20

2.6K 519 34
                                    

"Otak gue panas, hati gue panas, seenggaknya lambung gue harus adem

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Otak gue panas, hati gue panas, seenggaknya lambung gue harus adem."

Ocehan Sooyoung begitu menerima ajakan Wonwoo beli es krim di minimarket depan kampus. Mereka jadi betah berlama-lama di sana meski hanya ngelihatin kendaraan lalu lalang di jalan.

"Lo putus?"

Wonwoo memang kalau nanya nggak pernah pakai permisi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Wonwoo memang kalau nanya nggak pernah pakai permisi.

"Nggak, belum," sangkal Sooyoung.

"Jangan sampai," lanjutnya berharap.

Perasaannya masih campur aduk saat ini. Prinsipnya ia nggak mau mengambil keputusan saat lagi emosi.

"Doain dong," pintanya.

"Bukan ustad."

Jawaban Wonwoo sadis banget kayak ibu tiri. Sooyoung sampai melongo, ini manusia kesambet kulkas minimarket?

"Lo suka sama Minkyung?" tanya Sooyoung tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

Yang langsung disangkal Wonwoo.

"Nggak."

"Kenapa nggak suka Minkyung?"

"Bukan tipe gue."

"Terus tipe lo siapa?"

Pertanyaan beruntun Sooyoung yang bikin Wonwoo kehabisan kata. Kelemahan Wonwoo yang diam-diam Sooyoung mulai pahami. Wonwoo yang kelihatan salah tingkah seperti ini di mata Sooyoung lucu.

"Bukan siapa-siapa."

Sooyoung langsung tertawa.

"Taehyung juga sebenernya bukan tipe gue. Tipe gue kan Seo Kang Joon," ucapnya.

Dan Wonwoo mulai terbiasa saat Sooyoung menyebut nama aktor atau karakter dalam drama Korea.

"Tapi cinta itu bukan masalah tipe. Cinta itu urusan hati," sambung Sooyoung layaknya pakar asmara.

Padahal nasib percintaannya saja nggak jelas.

"Jadi hati lo masih di Taehyung?"

Sooyoung langsung ngangguk.

"Untuk saat ini iya, nggak tau kalau nanti Do Kyungseok atau Hwang Sunoh suka sama gue, mungkin hati gue bisa bergeser."

"Bergeser, dikira tulang."

Wonwoo bergumam pelan tapi Sooyoung masih cukup jelas mendengarnya. Tapi ia cuma senyum dan nggak membalas perkataan Wonwoo.

"Tumben gue lagi nggak mood nonton drama. Padahal When the Camellia Blooms lagi seru-serunya. Keburu tamat terus kena spoiler Chungha."

Sooyoung memilih menggerutu sendiri.

"Lo pernah nggak bosen main game?"

"Nggak."

Sudah Sooyoung duga. Dan setelah ditanya begitu, Wonwoo malah mengeluarkan hapenya. Sooyoung lekas berdecak mencibir. Dikira Sooyoung mengingatkan Wonwoo dengan gamenya gitu? Tapi ia biarkan saja, toh sambil main game pun, Wonwoo masih bisa diajak bicara.

"Kalau, jika, misalkan, seandainya lo punya pacar. Terus pacar lo ngelarang lo main game, apa yang lo lakuin?"

Pertanyaan sederhana tapi kalimat Sooyoung sengaja berbelit-belit.

"Gue main game diem-diem."

"Oke," angguk Sooyoung. Puas dengan jawaban Wonwoo.

"Kalau seandainya pacar lo nggak bisa dekat sama sahabat lo, apa yang lo lakuin?"

"Nggak ngelakuin apa-apa."

Sekali lagi Sooyoung cukup puas dengan jawaban Wonwoo. Tapi ia penasaran apa alasannya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Nggak kenapa-kenapa. Gue nggak ada waktu buat ngurusin siapa harus dekat sama siapa."

Dan memang jawaban seperti ini yang Sooyoung mau. Wonwoo seakan tengah menyuarakan isi hatinya. Andaikan saja jalan pikiran Taehyung seperti Wonwoo, mungkin semua akan lebih mudah.

Sooyoung jadi menghela nafas panjang. Berat banget kisah cintanya dengan Taehyung.

"Semalem lo nangis kan?" tebak Wonwoo tepat sasaran.

"Dibilangin gue begadang nonton drama. Kebetulan aja dramanya memang sedih."

Meski tau Wonwoo nggak bakal percaya, Sooyoung tetap mati-matian mengelak. Ia hanya nggak mau terlihat menyedihkan, ia nggak mau dikasiani.

Dan Wonwoo nggak berniat untuk menyangkal. Ia iyakan saja kebohongan Sooyoung.

Ia memilih memasukkan kembali hapenya ke dalam saku setelah kalah dalam gamenya kali ini. Harus Wonwoo akui, gara-gara Sooyoung, ia jadi nggak fokus.

"Habisin es krimnya, gue duluan."

Dan tiba-tiba Wonwoo berdiri meninggalkan Sooyoung begitu saja.

Tentu Sooyoung langsung protes.

"Tungguin, gue nggak bisa nyebrang," teriaknya.

Mau nyusul Wonwoo, nggak mungkin juga ia makan es krim sambil jalan. Nanti belepotan kayak anak kecil sementara ia masih ada kelas.

"Suruh sebrangin tukang parkir."

Ucapan Wonwoo sebelum ia tergesa mencari celah kosong diantara mobil dan motor di tengah jalan. Minimarket dan kampus memang hanya terpisahkan oleh jalan raya. Tak butuh waktu lama, sosok Wonwoo sudah terlihat di seberang memasuki gerbang kampus.

Sooyoung jadi menganga tak percaya. Buru-buru ia menghabiskan es krimnya yang mulai meleleh. Jujur, ia lega sekali setelah hari ini bicara banyak dengan Wonwoo.

Second Lead Syndrome ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora