42

1.4K 383 11
                                    

"Kapan kita ngumpul-ngumpul lagi di rumah lo, Woo? Ajak Sooyoung sama Chungha juga

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Kapan kita ngumpul-ngumpul lagi di rumah lo, Woo? Ajak Sooyoung sama Chungha juga. Gue mau ngomongin drama sama mereka."

Mungkin ucapan Hoshi terdengar biasa. Tapi berhasil membuat Seungkwan dan Minkyung saling pandang dan Wonwoo yang meliriknya tajam.

"Gue mau pamer ke Sooyoung kalau gue udah tamatin Memorist, itu kan genre kesukaan dia."

Hoshi memang nggak paham situasi. Minkyung yang sejak tadi menatapnya jengah jadi makin bad mood.

"Drama aja terus," protesnya.

"Lo juga sama," bingung Hoshi.

Satu-satunya orang di kelas yang bisa ia ajak bahas drama Korea ya cuma Minkyung.

"Nggak, gue nggak lagi nonton drama apapun," sangkal Minkyung.

Beberapa hari ini ia memang nggak minat nonton drama Korea. Beberapa yang terlanjur ia tonton berhenti di tengah jalan dan nggak tau mau lanjut kapan.

"Jadi nanti sore bisa nggak kita ke rumah lo?" pinta Hoshi masih dengan usahanya merengek ke Wonwoo.

Seungkwan jadi menunggu reaksi Wonwoo. Ia rasa Wonwoo pasti bakal menolak. Tapi ternyata ia salah.

"Atur aja, tapi nggak usah ajak Sooyoung. Dia sibuk sama pacarnya."

Wonwoo yang mengatakannya dengan tenang. Minkyung yang menatapnya sayu. Seungkwan merasa justru ini seperti adegan drama Korea. Sayangnya Hoshi nggak sadar.

"Sooyoung sibuk sama pacarnya? Kalau Chungha?" tanyanya.

Membuat Seungkwan makin manyun nggak jelas. Ingin menggetok kepala Hoshi rasanya.

"Chungha juga," jawab Wonwoo singkat.

Kalau ada Chungha berarti harus ada Sooyoung. Dan sepertinya itu mustahil karena beberapa hari ini Sooyoung seperti menghilang. Atau mungkin ia memang sengaja menghindar.

Wonwoo sadar pengakuannya malam itu pasti mengganggu Sooyoung. Membuatnya sedikit menyesal. Tapi ada perasaan lega yang nggak bisa ia sangkal.

Sooyoung, gadis itu memang mengusik perhatiannya sejak lama. Bahkan sebelum kejadian minta password wifi. Sebelum itu, saat ia cuma bisa melihat Sooyoung dari jauh karena nggak ada kesempatan untuk dekat. Saat mereka nggak sengaja papasan waktu beli makan malam. Saat nggak sengaja bareng waktu belanja di minimarket. Saat mereka cuma saling lirik dari teras masing-masing. Saat Wonwoo tau kalau Sooyoung punya pacar. Lalu Sooyoung yang tiba-tiba datang padanya dengan sok kenal. Dari sekian waktu itu, di mata Wonwoo, Sooyoung tetap menarik. Ia unik dengan caranya sendiri.

Berbeda dengan Minkyung yang tetap nggak bisa Wonwoo anggap lebih dari teman. Itulah kenapa Wonwoo memperlakukan Minkyung sama seperti Seungkwan dan Hoshi. Meski Minkyung terang-terangan menunjukkan rasa padanya.

"Kalau udah tau punya pacar, kenapa...."

Kalimat Minkyung yang menggantung. Ia sengaja nggak menyelesaikan ucapannya karena tau percuma. Wonwoo nggak akan jawab.

Minkyung memilih diam menyembunyikan gemuruh dadanya. Ia yang sekian lama menunjukkan perasaannya pada Wonwoo nyatanya tetap tak terbalas.

Ditambah lagi Seungkwan yang menatapnya iba. Minkyung merasa hidupnya sangat menyedihkan. Rasa cemburu pada Sooyoung nggak bisa ia bendung.

Hoshi yang awalnya kurang paham perlahan mulai mengerti. Karena berkali-kali Seungkwan memberi kode lewat isyarat matanya.

"Sooyoung?" tanyanya tanpa suara. Hanya terbaca dari gerakan bibirnya saja.

Dan anggukan Seungkwan yang menjawabnya.

"Kalau kalian udah tau, diam. Gue nggak mau membahasnya lagi," tegas Wonwoo.

Terlebih pada Seungkwan dengan mulut embernya. Dan juga ini penegasan untuk Minkyung bahwa Wonwoo memang nggak bisa membalas perasaannya.

"Kalau kalian mau ke rumah gue sore nanti, datang aja."

Terpaksa Wonwoo mengalihkan pembicaraan agar pembahasan tentang Sooyoung berakhir. Sempat ia melirik Minkyung yang menunduk dengan mata berkaca-kaca samar. Mungkin terkesan jahat, tapi bagi Wonwoo cinta bukan didasari rasa iba.

Baginya, cinta adakalanya cukup diam tapi ada saatnya harus dikejar.

Second Lead Syndrome ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu