58. Liburan

711 72 10
                                    

Di dalam mansion mewah, di salah satu kamar, Putra melakukan video call dengan sahabat-sahabatnya. Ia beritahu mereka kalau dirinya sedang berlibur di Singapura, tinggal di mansion, lalu nanti akan jalan-jalan. Alina yang sedang memasak di dapur yang tidak terhalang dinding bisa mendengar percakapan mereka.

Ini pagi hari, Rangga masih tidur. Sesaat Alina datang ke kamar tuk mengecek suaminya, ternyata masih nyenyak.

"Mamah, lagi masak apa?" tanya Putra sembari menahan ponsel tuk sejajar dengan wajah.

"Lagi masak sop, sayang. Putra mau bantu mamah?"

"Ish, ga mauu."

"Hallo, aunty!"

"Haii! Good morning! Kalian apa kabar?" tanya Alina melambaikan tangan.

"Aunty, you know? My mom very excited when she tell me about that birkin," ucap Dzack si bocah tampan memiliki wajah campuran Arab.

Kehadiran Rangga dengan wajah bantalnya membuat Alina terkekeh. Tak diduga, Rangga begitu datar mendekati istrinya tanpa tujuan yang jelas.

"Masih ngantuk, ya? Jangan tidur lagi. Udah jam tujuh ini." Alina tersenyum sembari melanjutkan masak.

"Pah, ke kebun binatang kapan?"

"Nanti."

"Oh."

"Kenapa, mas, kok diem terus? Masih ngantuk, ya?"

"Nih!"

"Aww!" kejut Alina terperanjat kecil mendapati benda setengah dilempar ke hadapannya.

"Haa? Ini apa?" gumamnya dengan simpul manis di bibir.

Rangga tersenyum lebar menyaksikan istrinya meraih kotak kado berukuran tak besar disana. Kotaknya berwarna pink dengan tambahan abu.

Kado itu diangkat. Alina meminta ijin tuk membuka.

"Eits! Cium dulu." Rangga menahan gerakan istrinya yang akan menarik pita kado.

"Hehehe. Sini, sini, turun." Alina menarik bahu suaminya agar turun.

"Ekhem!"

Dehaman Putra membuat Alina spontan mendorong dada suaminya.

"Iih! Mamah sama papah ciuman terus kerjaannya! Mana ga tahu tempat!" teriak Putra di kejauhan sana, di area salah satu ruang keluarga tanpa ada dinding pemisah.

"Udah, ah. Putra mau ke balkon aja!"

"Hmpt." Rangga menunduk menahan tawa. Tiba-tiba perutnya diberi pukulan. Ia pun tertawa besar.

"Ssut. Udah, ah. Aku buka kadonya, ya."

"Buka. Tapi jangan kaget kalo isinya uler."

Seketika Alina menggeram memperingati. Suaminya malah membelai di pinggang.

Kotak itu pun Alina buka. Isinya diluar dugaan. Ia sampai mundur membekap bibir.

"Surpriseees!" ucap Rangga dengan datar, namun begitu manis membuka kedua tangan.

"Kamera? Bukannya ini yang aku bilang semalem? Bukan! Jam satu pagi, lho, aku bilangnya."

"Udah adaa? Mas serius? I-ini yang aku mau. Persis!"

"Kapan belinya?"

"Kepo."

"Haha. Serius, akuu."

"Kepo." Rangga mengedik jahil.

Alina semangat membuka box kamera itu. Ia ambil kamera itu dengan hati-hati, ia peluk di depan dada.

Belaian di pipi membuat Alina bersemu merah. Ia mendongak dengan binar mata mengucap terima kasih banyak.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now