60

1.4K 337 44
                                    

"Lo ngapain?" heran Sooyoung, antara kaget dan belum mempercayai penglihatannya sendiri.

Pantas saat melirik ke teras rumah Wonwoo terlihat sepi. Orangnya malah asik duduk sendirian di trotoar malam-malam. Dekat tong sampah dan tak jauh dari selokan yang banyak nyamuk. Ada-ada saja kelakuannya.

"Jangan bilang lo nungguin gue," sambung Sooyoung lalu berdehem kecil untuk memecah canggung.

Malam hari di pinggir jalan dan ia yang baru saja membuang sampah rasanya seperti dejavu. Juga omongan Wonwoo yang kembali mengusik pikirannya.

"Gue sukanya lo."

Kalimat singkat itu dulu Wonwoo ucapkan di tempat ini di waktu yang nyaris sama. Andai saja Wonwoo nggak membahasnya lagi dengan Chungha dan Seungkwan, Sooyoung pasti memilih pura-pura lupa.

"Lo ngapain sih? Mau donor darah ke nyamuk?" ulangnya sekali lagi.

Diamnya Wonwoo terasa meresahkan untuk Sooyoung.

Dan akhirnya Wonwoo bersuara yang membuat Sooyoung makin bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan akhirnya Wonwoo bersuara yang membuat Sooyoung makin bingung.

"Ayo olahraga."

"Olahraga apa?"

"Lari keliling komplek."

Wonwoo yang berdiri sambil menaruh smartphone miliknya ke saku celana. Sooyoung makin nggak ngerti arah pikirannya.

"Lari di jam ini?"

Di saat orang-orang sedang bersantai, Wonwoo justru mengajaknya lari. Apa itu cuma akal-akalannya saja?

"Olahraga malem-malem bikin tidur nyenyak."

Ucapan Wonwoo yang langsung Sooyoung ragukan.

"Yang ada jadi nggak bisa tidur karena pegel-pegel," gerutunya.

Tapi ia tetap mengikuti langkah Wonwoo sambil menawar.

"Gue baru makan kalau lari nanti perut gue sakit, gimana kalau jalan aja?"

Meski itu cuma alasan Sooyoung, toh jalan keliling komplek juga termasuk olahraga. Kalaupun lari nanti pasti ia kalah jauh dari Wonwoo.

Dan Wonwoo sepertinya setuju. Ia berjalan santai menyamai langkah Sooyoung yang di kepalanya terus berputar-putar kalimat yang ingin ia katakan tapi selalu berakhir nggak jadi.

"Kenapa lo beneran ke kantin waktu gue minta dateng?"

Itu salah satu pertanyaan untuk Wonwoo yang akhirnya terucap.

"Karena lo minta gue dateng."

Ada perasaan hangat di dada Sooyoung meski kemudian berganti hening. Ia masih mengumpulkan keberaniannya untuk membahas kalimat keramat Wonwoo yang Chungha bilang sebagai pernyataan cinta.

"Dan kenapa lo minta gue dateng?" balas Wonwoo.

"Nggak tau, pengin aja," jawab Sooyoung sedikit gelagapan.

Saat Taehyung terus-terusan mengusik hidupnya, satu-satunya yang ia pikirkan memang cuma Wonwoo.

"Gue nggak tau kenapa Taehyung terus ganggu gue. Mungkin dia marah semua akses gue block sampai sosmed-nya. Mungkin dia nggak terima ada yang bilang gue selingkuhin. Katanya pengin temenan sama gue, mungkin dia pengin tau kenapa gue nggak bisa dekat sama temen-temennya. Gue beneran nggak ngerti," geleng Sooyoung setelah tanpa sadar mencurahkan iai hatinya.

Wonwoo yang mendengarkan dengan seksama sambil berjalan di sampingnya membuat kegalauan Sooyoung sedikit mereda.

Memang ada banyak kemungkinan tapi ada satu yang terlewat di pikiran Sooyoung.

"Mungkin dia nyesel mutusin lo."

Dan sepeka itu Wonwoo. Ia yakin meski Sooyoung akan menyangkalnya.

"Nggak lah, kan dia yang mutusin."

"Kalau iya?"

"Gue bilang nggak."

Sooyoung yang terus mengelak kini membuat langkah Wonwoo jadi terhenti.

"Kalau ternyata memang iya?" tanyanya seakan meminta penegasan.

Posisinya sekarang jadi berdiri berhadapan dengan Sooyoung setelah langkah gadis itu ikut terhenti. Di trotoar dengan penerangan remang-remang, di pinggir jalan yang hanya ada satu dua kendaraan lalu lalang, kenapa waktu seolah berhenti?

Sooyoung langsung mengalihkan pandangannya begitu dirasa nggak sanggup menatap mata Wonwoo berlama-lama.

"Kalau ternyata iya tetap nggak ada yang berubah. Kita udah putus, semua selesai," jawabnya yakin.

Seyakin matanya yang menangkap senyum tipis Wonwoo meski sekilas. Senyum yang membuat jantung Sooyoung rasanya ingin meledak. Tolong Wonwoo jangan keterlaluan kayak gini.

"Gue kadang jadi pengin lari tapi nggak mau capek," katanya mulai mengalihkan pembicaraan sambil menatap lurus trotoar yang ditempati beberapa pedagang kaki lima.

Tapi nyatanya Sooyoung salah. Ucapan Wonwoo setelahnya justru makin membuatnya nggak bisa berkata-kata.

"Kan gue bilang lari ke gue aja."

Perkataan yang sama dulu pernah Wonwoo ucapkan. Rasanya juga sama, masih berhasil membuat Sooyoung gemetar tak karuan.

"Dan gue bukan jogging track," sambung Wonwoo mengingat jawaban Sooyoung dulu.

Sementara Sooyoung nggak tau lagi harus bilang apa. Otaknya udah nggak bisa diajak berpikir. Bahkan rasanya kakinya udah nggak menyentuh beton.

"Gue udah makan tapi kenapa gue tiba-tiba lemes ya? Apa gue laper lagi?" tanyanya mulai ngaco.

Memang sekacau itu pikirannya sekarang. Terlebih Wonwoo yang keterlaluan terus mengumbar senyum.

"Ayo pulang sebelum lo pingsan."

Juga candaan Wonwoo yang membuat Sooyoung makin nggak berkutik.

Wonwoo yang berbalik arah dan berjalan mendahuluinya. Ia yang berlari kecil berusaha menyamai langkah Wonwoo. Sooyoung nggak bisa untuk nggak senyum. Ternyata bersama Wonwoo memang senyaman itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now