wonwoo tau dari cerita yang keluar dari mulutnya. Bukan dari ketidaksengajaan seperti ini.

"Kalau mau pergi, pergi aja."

Ucapan Taehyung yang membuat Sooyoung kian gelisah. Apa gelagat anehnya terbaca Taehyung?

"Kalau temen-temen lo udah nunggu, pergi aja."

Kenapa Taehyung bisa berpikir seperti itu?

"Temen-temen gue?" ragu Sooyoung.

Temannya yang Taehyung tau paling cuma Chungha.

"Bentar lagi Lalisa sama temen gue yang lain ke sini, kalau lo nggak nyaman lo bisa pindah nyusul temen-temen lo."

Sampai sini akhirnya Sooyoung paham, Taehyung tau tentang Wonwoo. Mungkin juga tentang Seungkwan, Hoshi, juga Mingkyung.

Dan sampai sini Sooyoung mengerti bahwa hubungannya dan Taehyung yang sehangat dulu rasanya mustahil.

Tanpa berucap sepatahkatapun ia memilih pergi meninggalkan meja Taehyung. Bukan menuju Wonwoo melainkan menyeret kakinya yang terasa berat entah ke mana.

Saat Taehyung tetap sibuk memakan sarapannya pura-pura nggak peduli, ada Wonwoo yang menghela nafas berat entah ditujukan untuk siapa.











Updatenya satu aja, mau nonton Find Me in Your Memory dulu 🖐🖐🤣🤣

Second Lead Syndrome ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang