46

1.4K 360 15
                                    

Ketika last seen whatsapp dimatikan, ceklis biru dimatikan, tapi kadang masih terlihat saat online, ada dua kemungkinan. Antara orangnya memang pemalas atau sedang tidak ingin diganggu.

Dan kemungkinan kedua yang Wonwoo kira tengah terjadi pada Sooyoung kini. Chat tanpa balasan yang membuatnya gelisah berhari-hari. Ia hanya bisa bertanya-tanya dan menerka jawabannya sendiri.

Setelah pengakuan Sooyoung tentang dirinya yang putus dari Taehyung, gadis itu seperti menghilang di telan bumi. Bahkan untuk menemukan sekelebat bayangannya pun Wonwoo kesulitan. Padahal jarak rumahnya dan kost Sooyoung hanya sejengkal. Tapi yang bisa Wonwoo lakukan cuma diam dan menunggu entah sampai kapan.

"Telpon dong, lo nggak punya pulsa ya?"

Seperti bisa membaca pikiran Wonwoo, Seungkwan berujar pelan.

Dan bukannya menjawab ucapan Seungkwan, Wonwoo justru melempar hapenya ke sofa meski pelan. Ini jelas bukan Wonwoo yang frustasi karena kalah main game.

"Atau samperin ke kostnya? Gue anter," tawar Seungkwan.

Tentu langsung Wonwoo tolak.

"Nggak!"

Baginya, cukup berdiam di teras, cuci motor di halaman, buang sampah keluar, lari pagi di jalan, atau beli makan tak jauh dari rumah. Hal-hal lumrah dengan harapan bisa bertemu Sooyoung atau sekedar melihat dari kejauhan. Meski sampai sekarang belum membuahkan hasil.

"Kata Minkyung, Sooyoung lagi patah hati. Jadi mau dibiarin aja?"

"Dia nggak lagi patah hati."

Entah mungkin kali ini Wonwoo memang sok tau. Tapi yang jelas ia tau gosip tentang putusnya Sooyoung dan Taehyung yang beredar di kampus. Ia dengar dari sumber yang bisa dipercaya. Berarti perkataan Sooyoung hari itu benar.

"Gue nginep sini ya."

Seungkwan langsung memeluk bantal sofa dan berbaring meski belum Wonwoo setujui.

"Gue nggak mau lo sendirian," lanjutnya lalu tertawa sambil memejamkan mata.

Meski Wonwoo terlihat nggak peduli. Terserah Seungkwan mau tidur di sofa, di kamar, atau bahkan di dapur.

Ia memilih beranjak keluar setelah mengambil kembali smartphone yang tadi ia geletakkan lalu memasukkannya ke saku celana.

"Mau cari angin," pamitnya.

Seungkwan langsung bangkit duduk.

"Cari angin apa cari Sooyoung? Nanti masuk angin," ledeknya sebelum kembali berbaring.

Sejak sore ia memang berada di rumah Wonwoo meski dengan sedikit memaksa. Dan sekelumit kisah Wonwoo juga perasaan tersembunyinya untuk Sooyoung, sedikit banyak Seungkwan paham.

Dingin, itu yang Wonwoo rasa begitu sampai di teras. Entah cuma perasaannya saja atau malam ini memang terasa lebih dingin dari biasanya.

Meski nggak ada tujuan jelas, Wonwoo terus melangkah ke halaman. Sekedar jalan tanpa arah pasti, atau nggak ada salahnya pergi membelikan cemilan untuk Seungkwan ke minimarket di dekat pertigaan.

Baru Wonwoo berniat membuka pintu gerbang rumahnya yang ia tutup sejak sore, saat suara-suara sumbang mengusik telinganya. Suara riuh dari rumah sebelah yang membuat Wonwoo langsung menoleh.

Kadang, saat kita nggak berharap apapun tiba-tiba keinginan kita terwujud begitu saja

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Kadang, saat kita nggak berharap apapun tiba-tiba keinginan kita terwujud begitu saja. Mungkin itu yang terjadi pada Wonwoo kini.

Sooyoung, yang langsung ia kenali meski ada beberapa orang lain di sana.

Sooyoung, yang langsung tau keberadaan Wonwoo meski lampu jalan sekilas remang-remang.

Kini, mereka hanya saling pandang dalam diam.

Kini, mereka hanya saling pandang dalam diam

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Second Lead Syndrome ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz