63

1K 282 10
                                    

"Yakin?"

"Yakin, tapi apa untungnya buat lo?"

Pertanyaan Minkyung beberapa hari lalu yang Taehyung bahkan nggak memberinya jawaban. Bukan karena ia nggak mau tapi nggak tau jawabannya apa.

Apa untungnya saat Sooyoung dan Wonwoo ternyata nggak pacaran? Setelah Taehyung pikirkan, sama sekali nggak ada yang berbeda, nggak ada yang berubah. Lalu apa untungnya? Ini bahkan bukan adu keberuntungan.

Apa Sooyoung akan kembali padanya? Rasanya Taehyung ingin memaki diri sendiri karena sempat berpikir seperti itu. Setelah semua yang ia lakukan sangat keterlaluan jika ia berani meminta untuk balikan. Lagipula, ia tau pasti Sooyoung akan menolak.

"Kayaknya lo butuh ketemu Sooyoung terus ngomong baik-baik. Omongin semua yang masih mengganjal di hubungan kalian, setelah kalian putus, tentang rasa bersalah lo, penyesalan lo. Yakin nanti perasaan lo bakal lebih lega."

Taehyung jadi melirik Lalisa, sepeka itukah sahabatnya hingga tau tentang keresahannya.

Taehyung jadi melirik Lalisa, sepeka itukah sahabatnya hingga tau tentang keresahannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Dia nggak mau ketemu gue."

"Itu karena lo gangguin dia terus," decak Lalisa kesal.

Wajar kalau Sooyoung terus menghindar karena keberadaan Taehyung cuma membuat risih.

"Minta ketemu baik-baik, bilang habis ini nggak bakal ganggu-ganggu lagi. Dan lo harus beneran nggak ganggu Sooyoung lagi. Mau dia jadian sama Wonwoo atau siapapun, lo nggak boleh ikut campur," sambungnya.

"Gue pikirin dulu."

Jelas kalau Taehyung masih terlihat nggak rela. Lalisa tau itu.

"Soal cewek yang namanya Minkyung, dia bukan siapa-siapanya Wonwoo. Jadi nggak ada gunanya buat lo."

Dan mendengar ucapan Lalisa ini, Taehyung lekas mendongak.

"Lo tau dari mana?" tanyanya.

Seingatnya ia cuma cerita sepatah-sepatah tentang Minkyung.

Taehyung sepertinya lupa kalau ia dan Lalisa bergaul di lingkup yang sama. Kalau ia dengan gampang mendapatkan informasi tentang Minkyung, maka Lalisa juga.

"Lo salah sangka tentang gue sama Minkyung. Kita nggak sedekat itu. Gue cuma sedikit butuh bantuan dia."

"Buat ganggu hubungan Sooyoung dan Wonwoo?" potong Lalisa cepat.

"Gue cuma butuh beberapa informasi. Tapi kalau dia ngelakuin sesuatu, itu diluar kendali gue."

Karena memang seperti itu, mungkin terkesan jahat tapi Taehyung memang sedikit memanfaatkan Minkyung. Terserah Minkyung mau apa dengan Wonwoo, itu bukan urusannya.

"Lo nggak mikir apa gimana seremnya cewek yang sakit hati? Lo nggak takut kalau dia bisa aja nyakitin Sooyoung?"

Kata-kata Lalisa ini seakan baru menyadarkan Taehyung. Sebelumnya ia memang nggak pernah terpikir sampai sana.

Dan ia sama sekali nggak kenal dengan Minkyung. Taehyung nggak bisa menilai gadis itu hanya dengan satu dua kali bertemu.

"Makanya kalau mau ngapa-ngapain itu dipikir dulu," amuk Lalisa.

Jangan sampai yang dilakukan Taehyung merugikan diri sendiri atau justru orang lain.

"Kira-kira Minkyung bakal ngapain?"

Mau tak mau Taehyung jadi mulai kepikiran. Setelah ia ingat-ingat, raut Minkyung jelas cemburu pada Sooyoung.

"Mana gue tau," sentak Lalisa kesal.

Ia bahkan bukan temannya Minkyung.

"Udah, nggak usah dipikirin. Dia nggak akan aneh-aneh ke Sooyoung," yakinnya berusaha berpikir positif.

"Lagian ada Wonwoo yang bakal ngelindungin Sooyoung kalau dia macem-macem," lanjutnya.

Enteng banget Lalisa bicara sampai nggak sadar kalau manusia di depannya jadi menatapnya sayu. Bahkan butuh beberapa detik sampai Lalisa tau kalau kalimat terakhirnya membuat raut Taehyung berubah kecewa.

"Ups, sorry," sesalnya.

"Ups, sorry," sesalnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Second Lead Syndrome ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora