39

2K 415 68
                                    

Belum terlalu malam saat Wonwoo mondar-mandir sambil menenteng plastik kresek berisi sampah ditangannya. Padahal tinggal dimasukkan ke tempat sampah besar yang ada di luar pagar rumahnya, yang akan diambil petugas kebersihan setiap pagi. Tapi Wonwoo memilih berdiri mematung sambil menatap rumah sebelah, kost Sooyoung.

Biasanya Sooyoung buang sampah di jam ini setiap dua hari sekali. Awalnya Wonwoo nggak sengaja lihat, tapi lama-lama sampai hapal kebiasaan Sooyoung itu. Karena itu berlangsung secara rutin sejak awal Sooyoung jadi penghuni kost.

Benar kan, tak butuh waktu lama Sooyoung memang keluar. Membawa satu plastik kresek berisi sampah dan beberapa kardus bekas yang sepertinya dari belanja online.

Sampai ia memasukkan semua bawaannya ke dalam tempat sampah depan kostnya, ia belum melihat Wonwoo. Baru saat berbalik nampak Wonwoo berdiri di samping tempat sampahnya sendiri.

Sedikit kaget karena Wonwoo cuma diam nggak menyapanya. Ditambah lagi lampu jalan yang remang-remang.

"Lo nunggu gue?" tanyanya.

Entah pertanyaannya ini masuk akal atau nggak. Sooyoung langsung menyesali ucapannya. Terlebih dengan jawaban Wonwoo.

"Gue buang sampah."

Sempat Wonwoo menunjukkan plastik di tangannya sebelum memasukkannya ke tempat sampah.

"Gue juga buang sampah, kirain lo nunggu gue mau buang sampah bareng."

Sooyoung nggak tau lagi kenapa ucapannya makin ngaco.

"Kenapa sih kita malem-malem jadi ngomongin sampah," decaknya.

"Kenapa sih kita malem-malem jadi ngomongin sampah," decaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia jadi menyusul Wonwoo dan duduk sembarangan di trotoar. Nggak peduli piyama yang dikenakannya kotor.

Dan Wonwoo seketika ikut duduk. Sering ia nggak sengaja melihat Sooyoung memakai piyama atau kadang memakai daster waktu di kost. Jadi ia sama sekali nggak kaget dengan penampilan Sooyoung.

"Kenapa rumah lo nggak dikost-in aja? Pasti banyak kamar kosong."

Kebiasan Sooyoung kalau bertemu Wonwoo memang suka bertanya banyak hal. Kali ini karena ia merasa rumah Wonwoo kalau malam terlihat seram.

"Gue nggak suka rame."

Jawaban Wonwoo yang sudah Sooyoung duga.

"Gue juga nggak suka rame tapi kalau tinggal di rumah sebesar ini sendirian..."

Sooyoung nggak jadi melanjutkan kalimatnya.

"Hantu?" tanya Wonwoo.

Sooyoung langsung meliriknya sinis. Belum terlalu malam, jalanan juga masih ramai, tapi tetap saja setelah ngomongin sampah sekarang malah ngomongin hantu.

"Lo bukannya suka drama thriller sama horor?"

Bahkan Wonwoo masih ingat bagaimana antusiasnya Sooyoung saat bercerita tentang mengerikannya drama-drama yang ia tonton.

"Gue nggak takut setan Park Il Do, gue nggak takut hantu Korea, gue lebih takut hantu lokal."

Mungkin itu karena mitos-mitos tentang hantu yang beredar di masyarakat.

"Menurut lo rumah gue berhantu?" tanya Wonwoo setelah sempat menengok ke arah rumahnya.

Sooyoung lagi-lagi langsung memberinya tatapan tajam. Meski Wonwoo pura-pura nggak tau.

"Kadang gue memang suka denger suara-suara aneh," sambungnya sengaja.

"Kalau gue mimpi buruk, lo harus tanggungjawab," ancam Sooyoung.

Ia sendiri heran, setan-setan Korea nggak ada harga diri di matanya. Tapi baca thread pengalaman horor di twitter bisa membuatnya takut ke kamar mandi tengah malam.

Dan Wonwoo cuma tertawa.

"Dulu nyokap sempat mau ngekost-in kamar-kamar di rumah. Tapi gue nggak suka rame dan nggak suka tinggal sama orang asing," ucapnya

Sooyoung lekas manggut-manggut. Ia juga nggak suka rame tapi nggak separah Wonwoo.

"Gue juga nggak suka rame, nggak suka nonton di bioskop, nggak suka nonton konser."

"Sama."

"Gue lebih suka nonton film di laptop. Lebih suka denger lagu pakai headset."

"Sama."

"Kok lo nyama-nyamain gue?" decak Sooyoung.

Sejak tadi yang dilakukan Wonwoo cuma menyetujui ucapannya.

"Karena memang sama. Kadang orang bilang gue introvert, kadang dibilang antisocial, terserah mereka."

"Gue juga, keberadaan gue antara ada dan tiada."

Omongan Sooyoung malah makin ngelantur. Dan Wonwoo tau kalau Sooyoung seperti ini artinya ada masalah dengan hubungannya dan Taehyung.

"Taehyung gimana kabarnya?"

"Kok nanyain Taehyung, lo suka cowok gue?"

Sooyoung lekas tertawa. Niatnya bercanda tapi sepertinya Wonwoo lagi nggak bisa diajak bercanda.

"Gue sukanya lo."

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Wonwoo. Saking lancarnya sampai Sooyoung ingin membenturkan diri ke tiang listrik di depan mereka. Takut ini mimpi, takut ini khayalannya, takut salah dengar, takut Wonwoo kerasukan Park Il Do.

Buru-buru Sooyoung berdiri.

"Udah malem, gue pulang," pamitnya.

Sejenak membersihkan piyamanya yang kotor lalu pergi tanpa menoleh. Lalu gerimis yang tiba-tiba turun seolah diutus oleh langit. Sooyoung jadi membatin setelah sempat melirik keberadaan Wonwoo, ini bukan drama Korea.

 Sooyoung jadi membatin setelah sempat melirik keberadaan Wonwoo, ini bukan drama Korea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now