44

2.6K 426 30
                                    

Sejak ucapan Wonwoo malam itu, Sooyoung semacam trauma untuk buang sampah. Bukan trauma karena takut, tapi kagetnya bahkan masih terasa sampai sekarang. Itulah kenapa ia sampai menimbun sampahnya selama lima hari. Niatnya mau nitip ke Chungha tapi selalu lupa. Lagipula nitip buang sampah kayak nggak sopan. Ditambah lagi, diputusin Taehyung secara tiba-tiba membuat Sooyoung nggak mood untuk melakukan apapun.

Sampai akhirnya pagi sekali Sooyoung keluar kost dengan plastik hitam di tangannya. Berisi bungkus-bungkus cemilan, kulit buah, dan sisa makanan yang mulai berbau busuk.

Sooyoung mulai celingukan dan mengendap-endap seperti maling. Ia buka pintu gerbang rumah kostnya pelan sekali agar tidak berderit. Maklum, pintu pagar yang mulai karatan kadang suka berbunyi nyaring kalau bukanya asal.

Masih sepi, udara pagi saat belum ada matahari memang yang paling nyaman. Sooyoung jadi menghirup nafas dalam-dalam setelah membuang sampahnya. Ia biarkan udara sejuk mengisi seluruh rongga paru-parunya. Sampai ia tersadar di jam ini biasanya Wonwoo lari pagi.

Buru-buru Sooyoung berbalik dan lari masuk gerbang kostnya. Ia bahkan nggak menutupnya kembali. Biarkan saja, nanti juga satu-persatu penghuni kost akan bangun.

"Apa rumah gue beneran berhantu sampai lo lari?"

"Apa rumah gue beneran berhantu sampai lo lari?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara yang Sooyoung kenal betul. Suara yang hari-hari ini terus membayangi Sooyoung melebihi hantu.

Sooyoung jadi memejamkan matanya sejenak setelah langkahnya terhenti. Lalu kemudian ia menoleh dengan hati-hati.

Ia langsung tersenyum kecut mendapati sosok Wonwoo yang duduk di teras rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia langsung tersenyum kecut mendapati sosok Wonwoo yang duduk di teras rumahnya. Sendirian dengan lampu yang menyala remang-remang.

"Lo ngapain jam segini?" tanyanya lalu tertawa hambar.

"Tadinya mau lari pagi tapi nggak jadi."

"Kenapa nggak jadi?"

Sooyoung tetap berdiri di depan garasi kostnya. Ia berbicara dengan Wonwoo terpisahkan tembok pembatas.

"Nggak jadi aja, males."

Tumben seorang Wonwoo malas. Sooyoung cuma manggut-manggut sambil berniat masuk ke dalam.

"Ya udah, gue mau tidur lagi," pamitnya beralasan.

Tapi ucapan Wonwoo mengurungkan niatnya.

"Tapi ini Kamis, lo ada kelas pagi."

Sooyoung lekas kembali menoleh. Wonwoo masih di sana dengan sikap tenangnya. Bahkan setelah mengatakan hal yang lagi-lagi membuat Sooyoung terkejut.

"Lo tau jadwal matkul gue?"

Kalau benar, Sooyoung nggak tau harus senang, takut, bangga, atau bagaimana. Wonwoo memang semisterius itu.

"Nggak tau, tapi lo berangkat pagi setiap Kamis."

Sooyoung jadi makin melirik Wonwoo curiga.

"Lo stalker gue ya?"

Sebuah pertanyaan yang membuat Wonwoo tertawa.

"Gue juga hari Kamis masuk pagi. Gue sering lihat lo berangkat sama Chungha," katanya.

"Tepatnya gue masuk pagi Rabu dan Kamis."

"Gue Selasa dan Kamis."

"Gue nggak nanya."

"Gue pengin ngasih tau."

Sooyoung langsung tertawa. Kadang ngobrol sama Wonwoo memang cuma debat nggak penting kayak gini. Bahkan ia nggak merasa perlu mempertanyakan ucapan Wonwoo malam itu.

"Lo kemarin dicariin Hoshi."

Ucapan Wonwoo berikutnya yang membuat Sooyoung mengernyit.

"Pasti mau ngomongin drama Korea. Kenapa baru ngasih tau?" tanyanya.

"Kirain lo sibuk, dan kirain Seungkwan udah ngasih tau."

"Seungkwan nggak bilang apa-apa. Besok-besok kalau kalian ngumpul-ngumpul, ajak gue sama Chungha. Ada banyak drama yang mau gue bahas sama Hoshi. Ada banyak gosip yang mau gue bagi ke Seungkwan."

Sooyoung yang tertawa riang dan cara bicaranya yang begitu antusias.

"Lo lagi seneng?" tanya Wonwoo.

Mendapati Sooyoung yang seperti ini sejak hubungannya dan Taehyung memburuk bisa dibilang langka.

"Seneng dari mana? Gue lagi patah hati karena diputusin sepihak."

Sooyoung langsung menggigit bibirnya sendiri begitu menyadari apa yang baru saja ia katakan pada Wonwoo.

Wonwoo yang diam, Wonwoo yang menatapnya tajam, Wonwoo yang tiba-tiba menampakkan raut gelisah.

"Gue mau mandi," pamit Sooyoung.

Kali ini tanpa pikir panjang, ia langsung masuk rumah kostnya. Ia tutup pintu rapat tapi mengintip dari kaca jendela. Meski nggak terlihat karena terhalang tembok, Sooyoung yakin Wonwoo masih di sana.

Second Lead Syndrome ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang