57

1.3K 364 21
                                    

"Kalau Sooyoung tau, dia pasti marah," decak Chungha.

Ia yang tadinya mau pergi beli pasta gigi jadi melipir ke rumah Wonwoo karena panggilan Seungkwan.

"Orangnya mana?" tanya Seungkwan begitu Chungha akhirnya menyusul duduk lesehan di teras.

"Nggak tau, di kamarnya kali."

Karena Chungha memang berniat pergi sebentar, jadi ia nggak pamit pada Sooyoung atau siapapun.

"Dia di rumah, Woo," kata Seungkwan sengaja.

Meski Wonwoo terlihat nggak peduli dan sibuk main game dengan bunyi tembakan terdengar berkali-kali.

"Kenapa? Nyariin Sooyoung?" tanya Chungha penasaran.

Lagi-lagi justru Seungkwan yang mengangguk.

"Gue yang mewakili Wonwoo. Gimana? Mantannya masih suka ganggu?"

"Ya gitu," jawab Chungha seadanya.

Ia rasa mulut Seungkwan ini setipe sama Doyoung dan Ten, cowok-cowok teman sekelasnya yang doyan gosip.

"Gue bilang juga apa, Woo. Lo harus nembak Sooyoung biar jadi pacar beneran. Biar mantannya nggak ganggu-ganggu lagi."

Walaupun ucapan Seungkwan ditujukan pada Wonwoo justru Chungha yang tersenyum menahan tawa.

"Iya kan? Gue bener kan?" sambung Seungkwan meminta persetujuan Chungha.

"Mungkin."

Sooyoung putus belum lama jadi Chungha sedikit ragu. Juga karena ia nggak tau perasaan Wonwoo yang sebenarnya.

"Jaman sekarang yang cerai aja langsung kawin lagi," imbuh Seungkwan seolah mematahkan pemikiran Chungha.

Menurut pemahamannya baik Wonwoo maupun Sooyoung saling tau perasaan masing-masing meski tanpa kata. Tapi tetap saja harus ada pernyataan biar sah.

"Lo suka Sooyoung?"

Pertanyaan Chungha yang membuat Seungkwan jadi kesal sendiri.

"Masa lo nggak tau? Burung-burung di kampus aja tau."

"Gue cuma memastikan."

Memang itu niat Chungha. Ia ingin mendengar dari mulut Wonwoo secara langsung. Tapi yang keluar justru kalimat lain.

"Nggak usah dengerin Seungkwan."

Membuat Seungkwan makin gregetan sendiri. Kalau Wonwoo terus kayak gini nggak akan ada kemajuan.

"Lo itu suka sama Sooyoung, ngaku!" perintahnya.

"Iya? Kalau iya mungkin gue bisa bantu," tawar Chungha.

"Nah kan, sahabatnya aja udah dukung. Jadi cepet nyatain perasaan lo ke Sooyoung."

Seungkwan makin menggebu karena kesal dengan respon Wonwoo yang lambat. Kalau ini lomba lari pasti Wonwoo ada di urutan terakhir.

"Keburu keduluan orang," timpalnya menakut-nakuti.

Tapi yang diajak bicara tetap saja bersikap santai. Masih sibuk dengan game-nya dan tanpa menoleh.

"Udah pernah," katanya.

"Pernah apa?"

Wajar Seungkwan bingung, Wonwoo kalau ngomong singkat dan sepatah-sepatah.

Sampai kemudian Chungha yang memekik girang.

"Pernah nyatain perasaan ke Sooyoung?" tanyanya antusias.

Iya? Apa mungkin? Chungha jadi penasaran sendiri. Tapi Sooyoung nggak pernah cerita.

Meski menggeleng nggak yakin tapi Seungkwan jadi ikut mencecar Wonwoo gemas.

"Serius lo pernah bilang suka sama Sooyoung?"

Hanya anggukan lemah Wonwoo yang menjawab tapi berhasil membuat Seungkwan dan Chungha menjerit heboh berdua.

"KAPAN?!" teriak mereka bersamaan.

"Waktu itu malem-malem."

"Kapan? Tadi malem? Kemarin malem? Malem Minggu?" kesal Seungkwan.

"Lupa, udah lama."

Tuh kan, gimana bisa omongan Wonwoo dipercaya. Seungkwan jadi terus meliriknya malas.

"Jangan percaya omongan gamer," bisiknya pada Chungha.

"Waktu itu malem-malem sebelum Sooyoung putus, di luar pagar di pinggir jalan sehabis buang sampah," jelas Wonwoo mendetail.

Membuat mulut Seungkwan langsung menganga. Berarti Wonwoo serius?

"Terus habis itu?" tanya Chungha.

Ia butuh kelanjutannya karena sama sekali belum pernah mendengar ini dari Sooyoung.

"Gerimis terus hujan," jawab Wonwoo.

"Gue bilang juga apa, jangan percaya gamer," ulang Seungkwan.

Tapi entah kenapa Chungha memilih percaya. Seperti terhubung takdir saat Sooyoung yang tadinya entah di mana tiba-tiba keluar kost sambil membawa plastik hitam di tangannya. Plastik yang Chungha tau berisi sampah justru membuat ia tersenyum lebar.

"Hei, pengkhianat," teriaknya yang membuat Sooyoung lekas menoleh.

Sooyoung dengan wajah bingungnya melihat Chungha bersama Seungkwan dan Wonwoo di teras rumah Wonwoo. Kenapa Chungha bisa ada di sana?

Lebih bingung lagi dengan Chungha yang tiba-tiba mengatainya pengkhianat. Apa maksudnya?

"Lo pengkhianat. Di webtoon suka Lee Suho tapi di drama berpaling ke Han Seojun," ulang Chungha.

Sumpah, Sooyoung masih nggak ngerti kenapa Chungha jadi membahas drama True Beauty yang bahkan belum tayang.

Sumpah, Sooyoung masih nggak ngerti kenapa Chungha jadi membahas drama True Beauty yang bahkan belum tayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now