55

1.3K 353 21
                                    

Berkali-kali Minkyung menghela nafas berat dengan muka yang ditekuk masam. Dosen yang baru saja keluar ruangan belum juga melegakannya. Teman-teman kelasnya yang satu persatu beranjak pergi tak membuatnya bergerak.

Hoshi yang akan keluar jadi mengurungkan niatnya begitu tau gelagat Minkyung yang dirasanya aneh.

Hoshi yang akan keluar jadi mengurungkan niatnya begitu tau gelagat Minkyung yang dirasanya aneh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa?" tanyanya.

Tampak jelas kalau Minkyung sedang uring-uringan.

"Emosi nonton The Penthouse?" lanjutnya.

Drama Korea berisi manusia-manusia laknat itu memang bikin naik darah meski baru episode awal.

"Gue belum nonton," jawab Minkyung pelan.

Masih belum berniat keluar meski kelas mulai kosong. Juga karena orang yang membuat kepalanya panas masih bertahan di sini. Orang yang bahkan nggak pernah peduli dengan perasaannya. Orang yang ribuan kali terus mengabaikannya.

Tiba-tiba Minkyung merasa ia nggak kenal Wonwoo meski mereka sekelas sejak maba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiba-tiba Minkyung merasa ia nggak kenal Wonwoo meski mereka sekelas sejak maba. Wonwoo yang terlalu susah didekati bahkan untuk status teman kini makin jauh. Ada jarak yang terbentang semakin panjang antara dirinya dan Wonwoo sejak hadirnya Sooyoung.

Entah apa istimewanya gadis itu hingga membuat Wonwoo menjadi Wonwoo yang tak biasa. Kalau dibilang Minkyung cemburu, iya. Tapi ia diam karena nggak merasa punya hak.

Lalu sekarang saat Wonwoo harus terlibat dalam rumitnya hubungan Sooyoung dan Taehyung, jujur Minkyung nggak rela.

"Mantannya masih ngarep balikan," ucapnya tiba-tiba meski nggak ditujukan langsung pada Wonwoo.

"Mantan? Mantan siapa?"

Justru Hoshi yang bertanya bingung, mengira ia yang diajak bicara. Sambil mengingat-ingat mungkin ada drama Korea yang ceritanya tentang mantan yang ia kelewat nonton.

"Dia bukan cowok sembarangan mending nggak usah terlibat," sambung Minkyung lagi.

Terbukti dari Taehyung yang dengan gampang mendapatkan nomernya. Lalu dengan berani menemuinya meski nggak kenal.

Minkyung merasa dibalik Taehyung yang bisa bertingkah seenaknya sendiri karena ia banyak dukungan. Anak orang kaya, populer di kampus, temannya banyak. Saat berbuat salah pun pasti masih ada yang memaklumi.

"Lo ngomongin siapa sih?" heran Hoshi.

Ia lalu celingukan menoleh pada Wonwoo dan Seungkwan karena kini hanya mereka berempat yang tertinggal.

"Masih banyak cewek lain kenapa harus yang punya pacar."

Minkyung terus bicara sendiri nggak peduli Hoshi makin bingung.

Ia yakin Wonwoo mendengar meski terlihat sibuk dengan smartphone-nya sambil sesekali menunjukkannya pada Seungkwan.

"Sooyoung ya?"

Dan akhirnya Hoshi peka setelah tujuh purnama.

Minkyung diam yang artinya iya.

Justru Seungkwan yang jawab karena gatal sejak tadi ingin berkomentar.

"Mereka kan udah putus dan Sooyoung nggak ada niat balikan," katanya.

Karena ia memang sempat menanyai Sooyoung apa ada kemungkinan balikan, dan Sooyoung jawab nggak.

"Lo nggak ngerti," decak Minkyung malas.

Apa harus ia menjabarkan semuanya saat Wonwoo bahkan nggak bereaksi sama sekali?

"Emang gue nggak ngerti," gerutu Seungkwan sambil manyun dan menyenggol Wonwoo.

Memberi isyarat agar Wonwoo jangan diam saja. Tapi temannya itu tetap menutup mulutnya rapat dan memilih berdiri setelah mengambil tasnya.

Ini yang Seungkwan khawatirkan, Wonwoo akan keluar ruangan tanpa menjawab omongan Minkyung. Makanya ia mengekor tepat di belakang Wonwoo sambil ricuh sendiri.

"Woo," panggilnya.

Ia menoleh pada Hoshi agar seenggaknya ikut menahan Wonwoo. Tapi sayangnya Hoshi nggak paham.

Untungnya saat tepat berada di depan Minkyung, Wonwoo berhenti. Ia menoleh sejenak dan menatap gadis itu tajam.

"Biar gue yang urus," katanya singkat.

"Dia bisa ngelakuin apa aja buat balikan sama Sooyoung. Cowok kayak gitu nggak pernah mau kalah. Dia nggak akan ngebiarin ada yang ngerebut miliknya."

Emosi Minkyung makin menggebu begitu tau Wonwoo mulai menanggapinya.

Tapi Wonwoo tetap santai dengan rautnya yang dingin.

"Balikan hanya terjadi jika dua pihak setuju. Dan gue nggak ngerebut siapapun."

"Tapi lo dibilang ngerebut, dibilang selingkuhan, lo nggak marah jadi bahan omongan orang-orang?"

Bahkan Minkyung saja sakit hati mendengarnya.

"Marah sama siapa? Gue nggak kenal orangnya."

"Woo," desah Minkyung mulai frustasi.

Padahal harusnya ia tau Wonwoo memang sekeras kepala ini.

"Gue bilang biar gue yang urus."

Untungnya ucapan terakhir Wonwoo sebelum melangkah pergi dan menghilang dibalik pintu diikuti Seungkwan sedikit melembut.

Meninggalkan Minkyung yang sekuat tenaga menahan gemuruh dadanya. Ternyata ia memang belum merelakan Wonwoo sepenuhnya.

Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now