19

2K 515 56
                                    

Chungha terus merutuk dirinya sendiri. Apa ia telah melakukan kejahatan besar di kehidupan sebelumnya hingga harus terjebak di situasi nggak nyaman seperti ini.

Atau ia berdosa karena menyelinap pergi saat Sooyoung sedang ke toilet? Ia memang diam-diam pergi karena ajakan Taehyung untuk bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atau ia berdosa karena menyelinap pergi saat Sooyoung sedang ke toilet? Ia memang diam-diam pergi karena ajakan Taehyung untuk bertemu. Dan ia setuju dengan niat membantu hubungan Sooyoung dan Taehyung yang tak kunjung akur.

Tapi ternyata Taehyung nggak sendiri, ia datang bersama Lalisa. Membuat Chungha jadi serba salah. Mau ngomong jujur ke Taehyung tentang semua yang Sooyoung rasakan jadi nggak leluasa.

Terlebih Lalisa cantik sekali. Benar kata Sooyoung, cantiknya Lalisa itu levelnya udah beda.

 Benar kata Sooyoung, cantiknya Lalisa itu levelnya udah beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chungha jadi menatap Taehyung dan Lalisa bergantian. Apa sebagai cowok, Taehyung nggak sedikitpun naksir Lalisa? Secara mereka selalu sama-sama.

"Dia udah punya cowok," ucap Taehyung seakan bisa membaca pikiran Chungha.

"Gue cuma mau jelasin yang kemarin biar lo nggak salah paham. Gue nggak nyuruh Sooyoung beneran minta maaf ke Lalisa. Gue cuma minta seenggaknya basa-basi bilang sorry nggak bisa dateng atau gimana terserah. Sorry, kata maaf sebagai temen bukan sebagai orang asing."

Jelas terlihat Taehyung tampak frustasi di setiap ucapannya.

"Lalisa sahabat gue, Sooyoung cewek gue. Gue penginnya Sooyoung juga bisa temenan sama Lalisa atau temen-temen gue yang lain. Tapi kenapa nggak bisa? Kenapa Sooyoung kesannya malah ngejauh?" tanyanya.

Chungha cuma meringis serasa dipojokkan.

"Gue nggak tau, tanya aja sendiri ke Sooyoung."

Mau nggak mau, Chungha jadi melimpahkan semuanya ke Sooyoung. Nggak mungkin kalau ia bilang karena Sooyoung nggak nyaman.

Lalu tiba-tiba terlintas bagaimana ricuhnya Sooyoung dan Seungkwan, bagaimana hebohnya Sooyoung membahas drama dengan Hoshi dan Minkyung. Baru kenal tapi seakrab itu artinya Sooyoung nyaman.

Dalam hati Chungha juga bertanya-tanya kenapa Sooyoung gampang berbaur dengan temen-teman Wonwoo tapi dengan teman-teman Taehyung malah nggak.

"Gue juga mau temenan sama Sooyoung kayak lo sama dia. Main bareng, pergi bareng."

Suara Lalisa yang memecah lamunan Chungha.

"Kita biasanya nonton drama Korea bareng," jawabnya.

"Drama Korea ya?"

Terlihat jelas kalau Lalisa nggak begitu tertarik. Drama Korea bagi sebagian orang memang nggak menarik, tapi bagi sebagian lainnya seperti candu.

"Gue beneran pengin bisa deket sama Sooyoung. Tolong bilang ke dia jangan marah ke Taehyung lagi. Lupain aja tentang pesta ulang tahun gue. Gue beneran nggak masalah Sooyoung nggak dateng."

Untung Lalisa yang ngomong, kalau Taehyung mungkin Chungha udah ceramah dari A sampai Z ngalahin ustadzah.

"Sooyoung marah karena Taehyung nuduh dia cemburu."

"Gue nggak nuduh, gue nanya," sambar Taehyung cepat.

Dari sini Chungha tau, sifat nggak mau ngalah Taehyung sama saja dengan Sooyoung.

"Tapi Sooyoung beneran nggak pernah cemburu," yakin Chungha.

"Mungkin lo yang cemburu kalau Sooyoung deket sama cowok lain," sambungnya.

Dan Taehyung cuma diam, artinya iya. Terbukti dari ia yang kelabakan begitu melihat Sooyoung di teras rumah Wonwoo.

Karena Taehyung sadar, Wonwoo adalah tetangga yang sering Sooyoung ceritakan. Yang katanya mirip karakter drama atau webtoon yang sering Sooyoung akui sebagai pacar.

Emosinya yang sesaat jadi menyimpulkan kalau Sooyoung dekat dengan Wonwoo untuk membalas kedekatannya dengan Lalisa.

"Bilang ke Sooyoung, gue minta maaf udah nuduh sembarangan. Jelasin semuanya ke dia biar nggak salah paham."

Akhirnya Taehyung sedikit nurunin egonya. Tapi tetap nggak tepat kalau bilangnya ke Chungha.

"Ngomong sendiri ke orangnya," suruh Chungha.

"Dia pasti masih ngambek."

"Lo yang ngambek duluan kayak anak kecil. Lo yang ngediemin Sooyoung duluan cuma gara-gara pesta ulangtahun."

Sekilas Chungha melirik Lalisa, takut ucapannya menyinggung.

"Lo yang menghindar pura-pura nggak lihat waktu Sooyoung nyariin," lanjutnya.

Mewakili Sooyoung menumpahkan seluruh amarahnya.

"Taehyung juga punya alasan, dia mau Sooyoung berubah. Apa salah gue sama temen-temen gue sampai dia nggak mau temenan sama kita? Apa kita nggak pantas dijadiin temen?"

Kini Lalisa yang bicara. Chungha jadi merasa dikeroyok.

Ucapan Lalisa nggak sepenuhnya salah. Memang benar Sooyoung yang nggak bisa berteman dengan mereka. Bukan nggak mau tapi nggak bisa, karena Sooyoung udah pernah nyoba.

"Taehyung pengin Sooyoung berubah tapi apa Taehyung pernah punya niat berubah demi Sooyoung? Seenggaknya dukung hobinya atau dukung kesenangannya."

Chungha jadi menatap Taehyung dan Lalisa bergantian. Mereka yang cuma saling lirik. Entah darimana ia mendapat keberanian ini.

"Gue bukannya nakutin. Tapi kalau lo nggak bisa ngasih kenyamanan ke Sooyoung, jangan salahin dia kalau nyari kenyamanan di orang lain," tegasnya ke Taehyung.

Lebih ke sebuah ancaman, yang Chungha merinding sendiri setelah mengatakannya. Itulah kenapa setelahnya ia memilih buru-buru pergi. Nggak mau ketahuan dibalik kata-katanya yang mengesankan, tangannya gemetar tak karuan.

Second Lead Syndrome ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang