35

1.7K 425 16
                                    

"Pulang bareng Chungha nggak masalah kan? Gue lagi nggak di kampus ada acara sama temen nggak tau kapan pulangnya."

Ucapan Taehyung di seberang telepon yang Sooyoung cuma bisa mengiyakan. Ia juga sebenarnya nggak pernah meminta untuk selalu diantar jemput oleh Taehyung. Toh ia punya motor sendiri. Atau kadang pakai motor Chungha ganti-gantian.

Meski Chungha sudah pulang sejak tadi, nggak masalah bagi Sooyoung. Jarak kampus ke kost nggak seberapa jauhnya. Ia bisa minta Chungha jemput. Atau ia bisa pesan ojek online. Banyak jalan menuju pulang.

Hanya saja Sooyoung lebih memilih menikmati angin kampus sore hari. Suasana kampus yang beranjak sepi. Mobil dan motor yang satu persatu meninggalkan gerbang. Tawa mahasiswa meski dengan muka lelah yang senasib dengannya.

Sooyoung cuma bisa tersenyum sendiri sambil duduk di bangku panjang dekat post satpam. Sesekali diliriknya satpam kampus yang tampak nggak peduli dengan keberadaan dirinya.

Rasa kecewa pada Taehyung yang tadi sempat ada perlahan menghilang. Tanpa diantar pulang oleh Taehyung pun, Sooyoung masih baik-baik saja. Bahkan rasanya makin membaik saat ia melihat seseorang datang.

Wonwoo dengan motornya yang berhenti tepat di depan Sooyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wonwoo dengan motornya yang berhenti tepat di depan Sooyoung. Tanpa bicara sepatahkatapun dan lebih memilih menatap Sooyoung aneh.

 Tanpa bicara sepatahkatapun dan lebih memilih menatap Sooyoung aneh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue mau pulang nggak bawa motor. Chungha udah pulang. Yang biasa antar jemput gue lagi sibuk," jelas Sooyoung tanpa diminta.

Sorot mata Wonwoo cukup menjelaskan kalau ia ingin bertanya banyak hal. Tapi karena orangnya males ngomong jadi diam saja. Untung Sooyoung peka.

"Gue nebeng lo," sambungnya tiba-tiba.

Bahkan ia naik motor Wonwoo tanpa permisi. Membuat yang punya sedikit kaget hingga tetap mematung.

"Udah, gas buruan," suruhnya.

Dan anehnya Wonwoo menurut.

"Lo pasti nggak pernah boncengin cewek ya? Minkyung pernah lo bonceng nggak?"

"Nggak."

Jawaban Wonwoo sesuai dugaan Sooyoung. Ia jadi manggut-manggut sendiri. Ada kesenangan yang nggak bisa dijelaskan kenapa.

"Terus lo pernahnya boncengin siapa?"

"Seungkwan."

Sooyoung langsung tertawa begitu terbayang muka Seungkwan.

"Kalau motor kayak gini lihat cowok boncengin cowok biasa aja. Coba kalau motornya Taehyung boncengin cowok, aneh banget ntar pas ngerem tiba-tiba pegangan."

Lagi-lagi Sooyoung tertawa. Tapi tawanya langsung berhenti mendengar pertanyaan Wonwoo.

"Taehyung ke mana?"

"Pergi sama temennya."

"Sering kayak gini?"

"Lumayan."

Sooyoung sendiri nggak tau arti kata lumayan. Yang jelas Taehyung memang lebih sering pergi dengan teman-temannya dibanding ia yang pacarnya. Kadang merasa tersisih tapi Sooyoung sadar diri karena saat diajak pun ia nggak minat. Jadi ia bebaskan saja Taehyung.

"Lo sibuk nggak?"

Alis Sooyoung jadi mengkerut.

"Sibuk apa?" bingungnya.

"Gue mau beli makan dulu."

Baru Sooyoung mengerti.

"Nggak apa-apa, gue nggak sibuk."

Palingan nanti malam baru sibuk nonton drama 365: Repeat the Year. Itu juga baru rencana.

"Cuma bentar, gue belinya dibungkus."

Wonwoo jadi membelokkan motornya ke salah satu warung tenda.

"Lo nggak mau nitip?" tanyanya.

"Nggak, gue nanti malem aja beli sama Chungha."

Dan Sooyoung memilih menunggu di luar. Tiba-tiba ia jadi teringat cerita Seungkwan yang bilang Wonwoo sebenarnya anak orang kaya. Rumah aslinya ada di luar kota. Rumah yang ditempati sekarang dibeli pas kakaknya kuliah. Katanya Wonwoo juga punya rumah kost yang nggak jauh dari kampus. Entah benar atau nggak.

Yang bikin Sooyoung salut, pembawaan Wonwoo tetap sederhana.

Tak berapa lama Wonwoo keluar dengan menenteng plastik entah apa isinya.

"Nyokap lo belum pulang?"

Sooyoung jadi bertanya penasaran.

"Bulan depan."

Kalau cerita Seungkwan benar berarti ibunya Wonwoo bukan pulang tapi menengok anaknya.

"Lo mau mampir ke mana? Gue anter," tawar Wonwoo tiba-tiba.

Sooyoung jadi memutar bola matanya. Mau ke mana? Ia nggak punya rencana apapun. Tapi kalau langsung pulang kok rasanya nggak rela.

"Gue nggak mau ke mana-mana."

Kenapa Sooyoung jadi menyesali ucapannya. Tapi ia sungguh nggak kepikiran mau ke mana. Atau memang Wonwoo yang membuatnya nggak bisa berpikir waras. Ia jadi terus diam bahkan setelah kembali naik motor Wonwoo.

Wonwoo naik motor cukup santai untuk ukuran cowok. Nggak terlalu pelan tapi nggak ngebut.

"Kenapa lo pilih motor matic?"

Pertanyaan nggak penting tapi ingin saja Sooyoung tanyakan.

"Nyaman."

Benar, itu yang paling penting. Dan Wonwoo memang lebih mengutamakan kenyamanan daripada penampilan.

"Kenapa? Karena motor matic motornya ibu-ibu?"

"Motor gue juga matic dan gue bukan ibu-ibu," protes Sooyoung.

Wonwoo cuma tertawa. Entah perasaan Sooyoung saja atau memang akhir-akhir ini Wonwoo sering tertawa. Dan juga sering membuat Sooyoung senam jantung.

"Cowok lo nggak marah kalau tau lo pulang sama gue?"

"Kenapa mesti marah?"

"Cemburu."

Second Lead Syndrome ✔Where stories live. Discover now