43

1.5K 402 30
                                    

Sooyoung cuma bisa tersenyum kaku saat Taehyung menjemputnya tanpa janji lebih dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sooyoung cuma bisa tersenyum kaku saat Taehyung menjemputnya tanpa janji lebih dulu. Takut bertengkar lagi, itu yang ia khawatirkan. Terlebih sekarang pikirannya sedang kacau karena Wonwoo. Itu juga yang membuatnya terus menghindar dari Taehyung. Bahkan waktu bilang ke Chungha akan menemui Taehyung, ia bohong. Benar kata Chungha, diantara Taehyung dan Wonwoo bisa membuat kewarasannya dipertanyakan.

Tapi untuk hari ini Sooyoung menyetujui ajakan Taehyung meski dengan setengah hati. Nonton, jalan-jalan di mall, makan, ia turuti semua ajakan Taehyung. Inilah yang benar, inilah yang seharusnya. Ia terus meyakinkan diri bahwa ia bisa jadi pacar yang baik meski sulit.

Terbukti dari ia yang beberapa kali tertangkap Taehyung sedang melamun. Membuat Taehyung semakin sadar bahwa pikiran Sooyoung nggak bersamanya.

"Mau makan apa?"

Untuk pertama kali sejak mereka pacaran, Taehyung meminta pendapat Sooyoung.

Dan Sooyoung yang cuma menatap nanar menu di depannya jadi merasa bersalah. Kalau Taehyung berusaha berubah, harusnya ia juga.

Meski Sooyoung akhirnya justru memesan makanan yang sama dengan Taehyung. Lagi-lagi membuatnya merasa bersalah karena sejujurnya ia nggak lapar.

"Habisin," suruh Taehyung.

Dan Sooyoung menurut meski rasanya susah untuk menelan.

"Setelah ini gue mau ngomong," lanjut Taehyung.

Membuat Sooyoung penasaran juga sedikit waswas. Takutnya mereka akan bertengkar lagi. Kan nggak lucu kalau ribut di tempat umum, di salah satu cafe yang ada di mall.

Waktu rasanya berlalu lama sekali karena Taehyung tak kunjung buka suara. Dan Sooyoung masih menunggu.

Taehyung yang berkali-kali meminum Ice Blend-nya hingga habis tak bersisa. Juga jemarinya yang terus mengetuk-ngetuk meja. Sooyoung tiba-tiba jadi khawatir sendiri.

Sampai akhirnya Taehyung berucap pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sampai akhirnya Taehyung berucap pelan.

"Dari sahabat jadi cinta itu udah biasa. Tapi dari cinta jadi sahabat itu jarang."

"Maksudnya?"

Sooyoung jadi makin kalut. Yang akan Taehyung katakan seperti sudah ada dalam bayangannya.

Taehyung yang memilih menggigit bibir menunjukkan kalau ia tengah dilanda keraguan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taehyung yang memilih menggigit bibir menunjukkan kalau ia tengah dilanda keraguan.

"Gue mau kita jadi sahabat," katanya cepat.

"Tunggu? Maksudnya apa?"

Meski Sooyoung merasa mengerti, tapi ia butuh kepastian. Mungkinkah Taehyung akan berkata seperti yang ia pikirkan?

"Kita putus."

Singkat, jelas, meski terdengar serak.

"Lo bisa pulang sendiri kan? Gue ada urusan."

Lalu Taehyung dengan seenaknya pergi sebelum Sooyoung menjawab. Butuh waktu sampai Sooyoung tersadar kalau ia ditinggal sendirian.

Ia cuma bisa tertawa miris. Setelah diajak nonton, diajak muter-muter mall, diajak makan, ia diputusin, lalu ditinggalkan sebelum memberi jawaban. Memang seperti ada yang menancap di dada Sooyoung tapi anehnya nggak terasa sakit. Ia cuma kaget bahkan nggak nyangka dengan keputusan Taehyung.

Selesai sampai di sini? Semudah ini? Sooyoung jadi seperti orang linglung. Ia turun dari eskalator mall seorang diri, ia keluar seorang diri, naik taksi online seorang diri. Dan sama sekali nggak ada airmata. Apa memang ini yang ia harapkan?

Bahkan dengan gampangnya ia melapor pada Chungha begitu sampai di kost.

"Gue diputusin."

Lalu Chungha yang memeluknya erat, baru Sooyoung bisa menumpahkan tangisnya. Ada yang hilang, tapi ada yang terasa lega.

"Lo pasti baik-baik aja," yakin Chungha.

"Kisah cinta lo sama Taehyung itu nggak sedalem kisah cinta Han Jaehyun dan Yoon Jisoo di When My Love Blooms," hiburnya.

Dan Sooyoung akhirnya tertawa meski sambil menghapus air mata. Ia nggak tau apa yang akan terjadi esok. Tapi ia yakin kalau ia akan baik-baik saja.

Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now