10

2.1K 484 64
                                    

"Hai?!"

Sapaan macam apa itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sapaan macam apa itu. Sooyoung langsung menyesali ucapannya yang justru memunculkan canggung.

Apalagi manusia yang ia sapa terlihat nggak peduli dan sibuk nyuci motornya. Sore hari saat ia baru pulang kuliah.

"Kayaknya mau hujan," katanya lagi seperti bicara sendiri.

Satu hal lagi yang Sooyoung baru tau tentang Wonwoo, kerajinan. Cuci motor sendiri padahal banyak di luar sana jasa cuci motor dengan biaya murah.

"Sekalian cuciin dong punya gue."

Nggak tau situasinya pas atau nggak untuk Sooyoung bercanda. Karena sejak tadi omongannya nggak digubris Wonwoo. Untungnya untuk ukuran cewek, Sooyoung lumayan bermuka tebal dan nggak tau malu.

"Bawa sini."

Eh? Eh? Sooyoung nggak salah dengar? Ia berganti melongo sambil terus menengok ke arah Wonwoo di carport rumahnya.

Eh? Eh? Sooyoung nggak salah dengar? Ia berganti melongo sambil terus menengok ke arah Wonwoo di carport rumahnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Bawa sini, itu motor nggak dicuci berapa abad?"

Barulah ucapan Wonwoo menyadarkan lamunan Sooyoung. Sebuah pertanyaan sekaligus sindiran.

Sooyoung jadi melihat motornya sendiri yang memang kotor banget. Ia baru sadar kenapa ia jorok sekali jadi cewek.

"Serius?" tanyanya ragu.

Gimana Sooyoung nggak ragu, ia dan Wonwoo nggak sedekat dan seakrab itu hingga dicuciin motornya.

"Serius, gue suka risih lihat yang kotor-kotor."

"Lo OCD ya?"

Obsessive-Compulsive Disorder, biasanya penderitanya sangat mementingkan kebersihan dan kerapian. Itu yang Sooyoung pernah dengar. Tapi kayaknya Wonwoo nggak, mana ada penderita OCD ngabisin waktu buat main game berjam-jam.

Akhirnya Sooyoung memang menuntun motornya menuju halaman rumah Wonwoo yang hanya berjarak sejengkal. Ia lalu duduk di atas motornya seolah menunggu giliran. Diperhatikannya Wonwoo yang masih asik dengan selang di tangannya.

"Di ujung jalan ada tempat cuci motor. Kenapa milih nyuci sendiri?" tanyanya.

Dan Wonwoo menjawabnya tanpa menoleh.

"Di ujung jalan ada tempat cuci motor. Kenapa motor lo nggak pernah dicuci?" balasnya telak.

Sooyoung lekas tertawa. Nggak nyangka Wonwoo bakal membalikkan pertanyaannya kayak gini.

"Gue sibuk, nggak ada waktu," katanya beralasan.

Masih menatap lekat Wonwoo dengan kesibukannya.

"Di rumah nggak ada orang?" tanya Sooyoung penasaran.

Rumah Wonwoo yang selalu sepi jadi tampak dingin seperti penghuninya. Bahkan Sooyoung nggak tau ada berapa orang yang tinggal di sana.

"Nggak ada."

"Pada ke mana?"

"Pergi."

"Kaku bener, kanebo lo aja kalah," cibir Sooyoung.

Kebetulan tak jauh dari Wonwoo memang ada kanebo yang dipersiapkan untuk motornya.

Diledek begitu, Wonwoo cuma tersenyum.

"Nyokap lagi ke luar kota nyusul bokap. Bokap gue kerja di luar kota, pulangnya bisa sebulan sekali. Kakak gue udah nikah ikut suaminya, gue sendirian."

Dan Wonwoo jadi bercerita panjang tanpa diminta.

"Lo anak bungsu? Sama, gue juga. Tapi kakak gue cowok belum nikah. Nggak tau kenapa nggak nikah-nikah padahal udah tua, mungkin cita-citanya jadi jomblo cap kaki tiga."

Sooyoung mulai mengoceh sendiri. Menceritakan keluarganya seolah ia dan Wonwoo sudah kenal lama. Satu hal yang ia rasa, nyaman.

"Lo serius mau cuciin motor gue?" yakin Sooyoung sekali lagi.

Wonwoo jadi menoleh setelah mematikan kran air yang mengalir di selangnya.

"Kenapa?" tanyanya.

Kenapa niat baiknya masih Sooyoung pertanyakan? Atau mungkin yang dilakukannya terlalu aneh? Atau Sooyoung mencurigainya punya niatan lain? Atau ia terlalu sok kenal dekat? Wonwoo jadi sibuk berprasangka sendiri.

Tapi Sooyoung justru menuntun motornya menjejeri motor Wonwoo.

"Kalau gitu motor gue biar di sini, gue pulang dulu mau mandi. Udah bau keringet, mana rambut udah lepek, mau keramas," katanya tanpa beban.

Ia berjalan menuju kostnya dengan helm yang masih menempel di kepala. Yang menurut Wonwoo malah lucu.

"Nah gitu senyum, senyum itu ibadah," suruh Sooyoung, ia yang tiba-tiba berbalik lalu tertawa.

Bahkan Wonwoo sendiri nggak sadar kalau ia lagi senyum.

Bahkan Wonwoo sendiri nggak sadar kalau ia lagi senyum

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Second Lead Syndrome ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant