31

1.9K 464 98
                                    

"YAHHH?!!!"

Sooyoung memekik sambil terhuyung mundur. Ia sampai memegangi dada karena jantung yang dirasanya hampir copot.

Tak berapa lama ia tertawa sendiri menyadari kebodohannya.

Kenapa ia harus sekaget ini melihat Wonwoo berdiri di depan pagar rumah kostnya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenapa ia harus sekaget ini melihat Wonwoo berdiri di depan pagar rumah kostnya?

Tapi wajar kalau ia kaget. Ini masih terlalu pagi. Bahkan lampu yang menerangi jalan perumahan mereka masih menyala. Dan ini hari Minggu.

"Gue kira penampakan," katanya masih berusaha menata helaan nafas.

"Gue kira penampakan," katanya masih berusaha menata helaan nafas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang diajak bicara cuma menoleh sebentar. Bingung dengan reaksi Sooyoung yang berlebihan. Juga bingung dengan keberadaan Sooyoung sepagi ini di luar rumah.

"Gue mau lari pagi," kata Sooyoung beralasan. Sadar Wonwoo menatapnya aneh.

"Memangnya lo aja yang boleh olahraga," lanjutnya menebak dari penampilan Wonwoo.

Lagipula Wonwoo mau lari pagi apa mau jadi satpam yang jaga gerbang kostnya? Kenapa cuma berdiri sambil melamun?

"Tumben."

Hanya itu komentar Wonwoo yang membuat Sooyoung merengut. Hanya sebentar lalu berganti senyum puas begitu sebuah ide terlintas di benaknya.

"Ayo kita balapan," ajaknya lalu berlari mendahului Wonwoo.

"Finishnya sampai ujung jalan," lanjutnya lalu tertawa setelah berhasil mencuri start.

Wonwoo yang masih bengong akhirnya terpaksa mengikuti lari Sooyoung. Tak butuh waktu lama untuk ia menyusul berlari di samping Sooyoung.

Membuat Sooyoung jadi panik sendiri. Juga nafasnya yang mulai ngos-ngosan. Maklum, kaum rebahan sambil nonton drama seperti dirinya memang jarang olahraga. Meski ia berusaha sekuat tenaga mempercepat larinya tetap saja kalah dari Wonwoo.

"Tunggu, pelan-pelan aja," pintanya.

Kini ia bahkan berhenti sambil memegangi lututnya.

"Lo itu pemain game apa pelari maraton?" tanyanya begitu Wonwoo ikut berhenti.

Sooyoung kira Wonwoo satu spesies dengannya yang tiap hari rebahan sambil pegang hape atau duduk anteng depan laptop.

"Gue lari pagi tiap hari," jelas Wonwoo.

Yang Sooyoung nggak percaya begitu saja.

"Bohong," tuduhnya.

"Beneran."

"Bisa bangun pagi? Lo kan begadang."

Perkiraan Sooyoung sama seperti ia melihat dirinya sendiri yang selalu susah bangun pagi kalau malamnya begadang nonton drama.

Tapi ternyata Wonwoo beda.

"Gue selalu bangun pagi, siangnya gue tidur kalau sempet."

Sooyoung manggut-manggut begitu teringat Wonwoo yang tiduran di bangku belakang gedung rektorat.

Begitu nafasnya mulai tertata beraturan, ia mulai lari lagi. Kali ini lebih pelan dan santai.

Begitu juga dengan Wonwoo yang mengikutinya. Bahkan bisa dibilang ia cuma jalan cepat agar tetap mengimbangi lari Sooyoung.

"Lo nggak nanya kenapa gue tiba-tiba lari pagi?" pancing Sooyoung.

"Kenapa?"

"Lagi pengin lari dari kenyataan."

Lalu Sooyoung yang tertawa sendiri. Tapi melihat raut datar Wonwoo, tawa Sooyoung langsung sirna.

"Lo nggak nanya apa gue baikan sama Taehyung?"

Dan nggak tau kenapa Sooyoung tiba-tiba ingin memberitahu Wonwoo meski telat.

"Udah tau."

"Tau dari mana?"

"Feeling."

"Memangnya lo dukun."

Sooyoung jadi manyun sendiri. Sesekali melirik Wonwoo. Penasaran dengan reaksinya yang tetap datar.

"Bisa dibilang gue baikan. Tapi dibilang hubungan gue baik-baik aja, nggak. Rasanya udah beda, nggak bisa sama lagi. Semakin gue pertahanin semakin rasanya gue pengin lari. Kayaknya gue butuh pelarian."

Entah Wonwoo akan mendengarkan atau nggak, Sooyoung nggak peduli. Ia hanya ingin terus mengoceh menumpahkan beban hatinya.

Sampai ucapan Wonwoo yang membuat kakinya berhenti juga jantungnya.

"Lari ke gue aja."

Tanpa menoleh Wonwoo mengatakannya.

Sooyoung seketika diam membisu. Ia jadi bengong sendiri lalu terlihat bingung begitu tau Wonwoo berlari meninggalkannya jauh di depan.

"Memangnya lo jogging track?" teriaknya.

Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now