1. Nangis.🌹

26.6K 867 78
                                    

Ada yang nungguin ini dipublish?
Maaf kalo lama, ya. Makasih udah sabar selalu.🤗🤗. Semoga ceritanya bisa semakin cocok dan selaku memberi banyak amanat untuk kalian para pembaca. Jangan lupa ambil setiap hikmah yang ada.



[ALINA'S LOVE]

"~~Huu! Aaanak haraam. Wlee! Anak haraam."

"~Putra anak haram, ga punya bapak.~"

Nyanyian nan menjengkelkan itu tiada hentinya mengalun layak nyanyian indah. Putra tak sedikitpun memberi respon atas apa yang semua temannya sorakan seolah ingin semua masuk terdengar ke telinganya ini.

Putra duduk dengan datar layak orang bisu tuli. Lalu Putra lanjut memutar tubuhnya diatas kursi untuk mengambil buku yang ada di ransel yang sudah menyerupai barang rongsok ini.

"Pelajaran apa ya udah ini?"

"Oh, mtk. Haha. Gampang, ga usah belajar." Putra terkekeh angkuh menyimpan buku matematikanya itu.

"Anak haram! Woy! Diem mulu, lo? Takut dihukum lagi ama guru, ye?"

Anak laki-laki berbaju putih merah super bersih itu melotot begitu angkuh pada Putra yang sekarang tak sedikitpun menggubris.

"Anak baru tapi songong! Gue disini bos!"

"Gue cucu mantan sekolah! Tahu, kagak? Hah!" Bentak anak bertubuh gembul itu dengan semakin berani menggebrak meja.

"Minggir!" Desis Putra menengadah dengan tatapan tajam menakutkannya itu.

"Si anak haram songong amat! Kata mamah aku juga, dia itu anak haram."

Putra yang sedang membeku berusaha meredam kemarahannya seketika memutar kepalanya, menatap pada sosok gadis mungil yang berbisik begitu sengaja agar terdengar.

Usia Putra sudah sembilan tahun, tapi Putra tak tahu siapa ayahnya. Ibunya selalu bilang jikalau ayahnya sibuk mencari uang, tapi selembar foto pun tak pernah mampu ibunya beri lihat sebagai bukti. Putra sendiri ingin tahu siapa ayahnya.

"~Anak haram! Ga punya bapak, ibunya miskin~~. Hahaha."

"Hahaha. Bajunya kotor, lusuh, kayak gembel."

Putra seketika menengadah seolah meminta orang tersebut meneruskan ucapannya. Putra membengis seiring sadar ibunya telah direndahkan, tangannya mengepal penuh amarah.

"Anak ha-."

"Woy! Udah, woy! Die mau kambuh!" Bisik para anak kecil jahil itu yang masih tidak bisa menyembunyikan kekehan merendahkannya pada Putra.

Para anak-anak sudah banyak terhasut. Putra yang anak haram, ekonominya miris, lalu mentalnya yang jauh dari kata sehat. Semuanya seolah sempurna menjadi satu.

"Diem, woy! Diem! Die tu juara silat se Kota!" Bisik salah satu anak yang bertubuh cukup tinggi besar, kepada semua temannya.

"Tapi budak ini orang miskin."

'Bugh!'

Tanpa diduga, Putra pun akhirnya kehilangan kontrol. Dirinya menonjok begitu penuh kekuatan pada sisi wajah anak laki-laki yang setia berdiri disampingnya setelah tadi mengejek merendahkan dengan semangat.

Alina's Love Story [TAMAT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora